SEJARAH
PLAT NOMOR KENDARAAN
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

A. SEJARAH
PLAT NOMOR KENDARAAN DI INDONESIA
1. Sejarah
plat nomor kendaraan di Indonesia berkait dengan kedatangan bangsa Inggris di
Indonesia.
2. Pada tahun
1810, Inggris membawa 60 kapal berisi 15.600
tentara berasal daerah koloninya di India tiba di Batavia (Jakarta) untuk
merebut Jawa dari kekuasaan Belanda.
3. Pasukan
Inggris dibagi menjadi 26 batalion.
4. Yaitu batalion
A, B, C, sampai Z.
5. Batalion
adalah kesatuan tentara bagian dari resimen berisi 300 - 1.000 pasukan.
6. Inggris
berhasil menduduki Batavia (Jakarta).
7. Penguasa
Inggris membuat aturan plat nomor kendaraan yang dipakai di jalan raya.
8. Inggris memberi tanda huruf B untuk kereta
kuda agar mudah dikenali.
9. Mengapa
huruf B?
10. Karena
wilayah Batavia direbut oleh pasukan batalion B.
11. Pemberian
nomornya dengan cara huruf B di depan diikuti dengan angka.
12. Setelah
Batavia, wilayah yang diduduki pasukan Inggris adalah Banten.
13. Banten
dikuasai oleh pasukan batalion A.
14. Kendaraan
wilayah Banten diberi kode huruf A.
15. Pada 27
Agustus 1811, wilayah yang direbut pasukan Inggris adalah Surabaya (batalion L)
dan Madura (batalion M).
16. Wilayah
lainnya yang berhasil direbut oleh masing-masing batalion diberi kode huruf sesuai
dengan huruf wilayah plat nomor kendaraan pada zaman sekarang.
17. Batalion
G bergerak ke Pekalongan wilayah termaju di pantura Jawa Tengah bagian barat
untuk melucuti senjata tentara Belanda.
18. Sampai
saat ini penggunaan plat G merujuk pada Batalion G Pasukan Inggris yang
mengambil alih kekuasaan di Pekalongan dan sekitarnya.
19. Pada 18
September 1811, seluruh pulau Jawa dapat dikuasai tentara Inggris.
20. Daerah
Magelang (AA), Yogyakarta (AB) dan Solo (AD) memiliki 2 abjad.
21. Mengapa
begitu?
22. Pada
saat itu Kesultanan Mataram berdiri sendiri dan belum menjadi wilayah Belanda.
23. Akhirnya,
Kesultanan Mataram menyerah dan bergabung dengan Inggris.
24. Batalion
A dan B ditugasi menjaga area Yogyakarta (diberi kode AB).
25. Magelang
hanya dijaga batalion A saja, sehingga diberi kode AA.
26. Hal serupa
juga ditemui di daerah lainnya.
27. Sir
Thomas Stamford Raffles membentuk wilayah administratif atau Karesidenan sesuai
kode batalionnya.
28. Pada tahun
1816, saat Belanda kembali ke Indonesia sistem ini masih diterapkan hingga ke luar
pulau Jawa.
29. Misalnya,
Sumatera Selatan, Kalimantan, Sumatera, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Maluku.
30. Kini
wilayah Karesidenan itu dikenal sebagai Ibu Kota dan Kabupaten.
31. Plat
nomor kendaraan di wilayah di Indonesia dibedakan sesuai karesidenan ditetapkan
oleh Inggris.
32. Tapi kode
C, I, J, O, Q, U, V, W, X, Y dan Z tidak diaplikasikan.
33. Karena
batalion dengan kode itu hanya menjadi pasukan cadangan.
34. Khusus
kode W dan Z punya sejarah tanpa mengadopsi sistem batalion.
35. Kode
wilayah W untuk Sidoarjo, dahulu masih sama dengan Surabaya berkode L.
36. Sejak
tahun 2000, Polres Gresik dan Sidoarjo menetapkan kodefikasi sendiri memakai
huruf W.
37. Surabaya
masih menerapkan kode L di bawah naungan Polrestabes Surabaya.
38. Kode Z
yang sebelumnyaberkode D adalah Eks-Karesidenan Parahyangan.
(Sumber
internet)
0 comments:
Post a Comment