SALAFI
DAN MUHAMMADIYAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron
Hadi, M.M.

A. Muhammadiyah
dan Salafi: Serupa tapi Tak Sama.
1. Oleh
Dr. Agung Danarto, M Ag.
2. Muhammadiyah
dan Salafi Wahabi, serupa tapi tak sama.
3. PWMU.CO
– Banyak yang tidak bisa membedakan Muhammadiyah, Salafiyah, dan Wahabiyah.
4. Muhammadiyah
dan Salafi Wahabi punya jargon sama-sama.
5. Yaitu ar-ruju
ila al-Quran wa al-Sunnah.
6. Tetapi
paradigma dan metode pemahaman terhadap teks agama berbeda.
B. Sejarah
Singkat Salafi
1. Secara
geneologis, Salafi Wahabi berakar pada Ahmad Ibn Hanbal, seorang imam mazhab
ahli hadis.
2. Paradigmanya
meneliti hadis, sanad, dan matannya.
3. Hadis Nabi
diikuti secara literal.
4. Legitimasinya
surah Al-Ahzab ayat 21 yang menyatakan Rasulullah uswah hasanah.
5. Al-Quran
surah Al-Ahzab( surah ke-33) ayat 21.
Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah teladan baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
6. Jika
dilakukan nabi, maka diikuti (ittiba’) secara apa adanya.
7. Demikian
sebaliknya.
8. Salaf artinya
orang sebelum kita, yaitu para sahabat dan tabiin.
9. Pola
pemikiran ini diteruskan Ibnu Taimiyah.
10. Dikembangkan
oleh Muhammad Ibn Wahab.
11. Ibnu
Wahab menekankan aspek tauhid (akidah) dan melahirkan paham agama kaku.
12. Ada
yang menyebut bahwa Salafi Wahabi mengikuti:
1) Imam
Ahmad dalam fikih.
2) Ibnu
Taimiyah dalam akidah.
13. Ajaran
Ibn Wahab bersinggungan dengan Ibn Sa’ud menghasilkan dakwah keras.
1) Perilaku
takhayul, bid’ah, dan khurafat dilawan dengan keras.
2) Makam
dan situs sejarah dihancurkan secara paksa.
3) Ibn
Wahab sebagai syeikh dan Ibn Sa’ud sebagai amir berperan penting bagi Arab
Saudi modern.
C. Salafi
Wahabi di Indonesia.
1. Fenomena
dakwah Salafi modern di Indonesia sejak 1980-an dipelopori:
1) Lulusan
LIPIA Jakarta.
2) Perguruan
(ma’had) di Saudi Arabia, Yordan, dan Yaman.
2. Dakwah
lewat pengajian dalam masyarakat, pesantren, dan kampus.
3. Membuat
majalah As Sunnah dan Al-Furqon.
4. Mengklaim
Salafi kegiatan dakwah, bukan organisasi.
5. Jaringan
Salafi di Indonesia beragam.
6. Tergantung
pada ulama Timur Tengah yang dijadikan rujukan.
7. Misalnya,
Syeikh Yahya al-Hajuri (menantu dan pengganti Syeikh Muqbil di Dar al-Hadis) berselisih
dengan Syeikh Rabi’ al-Madkhali.
8. Dampaknya,
terjadi perselisihan pengikutnya di Indonesia.
9. Pada
mulanya, tokoh Salafi adalah kolega.
10. Seiring
berjalannya waktu, terjadi perbedaan doktrin.
11. Sehingga
menjadi beberapa faksi.
12. Masing-masing
faksi mengklaim paling selamat.
13. Dan berjalan
di atas manhaj salaf, sebagai firqah najiyah, dan thaifah mansurah.
14. Perselisihan
itu membingungkan publik.
D. Faksi-Faksi
Salafi.
1. Gerakan
Salafi di Indonesia umumnya bercorak Salafi Yamani dengan ma’had dan lembaga
yang dirintisnya.
2. Salafi
Yamani tegas terhadap kelompok Islam yang dianggap menyimpang dari manhaj salaf.
3. Mengambil
parameter fatwa Syaikh Rabi’ al-Madkhali dan Muqbil al-Wadi’i.
4. Misalnya,
menyebut Yusuf Qardhawi musuh Islam.
5. Salafi
Yamani di Indonesia dipimpin oleh:
1) Muhammad
Umar as-Sewed.
2) Luqman
Ba’abduh.
3) Alumni
Dar al-Hadis Dammaj, Yaman.
6. Para
penggerak dakwahnya:
1) Ja’far
Umar Thalib (FKAW/Laskar Jihad).
2) Yusuf
Baisa (Ma’had al-Irsyad, Tengaran, Semarang).
3) Abu
Nida’ Khamsaha (Ma’had Bin Baz Yogyakarta).
4) Yazid
Abdul Jawwaz (Bogor).
5) Ahmad
Fais Asifuddin (Ma’had Imam Bukhari, Surakarta).
6) Aunur
Rafiq Ghufron (Ma’had al-Furqan, Gresik).
7) Abdurrahman
al-Tamimi (Ma’had Al-Irsyad, Surabaya).
E. Perbedaan
Muhammadiyah dan Salafi.
1. Muhammadiyah
mengedepankan sikap moderat dalam paham keagamaan.
2. Islam
mengandung nilai kemajuan tidak harus diformalisasi dalam bentuk negara Islam.
3. Tapi diaktualkan
nilai ajarannya dalam semua bidang kehidupan.
4. Muhammadiyah
gerakan dakwah dan tajdid pakai manhaj tersendiri.
5. Muhammadiyah
perpaduan banyak gagasan besar.
6. Mulai Al-Afghani,
Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, hingga Ibn Wahab, yang diramu oleh KH Ahmad
Dahlan dan para penerusnya.
7. Muhammadiyah
melakukan purifikasi aspek akidah dan ibadah mahdhah.
8. Dalam aspek
muamalah melakukan modernisasi atau dinaminasi.
9. Muhammadiyah
selain sebagai gerakan purifikasi, juga gerakan pembaharuan.
10. Wahabi menekankan purifikasi tanpa
rasionalisasi.
11. Muhammadiyah
memahami Al-Quran dan sunah pakai akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
12. Salafi
memahaminya secara literal.
13. Muhammadiyah
menerima kemajuan dan kemoderenan serta melakukan modernisasi bidang muamalah.
14. Salafi
menolak modernisasi, tapi menerima produk teknologi.
15. Muhammadiyah
tidak menjadikan Barat sebagai musuh, tapi sebagai pemacu berfastabiqul
khairat.
F. Beda budaya
Muhammadiyah dan Salafi.
1. Muhammadiyah
menerima budaya Barat yang sesuai ajaran Islam dan menolak yang tidak sesuai.
2. Salafi
menolak budaya Barat, meskipun dalam realitas juga menirunya.
3. Muhammadiyah
menerima budaya lokal dan melakukan islamisasi terhadap budaya lokal yang tidak
sesuai nilai Islam.
4. Salafi
menolak budaya lokal dan mengacu pada budaya Arab masa Nabi yang tergambar
dalam hadis.
5. Muhammadiyah
berdakwah kepada Muslim dan non-Muslim.
1) Kepada
non-Muslim, agar mengerti Islam.
2) Kepada
Muslim, agar menjadi muslim ideal lebih baik.
3) Pendekatannya
dengan prinsip hikmah, edukasi, dan dialog.
6. Salafi
berdakwah kepada muslim saja agar menjadi Muslim ideal bermanhaj salaf.
7. Salafi
menganggap non-Muslim kafir.
8. Muhammadiyah
melakukan amar makruf nahi munkar secara individu dan kelembagaan.
1) Secara
individual melalui pengajian, kultum, dan tablig.
2) Secara
lembaga melalui AUM (amal usaha Muhammadiyah) dan filantropi pemberdayaan masyarakat.
9. Salafi
melakukannya dengan:
1) Tahzir
(memperingatkan).
2) Hajr
al-mubtadi’ (mengisolasi atau menyingkirkan pelaku bid’ah).
G. Hubungan
dengan NKRI.
1. Muhammadiyah
ikut mendirikan NKRI dan berjuang agar NKRI baldatun thayyibatun wa rabbun
ghafur.
2. Salafi
Yamani patuh kepada pemerintah NKRI, tetapi pasif.
3. Salafi
haraki dan jihadi menyimpan harapan menjadikan Indonesia sebagai negara Islam.
4. Muhammadiyah
memandang Negara Pancasila sebagai Dar al-Ahdi wa al-Syahadah, tinggal
mengisinya agar sesuai ajaran Islam.
5. Salafi
Yamani tidak berpolitik, tetapi mengidolakan kehidupan berbangsa seperti zaman
Nabi.
6. Salafi
haraki dan jihadi memperjuangkan terbentuknya negara Islam dan pemberlakukan
hukum syariah.
7. Muhammadiyah
berpandangan akal perangkat yang dianugerahkan Allah kepada manusia untuk bisa
survive.
1) Akal
berfungsi memahami alam semesta dan teks keagamaan.
2) Dalam memahami
Al-Quran dan sunah, Muhammadiyah pakai pendekatan:
a. Bayani.
b. Burhani.
c. Irfani.
3) Teks
keagamaan dipahami pakai akal.
4) Karena
Islam diturunkan untuk semua umat manusia dengan berbagai latar budaya dan
peradaban.
8. Salafi
mengabaikan peran akal dalam menafsirkan teks keagamaan.
1) Bagi salafi,
kebenaran tunggal hanya terletak dalam wahyu.
2) Wahyu
adalah sumber yang tidak bisa diperselisihkan.
3) Respons
manusia terhadap wahyu terbelah menjadi taat dan ingkar.
9. Muhammadiyah
berpandangan rasionalitas dan pengembangan ilmu sosial humaniora untuk memahami
teks dan membangun peradaban manusia maslahah dan islami.
10. Salafi
mengharamkan filsafat dan tasawuf.
H. Beberapa
Perbedaan Hukum
1. Muhammadiyah:
1) Wanita
punya peran domestik dan publik.
2) Wanita
boleh jadi pemimpin publik jika punya kapasitas.
3) Wanita
boleh pergi tanpa mahram, jika aman dan terjaga dari fitnah.
4) Memfasilitasi
wanita berorganisasi melalui Aisyiyah.
5) Wanita
seperti pria, harus mendapat pendidikan tinggi semua bidang ilmu.
2. Salafi:
1) Peran
wanita sektor domestik.
2) Sektor
publik khusus pria.
3) Wanita
pergi harus didampingi mahram.
4) Wanita
perlu mendapat pendidikan baik, terutama
agama dan bidang yang menopang peran domestiknya.
7. Muhammadiyah
mendukung pernikahan:
1) Mendukung
monogami.
2) Tidak
mengharamkan poligami.
8. Salafi
mendukung pernikahan :
1) Mendukung
poligami.
2) Membolehkan
monogami.
I. Cara
Berpakaian.
1. Muhammadiyah:
1) Yang
penting menutup aurat.
2) Boleh pakaian
tradisional, lokal, Arab, atau Barat.
3) Bisa batik,
sarung, peci, jas, celana panjang, kebaya, dan sejenisnya.
9. Salafi.
1) Membiasakan
4 identitas:
a. Jalabiya
(baju panjang terusan atau jubah).
b. Tidak
isbal (celana di atas mata kaki).
c. Lihya
(memelihara jenggot)..
d. Niqab
(cadar bagi wanita).
J. Seni musik,
bernyanyi, drama, teater.
1. Muhammadiyah:
1) seni bisa
menjadi media dakwah Islam.
2) Objek
dakwah perlu berbagai pendekatan, termasuk seni.
2. Salafi.
1) Seni itu
bid’ah dan haram.
2) Menonton
TV, bermusik, dan hiburan adalah terlarang.
K. Penentuan
awal Ramadan dan Idul Fitri.
1. Muhammadiyah:
pakai ilmu hisab.
2. Salafi:
1) Pakai
rukyat.
2) Idul Adha
ikut Arab Saudi ketika wukuf di Arafah.
L. Zakat Fitrah.
1. Muhammadiyah:
1) Boleh pakai
uang.
2) Bisa melalui
panitia masjid dan lainnya.
2. Salafi:
1) Zakat
fitrah harus berbentuk makanan pokok.
2) Harus diberikakan
kepada 8 asnaf.
M. Peringat
Maulid Nabi.
1. Muhammadiyah:
1) Jika membawa
kebaikan, maka boleh maulid Nabi.
2) Maulid
termasuk bidang muamalah.
2. Salafi:
1) Peringatan
maulid Nabi mutlak haram.
(Sumber M. Nurfatoni)
0 comments:
Post a Comment