CARA BINATANG
MENDIDIK ANAKNYA
Oleh: Drs. H. Yusron
Hadi, MM
1. Binatang
atau hewan adalah makhluk bernyawa yang mampu bergerak, berpindah tempat, mampu
bereaksi terhadap rangsangan.
2. Tetapi,
tidak berakal budi, seperti anjing, kerbau, dan semut.
3. Binatang
ternak ialah binatang yang biasa diternakkan, diambil manfaatnya, seperti lembu
dan kambing.
4. Binatang
piaraan biasanya dipiara untuk kesenangan, misalnya anjing, kucing, dan burung.
5. Binatang
menyusui disebut mamalia, yaitu kelompok binatang dalam kelas vertebrata, si
betina menyusui anaknya.
6. Vertebrata
ialah binatang yang bertulang belakang, seperti binatang menyusui dan burung.
7. Binatang
buas atau liar biasanya bersifat ganas dan memusuhi manusia, seperti harimau
dan serigala.
8. Binatang
melata sering disebut reptilia.
9. Reptilia
ialah binatang melata yang merupakan salah satu kelas vertebrata.
10. Terdiri
atas beberapa bangsa, misalnya, kura-kura, penyu, kadal, ular, dan buaya.
CARA BINATANG MENDIDIK ANAKNYA.
11. Mendidik
anak manusia adalah memimpin manusia yang masih kecil agar mampu mandiri.
12. Anak
mampu mengatasi masalahnya sendiri.
13. Sanggup
menghadapi sesuatu yang harus diselesaikan.
14. Anak
dapat memecahkan persoalan kehidupannya sehari-hari.
15. Mampu
mandiri dan berdiri sendiri.
16. Tidak
bergantung kepada orang lain.
A. ANAK
KALAJENGKING
1. Pendidikan
dalam dunia binatang berbeda agak aneh dan sulit dipahami dengan cara berpikir
manusia.
2. Misalnya,
seekor anak kalajengking, ketika baru lahir dengan cepat dia berlari kencang, merangkak
naik dengan cepat ke atas punggung induknya.
3. Mengapa?
4. Jika
dia tidak demikian, maka anak kalajengking itu mati dimakan oleh induknya
sendiri!.
17. Setelah
anak kalajengking tersebut agak besar, merasa mampu mencari makanannya sendiri,
dengan cepat dia “lomba” berlari lagi menjauh dari induknya.Yang siap melahapnya.
18. Sungguh
amat rakus, anaknya sendiri dimakan, dasar binatang.
B. ANAK
LABA-LABA
1. Musim
laba-laba betina siap bertelur, si “istri” segera melahap “suaminya” sendiri.
2. Si
betina melahap pasangan jantannya.
3. Sungguh
aneh dan mengherankan.
4. Mungkin
hal ini dilakukan untuk menjaga kelangsungan hidup anaknya.
5. Agar
anaknya tidak dimakan oleh “bapak”nya sendiri.
6. Jadi,
si “isteri” alias sang betina memakan sang “suami” alias sang jantan.
7. Tujuannya,melindungi
anaknya dari bahaya.
8. Kejadian
seperti ini, sungguh sulit dipahami.
9. Membuat
berdiri bulu roma.
10. Karena
menimbulkan ketakutan dan menyeramkan.
11. Logika manusia sulit memahaminya.
C. BURUNG
1. Musim
burung betina mengerami telur di sarangnya.
2. Si “calon
ibu” sangat jarang bahkan tidak mau
meninggalkan sarangnya.
3. Sampai semua telurnya menetas.
4. Burung
jantansebagai seorang “calon ayah” bertanggung jawab mencari nafkah.
5. Si
“suami” sebagai induk jantan bertugas mencari bekal makanan untuk si “istri”
atau induk betina yang sedang mengeram.
6. Waktu
telur-telur menetas.
7. Dengan
segera kedua orang tua burung yaitu induk jantan dan betina pergi bersama.
8. Mencari
bekal makanan.Untuk anak-anaknya yang masih lemah.
9. Anak-anak
burung agak besar.
10. Memiliki
bulu-bulu yang cukup untuk dipakai belajar terbang.
11. Saatnya
tiba, kedua induk burung tersebut untuk melatih anak-anaknya belajar terbang.
12. Terbang
dari satu ranting ke ranting yang lain.
13. Awalnya,
belajar terbang di sekitar lingkungan saja.
14. Dengan
ketinggian yang rendah.
15. Semakin
lama semakin agak jauh.
16. Terbang
agak tinggi.
17. Begitu seterusnya.Sampai anak-anak burung tersebut
pandai terbang.
18. Mampu
mencari makanan sendiri.
19. Akhirnya,
tiba saatnya berpisah.
20. Orang
tua melepas burung-burung muda.
21. Mulai
belajar hidup mandiri.
22. Mengatasi
masalahnya sendiri.
D. KUCING
DAN ANJING
1. Demikian
pula yang terjadi pada anak seekor kucing maupun anjing.
2. Pada
waktu anak-anak kucing maupun anjing tersebut masih kecil dan lemah.
3. Mereka
disusui induknya.
4. Tubuh
anak-anak kucing maupun anjing secara rutin dibersihkan oleh induknya.
5. Menggunakan
air ludah.
6. Sejak
kecil anak-anak kucing maupun anjing dilatih oleh induknya.
7. Dengan berbagai macam keterampilan.Jugam kecakapan
hidup atau “life skill” sebagai seekor binatang.
8. Misalnya,
cara berlari dengan cepat.
9. Aneka
model gerakan menerkam lawan.
10. Juga,
berbagai keterampilan lain.
11. Yang
dimiliki induknya.
12. Akan
tiba saatnya, anak-anak kucing maupun anjing tersebut tidak boleh menyusu lagi.
13. Akhirnya,
setelah dianggap sudah besar.Mampu mencari makanan sendiri.
14. Dilepaslah
anak-anak kucing maupun anjing itu dari induknya.
E. LUMBA-LUMBA
1. Ingin
anak Anda menjadi orang dewasa yang sukses dan bertanggung jawab? Contek cara
mendidik anak dari lumba-lumba.
2. Pernyataan
kontroversial tersebut dikeluarkan psikiater tersohor Dr Shimi Kang.
3. Dalam
bukunya yang bertajuk "The Dolphin Way", Dr Kang menyebutkan bahwa
lumba-lumba adalah tipe orang tua yang paling baik.
4. Selain
itu, Dr Kang juga mewanti-wanti agar orangtua tidak meniru cara mendidik
harimau atau ubur-ubur.
5. Pasalnya,
kedua hewan itu dinilai tidak bisa membesarkan anak dengan baik dan justru
menjadikan anak penuh kecemasan dan berisiko depresi.
6. "Harimau
sangat overprotektif terhadap anak-anaknya.
7. Jika
hal tersebut diterapkan pada manusia, akhirnya, anak menjadi manja, tidak bisa
menghadapi tantangan dan tidak punya motivasi," kata Dr. Kang, seperti dikutip
Daily Mail.
8. Kontras
dengan cara mendidik harimau, ubur-ubur justru sangat permisif dalam mendidik
anak atau dengan kata lain, membiarkan anak melakukan apa yang mereka mau.
9. "Jika
mengikuti cara ubur-ubur, anak tidak akan punya kontrol diri dan kemampuan
bersosialisasi yang rendah," papar Dr. Kang.
10. Metode
pendidikan anak yang paling baik dimiliki oleh lumba-lumba.
11. Kendati
terkesan membebaskan, ibu lumba-lumba sebenarnya memberi kontrol dan batasan.
12. Sehingga
anak bisa bebas berekspresi dan di sisi lain punya kemandirian, tanpa melanggar
batas.
13. "Cara
mendidik lumba-lumba adalah keseimbangan, namun tetap memberi figur orangtua,
sehingga anak tahu dimana batasan mereka," terangnya.
14. Dr
Kang membandingkan cara mendidik hewan tersebut dengan orangtua masa kini.
15. "Manusia
seringkali menyerahkan tanggung jawab mendidik pada sekolah, pengasuh atau
bahkan gadget dan itu berbahaya," kata dia.
16. Selain
itu, anak-anak jaman sekarang, ujar Dr Kang, kekurangan motivasi, waktu, juga
tempat untuk bereksplorasi.
17. "Mereka
terlalu sibuk di sekolah dan terpaku pada gadget.
18. Di
sisi lain, jadwal mereka begitu padat sehingga mereka tidak punya waktu untuk
diri sendiri dan menjadi anak-anak," papar ibu berputra tiga tersebut.
19. Dengan
kata lain, orangtua jaman sekarang adalah perpaduan antara tipe harimau dan
ubur-ubur.
20. Jarang
yang menetapkan sistem mendidik ala lumba-lumba.
21. "Tipe
orang tua lumba-lumba sudah punah puluhan tahun lalu, karena mereka terlalu
sibuk dengan urusan pekerjaan sehingga anak terabaikan," lanjut Kang.
F. BURUNG
1. Burung
rajawali adalah burung yang menarik.
2. Peneliti
pernah mengamati bagaimana cara burung rajawali membangun sarangnnya.
3. Akhirnya
ditahui bahwa: Pada saat ia membuat sarang, maka ia mencari tempat yang paling
tinggi.
4. Burung
rajawali mencari tebing yang tinggi, pohon yang paling tinggi hingga
menara-menara yang tinggi.
5. Setelah
mendapatkan tempat yang menurutnya cocok, burung rajawali pertama kali akan
mengumpulkan ranting-ranting yang cukup tajam dan benda-benda apapun yang cukup
tajam atau runcing yang tampaknya tidak
cocok untuk sebuah sarang anak burung yang nyaman.
6. Setelah
sarang burung yang tajam itu sudah jadi cukup kokoh untuk ditinggali, maka
burung rajawali akan mengumpulkan ranting-ranting lunak dan dedaunan kering
menaruhnya di atas sarangnya yang tajam-tajam tersebut.
7. Sehingga
sarang tersebut tidak terasa tajam lagi untuk ditinggali.
8. Maka
jadilah sarang yang cukup nyaman bagi pasangan burung rajawali.
9. Pada
saat burung rajawali hendak bertelur maka rajawali dewasa akan “mendekorasi”
kembali sarangnya agar lebih nyaman untuk menyambut anak rajawali yang akan
menetas.
10. Burung
rajawali akan mengambil bulu-bulu halus dan kulit binatang berbulu tebal dari
mangsanya untuk diletakkan diatas sarangnya.
11. Dan
terakhir – dan mungkin hal yang paling mengherankan dari burung rajawali –
adalah burung rajawali akan mencabuti bulu-bulu halus mereka dan menaruhnya di
lapisan paling atas pada sarangnya.
12. Sehingga
menghasilkan sarang yang sangat empuk, lembut dan hangat sehingga telur-telur
mereka dapat dierami dengan keadaan yang sangat baik.
13. Ketika
tiba waktunya telur-telur burung itu menetas, induknya dengan tekun mengasuh
dan memberi makan anak-anaknya.
14. Anak-anak
burung rajawali tinggal di sarang yang sangat nyaman.
15. Tetapi, anak-anak rajawali ini tidak
ditakdirkan untuk terus tinggal di sarang yang nyaman tersebut.
16. Setelah
induknya melihat bahwa anak-anaknya sudah dewasa, maka itu berarti sudah
saatnya pula untuk anak-anaknya tersebut
meninggalkan sarangnya yang nyaman itu.
17. Untuk
membuat anak-anaknya keluar dari sarang yang nyaman itu maka burung rajawali
mendorong-dorong anaknya keluar dari sarang supaya mau belajar terbang.
18. Tetapi
biasanya anak-anak burung rajawali tersebut tidak mau beranjak dari sarangnya,
sebab mereka lebih nyaman berada dalam sarang.
19. Maka,
dengan cakarnya yang kuat, burung rajawali itu mulai mencabuti dan
mengobrak-abrik lapisan atas dari sarangnya dan mulai membuang bulu-bulu halus
sarang itu.
20. Kemudian
burung rajawali juga mulai mencabuti dedaunan kering dan membuangnya sehingga
disarang itu hanya tertinggal ranting-ranting tajam dan kayu-kayu tajam saja.
21. Bentuknya
masih sama seperti sarang burung, namun keadaannya sungguh berbeda, sangat
tidak nyaman untuk ditinggali.
22. Keadaan
ini akhirnya membuat anak-anak rajawali tidak nyaman lagi berada di dalam
sarangnya, sehingga mereka berusahan keluar untuk pergi kemana saja.
19. Kelihatannya
apa yang diperbuat induk rajawali tersebut memang kejam, tetapi memang itulah
akan dilakukan semua induk rajawali terhadap anak-anaknya.
20. Sang
induk melakukan itu semua agar anak-anaknya tidak terikat dengan kenyamanan dan
mulai melatih mereka mengenal dunia luar.
21. Anak-anak
rajawali hanya akan bisa diajarkan hal-hal besar jika mereka berada di luar
sarangnya yang nyaman.
22. Mereka
akan diajarkan terbang, mencari makan, mencari tempat untuk bersarang hingga
cara untuk bertahan hidup.
23. Tindakan
induk rajawali yang kejam bertujuan agar anak-anaknya dapat hidup mandiri dan
tidak gampangan.
24. Demikian,
beberapa contoh kehidupan dalam dunia binatang.
25. Ternyata
para binatang juga memelihara dan melindungi.Mengajari dan mendidik anak-anak
mereka.
26. Agar
mampu dan siap melanjutkan kehidupan di dunia ini.
27. Apalagi
manusia seperti kita.
28. Tentu
saja, harus lebih bagus dalam menyiapkan kemampuan bekal untuk anak kita.
29. Sebagai
manusia kita harus memberi bekal kepada anak kita segala yang diperlukan.
30. Bekal
kemampuan lahir dan bayi.
31. Pengetahuan,
sikap, dan keterampilan.Semoga dengan bekal tersebut semua anak cucu kita bisa
meraih kehidupan yang baik.
0 comments:
Post a Comment