HARGA
SEORANG GURU
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

A. TIMBANGAN
EMAS LEBIH MURAH DIBANDING EMASNYA
1. Dalam
sebuah bincang santai, seorang murid bertanya kepada gurunya.
2. Murid
bertanya: "Guru, jika memang benar para guru adalah orang-orang pintar!
3. Mengapa
bukan para guru yang menjadi pemimpin dunia, pengusaha sukses, kaya raya, atau
orang orang terhebat di dunia ini?”
4. Sang
guru tersenyum, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
5. Guru masuk
ke ruangannya.
6. Dan guru
ke luar membawa alat timbangan.
7. Guru meletakkan
timbangan di atas meja.
8. Guru
berkata: " Anakku, ini adalah alat timbangan, yang biasa dipakai mengukur
berat emas dengan kapasitas hingga 5.000 gram".
9. "Coba,
berapakah harga emas seberat 5.000 gram? "
10. Murid
mengernyitkan keningnya dan menghitung dengan kalkulator.
11. Murid menjawab,
"Jika harga 1 gram emas adalah 800 ribu rupiah, maka 5.000 gram setara
dengan 4 milyar rupiah".
12. Guru:
"Baiklah anakku, sekarang coba bayangkan seandainya ada orang datang
kepadamu membawa alat timbangan ini.
13. Dan ingin
menjual alat timbangannya seharga 4 milyar, apakah ada orang yang mau
membelinya? "
14. Murid
terdiam sejenak!,
15. Murid
merasa mulai mendapat pencerahan dari sang guru.
16. Murid
berkata: "Bukankah timbangan emas tidak lebih berharga dibanding emasnya!
17. Saya
bisa membeli alat timbangan ini dengan harga di bawah 2 juta rupiah!.
18. Mengapa,
saya harus membayar 4 empat milyar rupiah? "
19. Guru
menjawab : "Nah, anakku, kamu sudah mendapat pelajaran. Bahwa kalian, para
murid itu seperti emas, dan kami, para guru, adalah timbangan bobot prestasimu.
20. Kalian
semestinya yang menjadi perhiasan dunia ini.
21. Biarkan
kami, para guru, tetap menjadi timbangan yang akurat dan presisi untuk mengukur
kadar pengetahuanmu."
22. "Anakku,
jika ada orang datang kepadamu membawa sebongkah berlian di tangan kanannya dan
seember keringat di tangan kirinya.
23. Kemudian
orang itu berkata: "Di tangan kiriku ada keringat yang telah aku keluarkan
untuk menemukan sebongkah berlian yang ada di tangan kananku ini.
24. Tanpa
keringat ini, tidak akan ada berlian, maka belilah keringat ini dengan harga
yang sama dengan harga berlian".
25. "Apakah
ada yang mau membeli keringatnya? "
26. "Tentu
tidak."
27. "Orang
hanya akan membeli berliannya dan mengabaikan keringatnya.
28. Biarlah
kami, para guru, menjadi keringat itu.
29. Dan
kalian, para murid, seharusnya menjadi berliannya. "
30. Sang
murid menangis.
31. Murid memeluk
gurunya dan berkata: "Wahai guru, betapa mulia hatimu, dan betapa tulus
ikhlasnya.
32. Kami
tidak akan bisa melupakanmu.
33. Karena
dalam setiap kepintaran kami, setiap kilau permata kami, ada tetes keringat mu.”
34. Guru
berkata: "Biarlah keringat itu menguap, bernilai ibadah kepada Allah.
35. Hakikat
akhirat lebih mulia dibanding segala pernak-pernik dunia ini.
36. Mohon
jangan lupakan nama kami, para guru, dalam doa-doamu.”
(Sumber
internet)
0 comments:
Post a Comment