Thursday, August 13, 2020

5130. SEJARAH PLAT NOMOR KENDARAAN


SEJARAH PLAT NOMOR KENDARAAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

A.   SEJARAH PLAT NOMOR KENDARAAN DI INDONESIA
1.    Sejarah plat nomor kendaraan di Indonesia berkait dengan kedatangan bangsa Inggris di Indonesia.
2.    Pada tahun 1810, Inggris membawa 60 kapal  berisi 15.600 tentara berasal daerah koloninya di India tiba di Batavia (Jakarta) untuk merebut Jawa dari kekuasaan Belanda.
3.    Pasukan Inggris dibagi menjadi 26 batalion.
4.    Yaitu batalion A, B, C, sampai Z.
5.    Batalion adalah kesatuan tentara bagian dari resimen berisi 300 - 1.000 pasukan.
6.    Inggris berhasil menduduki Batavia (Jakarta).
7.    Penguasa Inggris membuat aturan plat nomor kendaraan yang dipakai di jalan raya.
8.     Inggris memberi tanda huruf B untuk kereta kuda agar mudah dikenali.
9.    Mengapa huruf B?
10. Karena wilayah Batavia direbut oleh pasukan batalion B.
11. Pemberian nomornya dengan cara huruf B di depan diikuti dengan angka.
12. Setelah Batavia, wilayah yang diduduki pasukan Inggris adalah Banten.
13. Banten dikuasai oleh pasukan batalion A.
14. Kendaraan wilayah Banten  diberi kode huruf A.
15. Pada 27 Agustus 1811, wilayah yang direbut pasukan Inggris adalah Surabaya (batalion L) dan Madura (batalion M).
16. Wilayah lainnya yang berhasil direbut oleh masing-masing batalion diberi kode huruf sesuai dengan huruf wilayah plat nomor kendaraan pada zaman sekarang.
17. Batalion G bergerak ke Pekalongan wilayah termaju di pantura Jawa Tengah bagian barat untuk melucuti senjata tentara Belanda.
18. Sampai saat ini penggunaan plat G merujuk pada Batalion G Pasukan Inggris yang mengambil alih kekuasaan di Pekalongan dan sekitarnya.
19. Pada 18 September 1811, seluruh pulau Jawa dapat dikuasai tentara Inggris.
20. Daerah Magelang (AA), Yogyakarta (AB) dan Solo (AD) memiliki 2 abjad.
21. Mengapa begitu?
22. Pada saat itu Kesultanan Mataram berdiri sendiri dan belum menjadi wilayah Belanda.
23. Akhirnya, Kesultanan Mataram menyerah dan bergabung dengan Inggris.
24. Batalion A dan B ditugasi menjaga area Yogyakarta (diberi kode AB).
25. Magelang hanya dijaga batalion A saja, sehingga diberi kode AA.
26. Hal serupa juga ditemui di daerah lainnya.

27. Sir Thomas Stamford Raffles membentuk wilayah administratif atau Karesidenan sesuai kode batalionnya.
28. Pada tahun 1816, saat Belanda kembali ke Indonesia sistem ini masih diterapkan hingga ke luar pulau Jawa.
29. Misalnya, Sumatera Selatan, Kalimantan, Sumatera, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Maluku.
30. Kini wilayah Karesidenan itu dikenal sebagai Ibu Kota dan Kabupaten.
31. Plat nomor kendaraan di wilayah di Indonesia dibedakan sesuai karesidenan ditetapkan oleh Inggris.
32. Tapi kode C, I, J, O, Q, U, V, W, X, Y dan Z tidak diaplikasikan.
33. Karena batalion dengan kode itu hanya menjadi pasukan cadangan.
34. Khusus kode W dan Z punya sejarah tanpa mengadopsi sistem batalion.
35. Kode wilayah W untuk Sidoarjo, dahulu masih sama dengan Surabaya berkode L.
36. Sejak tahun 2000, Polres Gresik dan Sidoarjo menetapkan kodefikasi sendiri memakai huruf W.
37. Surabaya masih menerapkan kode L di bawah naungan Polrestabes Surabaya.
38. Kode Z yang sebelumnyaberkode D adalah Eks-Karesidenan Parahyangan.

(Sumber internet)

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment