SEJARAH
MUNCULNYA AZAN
Oleh:
Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.

A. Sejarah
munculnya azan panggilan salat.
1. Nabi Muhammad sudak kerasan tinggal di Madinah.
2. Persatuan
kaum Muhajirin dan kaum Ansar tercapai.
3. Kaum
Muhajirin berdatangan dari Mekah ke Madinah.
4. Islam sudah
mengakar di sekitar Madinah.
5. Rukum
Islam sudah ditegakkan.
6. Salat sudah
dilaksanakan.
7. Zakat
dan puasa telah diwajibkan.
8. Hukum Islam
sudah diterapkan.
9. Perbedaan
halal dan haram sudah dijelaskan.
10. Syariat
Islam telah tegak di Madinah.
11. Islam
mendapat posisi terhormat dalam masyarakat.
12. Kaum
Ansar selalu menyiapkan segala keperluan kaum Muhajirin.
13. Dan kebutuhan
umat Islam lainnya.
14. Nabi Muhammad
masuk Masjid Nabawi.
15. Waktu
salat telah tiba.
16. Kaum
muslim berkumpul untuk melakukan salat.
17. Tanpa
seruan suara apa pun.
18. Awalnya,
para sahabat ingin memakai terompet.
19. Sebagai
tanda masuk waktu salat.
20. Meniru
cara orang Yahudi.
21. Tapi, Rasulullah
tidak menyukainya.
22. Para sahabat
ingin memanggil umat lslam untuk salat pakai lonceng.
B. Abdullah
bin Zaid bermimpi.
1. Abdullah
bin Zaid berkata, “Wahai Rasulullah, saya tadi malam bermimpi bertemu dengan orang
berpakaian hijau membawa lonceng.”
2. Saya
bertanya, “Hai hamba Allah, bolehkah loncengnya kubeli?”
3. Dia
menjawab,”Akan dipakai untuk apa?”
4. Saya
menjawab, “Akan kugunakan memanggil orang untuk salat.”
5. Orang itu
berkata, “Maukah kamu, aku tunjukkan yang lebih baik daripada lonceng?”
6. “Apakah
itu?” kata saya.
7. Orang
itu berkata:
1) Allahu
akbar, Allahu akbar. Allahu akbar, Allahu akbar.
2) Asyhadu
an la ilaha iIla Allah, Asyhadu an la ilaha iIla Allah.
3) Asyhadu
anna Muhammadar Rasulullah, Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah.
4) Hayya alash-shalah,
Hayya alas-shalah.
5) Hayya
alalfalah, Hayya alalfalah.
6) Allahu
Akbar, Allahu Akbar.
7) Laa ilaha
illa Allah”.
8. Rasulullah
bersabda, “Engkau benar, cepat temui Bilal. Ajarkan lafaz itu kepadanya, karena
suara Bilal lebih keras dan merdu.”
C. Umar bin
Khattab bermimpi yang sama.
1. Tatkala
Bilal sedang mengumandangkan azan.
2. Umar
bin Khattab mendengarnya.
3. Ia segera
pergi menemui Nabi Muhammad.
4. Umar
bin Khattab berkata, “Wahai Rasulullah.
Demi Allah, aku juga melihat dalam mimpiku seperti yang disaksikan Abdullah bin
Zaid."
5. Rasulullah
bersabda, “Segala puji bagi Allah, atas semuanya ini.”
D. Bilal bin
Rabah muazin Rasulullah.
1. Bilal
bin Rabah, muazin pertama pada zaman Rasulullah.
2. Muazin
ialah orang yang mengumandangkan azan.
3. Azan
adalah seruan untuk mengajak orang melakukan salat berjamaah.
4. Bilal
lahir sekitar 43 tahun sebelum Nabi hijrah dari Mekah ke Madinah.
5. Bilal
keturunan Rabah dan Hamamah.
6. Ibu
Bilal, Hamamah, seorang budak wanita berkulit hitam.
7. Mereka
tinggal di Mekah, Bilal dibesarkan di Mekah.
8. Bilal adalah
budak milik keluarga Bani Abduddar.
9. Bilal
diwariskan kepada Umayyah bin Khalaf, tokoh penting kaum Quraisy.
10. Nabi
Muhammad diangkat menjadi rasul.
E. Bilal termasuk
assabiqunal awwalun.
1. Bilal termasuk
“As-sabiqunal Awaalun” (Orang terdahulu dan pertama masuk Islam).
2. Bilal termasuk
kelompok awal pemeluk Islam.
3. Saat
Bilal masuk Islam, di bumi ini hanya beberapa orang yang telah mendahuluinya, yaitu:
1) Khadijah,
istri Nabi.
2) Zaid
bin Haritsah, pelayan Nabi.
3) Umu
Ayman, pangasuh Nabi.
4) Ali
bin Abi Thalib, kemenakan Nabi.
5) Abu
Bakar, sahabat Nabi.
F. Bilal disiksa
kaum Quraisy.
1. Bilal
mendapat penganiayaan lebih berat dibanding siapa pun.
2. Dia menderita
berbagai macam kekerasan dan siksaan mendera tubuhnya.
3. Tapi, seperti
kaum muslim lemah lainnya, dia sabar menghadapinya.
4. Sungguh
kesabaran luar biasa.
5. Nabi
Muhammad, Khadijah, Abu Bakar dan Ali bin Abu Thalib punya keluarga dan suku yang
membela mereka.
6. Tapi,
para budak tidak punya siapa pun.
7. Kaum Quraisy
menyiksa budak tanpa belas kasihan.
8. Quraisy
ingin menjadikan mereka sebagai contoh buruk bagi orang yang mengikuti Nabi Muhammad.
9. Umayah
bin Khalaf dan para algojonya paling banyak menyiksa Bilal.
10. Mereka
menghantam punggung telanjang Bilal dengan cambuk.
11. Ditindih
batu di padang pasir yang terik. Bilal hanya berkata, “Ahad, ahad, ahad.”
G. Budak Bilal
dibeli Abu Bakar.
1. Abu
Bakar membeli Bilal dari Umayah untuk dibebaskan dari budak.
2. Umayah
menaikkan harga berlipat ganda.
3. Dia
mengira Abu Bakar tidak mau membayarnya.
4. Tetapi,
Abu Bakar setuju meskipun harus mengeluarkan harga amat mahal.
5. Ketika
Rasulullah menaklukkan kota Mekah dengan damai.
6. Rasulullah
berjalan di depan pasukan hijaunya didampingi Bilal bin Rabah.
7. Ketika
masuk ke dalam Kakbah, Rasulullah ditemani 3 orang, yaitu:
1) Usman
bin Thalhah, pembawa kunci Kakbah.
2) Usamah
bin Zaid, putra Zaid bin Haritsah.
3) Bilal
bin Rabah.
H. Bilal azan
berdiri di atas Kakbah.
1. Pada waktu
Zuhur tiba, ribuan orang berkumpul di sekitar Rasulullah.
2. Termasuk
orang Quraisy yang baru masuk Islam.
3. Rasulullah
memerintahkan Bilal bin Rabah naik ke atap Kakbah untuk mengumandangkan azan.
4. Bilal mengumandangkan
azan dengan suara merdu dan jelas.
5. Ribuan
pasang mata memandang Bilal.
6. Ribuan
telinga mendengar dan mengikuti kalimat azan yang dikumandangkannya.
I. Bilal muazin
tetap Rasulullah.
1. Bilal
menjadi muazin tetap selama Nabi hidup.
2. Ketika
Nabi wafat, waktu salat tiba, Bilal berdiri mengumandangkan azan.
3. Jazad
Nabi masih terbungkus kain kafan belum dikebumikan.
4. Bilal azan
sampai, “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah.” (Aku bersaksi bahwa Muhammad
adalah utusan Allah).
5. Mendadak
suara Bilal menghilang.
6. Bilal tidak
sanggup melanjutkan suaranya.
7. Umat lslam
yang hadir ikut menangis.
8. Meledak
suara isak tangis.
9. Membuat
suasana semakin mengharukan .
10. Bilal
hanya sanggup mengumandangkan azan selama 3 hari.
11. Setiap
sampai kepada kalimat, “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah.”
12. Bilal langsung
menangis tersedu-sedu.
13. Semua
yang mendengarkan ikut menangis.
14. Sejak
saat itu, Bilal ikut pergi ke luar Madinah.
15. Ikut
berjihad ke negeri Syam.
16. Bilal
hanya menjadi muazin pada zaman Nabi.
17. Bilal
wafat di Damaskus.
Daftar
Pustaka
1. Syaikh
Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta.
2006.
2. Ghani,
Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani,
Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
0 comments:
Post a Comment