Saturday, December 14, 2019

3994. CARA HEWAN MENDIDIK ANAK


CARA BINATANG MENDIDIK ANAKNYA
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, MM


1.    Binatang atau hewan adalah makhluk bernyawa yang mampu bergerak, berpindah tempat, mampu bereaksi terhadap rangsangan.
2.    Tetapi, tidak berakal budi, seperti anjing, kerbau, dan semut.
3.    Binatang ternak ialah binatang yang biasa diternakkan, diambil manfaatnya, seperti lembu dan kambing.
4.    Binatang piaraan biasanya dipiara untuk kesenangan, misalnya anjing, kucing, dan burung.
5.    Binatang menyusui disebut mamalia, yaitu kelompok binatang dalam kelas vertebrata, si betina menyusui anaknya.
6.    Vertebrata ialah binatang yang bertulang belakang, seperti binatang menyusui dan burung.
7.    Binatang buas atau liar biasanya bersifat ganas dan memusuhi manusia, seperti harimau dan serigala.
8.    Binatang melata sering disebut reptilia.
9.    Reptilia ialah binatang melata yang merupakan salah satu kelas vertebrata.
10. Terdiri atas beberapa bangsa, misalnya, kura-kura, penyu, kadal, ular, dan buaya.

CARA BINATANG MENDIDIK ANAKNYA.
11. Mendidik anak manusia adalah memimpin manusia yang masih kecil agar mampu mandiri.
12. Anak mampu mengatasi masalahnya sendiri.
13. Sanggup menghadapi sesuatu yang harus diselesaikan.
14. Anak dapat memecahkan persoalan kehidupannya sehari-hari.
15. Mampu mandiri dan berdiri sendiri.
16. Tidak bergantung kepada orang lain.

A.   ANAK KALAJENGKING
1.    Pendidikan dalam dunia binatang berbeda agak aneh dan sulit dipahami dengan cara berpikir manusia.
2.    Misalnya, seekor anak kalajengking, ketika baru lahir dengan cepat dia berlari kencang, merangkak naik dengan cepat ke atas punggung induknya.
3.    Mengapa?
4.    Jika dia tidak demikian, maka anak kalajengking itu mati dimakan oleh induknya sendiri!.
17. Setelah anak kalajengking tersebut agak besar, merasa mampu mencari makanannya sendiri, dengan cepat dia “lomba” berlari lagi menjauh dari induknya.Yang siap melahapnya.
18. Sungguh amat rakus, anaknya sendiri dimakan, dasar binatang.

B.   ANAK LABA-LABA
1.    Musim laba-laba betina siap bertelur, si “istri” segera melahap “suaminya” sendiri.
2.    Si betina melahap pasangan jantannya.
3.    Sungguh aneh dan mengherankan.
4.    Mungkin hal ini dilakukan untuk menjaga kelangsungan hidup anaknya.
5.    Agar anaknya tidak dimakan oleh “bapak”nya sendiri.
6.    Jadi, si “isteri” alias sang betina memakan sang “suami” alias sang jantan.
7.    Tujuannya,melindungi anaknya dari bahaya.
8.    Kejadian seperti ini, sungguh sulit dipahami.
9.    Membuat berdiri bulu roma.
10. Karena menimbulkan ketakutan dan menyeramkan.
11. Logika  manusia sulit memahaminya.

C.   BURUNG
1.    Musim burung betina mengerami telur di sarangnya.
2.    Si “calon ibu” sangat jarang bahkan tidak  mau meninggalkan sarangnya.
3.    Sampai  semua telurnya menetas.
4.    Burung jantansebagai seorang “calon ayah” bertanggung jawab mencari nafkah. 
5.    Si “suami” sebagai induk jantan bertugas mencari bekal makanan untuk si “istri” atau induk betina yang sedang mengeram.
6.    Waktu telur-telur menetas.
7.    Dengan segera kedua orang tua burung yaitu induk jantan dan betina pergi bersama.
8.    Mencari bekal makanan.Untuk anak-anaknya yang masih lemah.
9.    Anak-anak burung agak besar.
10. Memiliki bulu-bulu yang cukup untuk dipakai belajar terbang.
11. Saatnya tiba, kedua induk burung tersebut untuk melatih anak-anaknya belajar terbang.
12. Terbang dari satu ranting ke ranting yang lain.
13. Awalnya, belajar terbang di sekitar lingkungan saja.
14. Dengan ketinggian yang rendah.
15. Semakin lama semakin agak jauh.
16. Terbang agak tinggi.
17. Begitu  seterusnya.Sampai anak-anak burung tersebut pandai terbang.
18. Mampu mencari makanan sendiri.
19. Akhirnya, tiba saatnya berpisah.
20. Orang tua melepas burung-burung muda.
21. Mulai belajar hidup mandiri.
22. Mengatasi masalahnya sendiri.

D.   KUCING DAN ANJING
1.    Demikian pula yang terjadi pada anak seekor kucing maupun anjing.
2.    Pada waktu anak-anak kucing maupun anjing tersebut masih kecil dan lemah.
3.    Mereka disusui induknya.
4.    Tubuh anak-anak kucing maupun anjing secara rutin dibersihkan oleh induknya.
5.    Menggunakan air ludah.
6.    Sejak kecil anak-anak kucing maupun anjing dilatih oleh induknya.
7.    Dengan   berbagai macam keterampilan.Jugam kecakapan hidup atau “life skill” sebagai seekor binatang.
8.    Misalnya, cara berlari dengan cepat.
9.    Aneka model gerakan menerkam lawan.
10. Juga, berbagai keterampilan lain.
11. Yang dimiliki induknya.
12. Akan tiba saatnya, anak-anak kucing maupun anjing tersebut tidak boleh menyusu lagi.
13. Akhirnya, setelah dianggap sudah besar.Mampu mencari makanan sendiri.
14. Dilepaslah anak-anak kucing maupun anjing itu dari induknya.

E.   LUMBA-LUMBA
1.    Ingin anak Anda menjadi orang dewasa yang sukses dan bertanggung jawab? Contek cara mendidik anak dari lumba-lumba.
2.    Pernyataan kontroversial tersebut dikeluarkan psikiater tersohor Dr Shimi Kang.
3.    Dalam bukunya yang bertajuk "The Dolphin Way", Dr Kang menyebutkan bahwa lumba-lumba adalah tipe orang tua yang paling baik.
4.    Selain itu, Dr Kang juga mewanti-wanti agar orangtua tidak meniru cara mendidik harimau atau ubur-ubur.
5.    Pasalnya, kedua hewan itu dinilai tidak bisa membesarkan anak dengan baik dan justru menjadikan anak penuh kecemasan dan berisiko depresi.
6.    "Harimau sangat overprotektif terhadap anak-anaknya.
7.    Jika hal tersebut diterapkan pada manusia, akhirnya, anak menjadi manja, tidak bisa menghadapi tantangan dan tidak punya motivasi," kata Dr. Kang, seperti dikutip Daily Mail.
8.    Kontras dengan cara mendidik harimau, ubur-ubur justru sangat permisif dalam mendidik anak atau dengan kata lain, membiarkan anak melakukan apa yang mereka mau.
9.    "Jika mengikuti cara ubur-ubur, anak tidak akan punya kontrol diri dan kemampuan bersosialisasi yang rendah," papar Dr. Kang.
10. Metode pendidikan anak yang paling baik dimiliki oleh lumba-lumba.
11. Kendati terkesan membebaskan, ibu lumba-lumba sebenarnya memberi kontrol dan batasan.
12. Sehingga anak bisa bebas berekspresi dan di sisi lain punya kemandirian, tanpa melanggar batas. 
13. "Cara mendidik lumba-lumba adalah keseimbangan, namun tetap memberi figur orangtua, sehingga anak tahu dimana batasan mereka," terangnya.
14. Dr Kang membandingkan cara mendidik hewan tersebut dengan orangtua masa kini.
15. "Manusia seringkali menyerahkan tanggung jawab mendidik pada sekolah, pengasuh atau bahkan gadget dan itu berbahaya," kata dia.
16. Selain itu, anak-anak jaman sekarang, ujar Dr Kang, kekurangan motivasi, waktu, juga tempat untuk bereksplorasi.
17. "Mereka terlalu sibuk di sekolah dan terpaku pada gadget.
18. Di sisi lain, jadwal mereka begitu padat sehingga mereka tidak punya waktu untuk diri sendiri dan menjadi anak-anak," papar ibu berputra tiga tersebut.
19. Dengan kata lain, orangtua jaman sekarang adalah perpaduan antara tipe harimau dan ubur-ubur.
20. Jarang yang menetapkan sistem mendidik ala lumba-lumba.
21. "Tipe orang tua lumba-lumba sudah punah puluhan tahun lalu, karena mereka terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan sehingga anak terabaikan," lanjut Kang.

F.    BURUNG
1.    Burung rajawali adalah burung yang menarik.
2.    Peneliti pernah mengamati bagaimana cara burung rajawali membangun sarangnnya.
3.    Akhirnya ditahui bahwa: Pada saat ia membuat sarang, maka ia mencari tempat yang paling tinggi.
4.    Burung rajawali mencari tebing yang tinggi, pohon yang paling tinggi hingga menara-menara yang tinggi.
5.    Setelah mendapatkan tempat yang menurutnya cocok, burung rajawali pertama kali akan mengumpulkan ranting-ranting yang cukup tajam dan benda-benda apapun yang cukup tajam  atau runcing yang tampaknya tidak cocok untuk sebuah sarang anak burung yang nyaman.
6.    Setelah sarang burung yang tajam itu sudah jadi cukup kokoh untuk ditinggali, maka burung rajawali akan mengumpulkan ranting-ranting lunak dan dedaunan kering menaruhnya di atas sarangnya yang tajam-tajam tersebut.
7.    Sehingga sarang tersebut tidak terasa tajam lagi untuk ditinggali.
8.    Maka jadilah sarang yang cukup nyaman bagi pasangan burung rajawali.
9.    Pada saat burung rajawali hendak bertelur maka rajawali dewasa akan “mendekorasi” kembali sarangnya agar lebih nyaman untuk menyambut anak rajawali yang akan menetas.
10. Burung rajawali akan mengambil bulu-bulu halus dan kulit binatang berbulu tebal dari mangsanya untuk diletakkan diatas sarangnya.
11. Dan terakhir – dan mungkin hal yang paling mengherankan dari burung rajawali – adalah burung rajawali akan mencabuti bulu-bulu halus mereka dan menaruhnya di lapisan paling atas pada sarangnya.
12. Sehingga menghasilkan sarang yang sangat empuk, lembut dan hangat sehingga telur-telur mereka dapat dierami dengan keadaan yang sangat baik.
13. Ketika tiba waktunya telur-telur burung itu menetas, induknya dengan tekun mengasuh dan memberi makan anak-anaknya.
14. Anak-anak burung rajawali tinggal di sarang yang sangat nyaman.
15.  Tetapi, anak-anak rajawali ini tidak ditakdirkan untuk terus tinggal di sarang yang nyaman tersebut.
16. Setelah induknya melihat bahwa anak-anaknya sudah dewasa, maka itu berarti sudah saatnya pula untuk anak-anaknya  tersebut meninggalkan sarangnya yang nyaman itu.
17. Untuk membuat anak-anaknya keluar dari sarang yang nyaman itu maka burung rajawali mendorong-dorong anaknya keluar dari sarang supaya mau belajar terbang.
18. Tetapi biasanya anak-anak burung rajawali tersebut tidak mau beranjak dari sarangnya, sebab mereka lebih nyaman berada dalam sarang.
19. Maka, dengan cakarnya yang kuat, burung rajawali itu mulai mencabuti dan mengobrak-abrik lapisan atas dari sarangnya dan mulai membuang bulu-bulu halus sarang itu.
20. Kemudian burung rajawali juga mulai mencabuti dedaunan kering dan membuangnya sehingga disarang itu hanya tertinggal ranting-ranting tajam dan kayu-kayu tajam saja.
21. Bentuknya masih sama seperti sarang burung, namun keadaannya sungguh berbeda, sangat tidak nyaman untuk ditinggali.
22. Keadaan ini akhirnya membuat anak-anak rajawali tidak nyaman lagi berada di dalam sarangnya, sehingga mereka berusahan keluar untuk pergi kemana saja.

19. Kelihatannya apa yang diperbuat induk rajawali tersebut memang kejam, tetapi memang itulah akan dilakukan semua induk rajawali terhadap anak-anaknya.
20. Sang induk melakukan itu semua agar anak-anaknya tidak terikat dengan kenyamanan dan mulai melatih mereka mengenal dunia luar.
21. Anak-anak rajawali hanya akan bisa diajarkan hal-hal besar jika mereka berada di luar sarangnya yang nyaman.
22. Mereka akan diajarkan terbang, mencari makan, mencari tempat untuk bersarang hingga cara untuk bertahan hidup.
23. Tindakan induk rajawali yang kejam bertujuan agar anak-anaknya dapat hidup mandiri dan tidak gampangan.
24. Demikian, beberapa contoh kehidupan dalam dunia binatang.
25. Ternyata para binatang juga memelihara dan melindungi.Mengajari dan mendidik anak-anak mereka.
26. Agar mampu dan siap melanjutkan kehidupan di dunia ini.
27. Apalagi manusia seperti kita.
28. Tentu saja, harus lebih bagus dalam menyiapkan kemampuan bekal untuk anak kita.
29. Sebagai manusia kita harus memberi bekal kepada anak kita segala yang diperlukan.
30. Bekal kemampuan lahir dan bayi.
31. Pengetahuan, sikap, dan keterampilan.Semoga dengan bekal tersebut semua anak cucu kita bisa meraih kehidupan yang baik.
(Sumber: internet)

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment