HIDUP
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang makna hidup bagi manusia?”
Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1. Para syuhada yang gugur di medan juang,
pada hakikatnya masih terus dan akan terus hidup, karena hidup menurut Al-Quran
tidak hanya sekali saja, tetapi dua kali.
2. Al-Quran surah Al-Mukmin (surah ke-40)
ayat 11.
قَالُوا رَبَّنَا أَمَتَّنَا اثْنَتَيْنِ
وَأَحْيَيْتَنَا اثْنَتَيْنِ فَاعْتَرَفْنَا بِذُنُوبِنَا فَهَلْ إِلَىٰ خُرُوجٍ
مِنْ سَبِيلٍ
Mereka menjawab,”Ya Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan
telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami.
Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?
3. Hidup itu dua kali dan jenisnya juga
beraneka ragam, terdapat kehidupan tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, dan ada
pula kehidupan Allah, kemudian terdapat kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.
4. Terdapat orang yang masih beredar darahnya
dan berdenyut jantungnya, tetapi dinilai telah mati, dan ada pula yang otak dan
jantungnya tidak berfungsi lagi, tetapi menurut Allah dia masih hidup dan
memperoleh rezeki dari Allah.
5. Al-Quran surah Fathir (surah ke-35) ayat
22.
وَمَا يَسْتَوِي الْأَحْيَاءُ وَلَا
الْأَمْوَاتُ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُسْمِعُ مَنْ يَشَاءُ ۖ وَمَا أَنْتَ بِمُسْمِعٍ
مَنْ فِي الْقُبُورِ
Dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati.
Sesungguhnya Allah memberikan pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan
kamu sekali-kali tidak sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur dapat
mendengar.
6. Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3)
ayat 169.
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي
سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu
mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.
7. Kehidupan yang pertama sangat pendek,
sebentar, dan singkat apabila dibandingkan dengan kehidupan yang kedua yang kekal
abadi, tetapi nilai kehidupan yang kedua ditentukan oleh pandangan kita dan
buahnya terhadap kehidupan yang pertama.
8. Kedua kehidupan tersebut pada hakikatnya sangat
berhubungan dan berkesinambungan, tetapi semakin tinggi nilai kehidupan
seseorang, dia semakin bebas dari kebutuhan hidup di dunianya.
9. Kehidupan yang kedua, yaitu kehidupan di
akhirat adalah kehidupan yang sempurna, karena kehidupan di akhirat, orang akan
terbebas dari segala macam kebutuhan hidupnya.
10. Kehidupan di akhirat bebas dari kebutuhan
“fa'ali” (makan, minum, dan seksual), karena semuanya tersedia dengan melimpah, dan
bebas dari perasaan sedih, gelisah, dan takut, karena tidak ada sesuatu yang ditakuti,
disesali, dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
11. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2)
ayat 62.
وَمَا كَانَ لِنَبِيٍّ أَنْ يَغُلَّ ۚ وَمَنْ
يَغْلُلْ يَأْتِ بِمَا غَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۚ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفْسٍ
مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani
dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman
kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari
Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka
bersedih hati.
12. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2)
ayat 112.
بَلَىٰ مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ
مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ
يَحْزَنُونَ
(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah,
sedangkan dia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan
tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
13. Manusia adalah makhluk sosial, sehingga
manusia harus bekerja sama dengan sesamanya untuk kelangsungan hidupnya di dunia.
14. Mnusia dituntut untuk mengembangkan kemanusiaan
dalam dirinya sendiri, juga dituntut untuk mengembangkan kemanusiaan di
tengah-tengah masyarakatnya.
15. Manusia membutuhkan ilmu yang sangat berguna
bagi dirinya dan bagi orang lain selama kehidupan di dunia sekarang.
16. Dalam kehidupan di akhirat kelak masing-masing
manusia akan datang sendiri-sendiri untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
17. Keimanan dan amal kebaikan dalam
kehidupan di dunia sekarang ini, sangat menentukan berhasil atau gagalnya
kehidupan di akhirat kelak.
a. Di akhirat kelak seseorang akan
mendapatkan kebahagiaan.
b. Atau menderita dalam siksaan dalam neraka
Jahanam.
18. Merasakan kebahagiaan di akhirat atau
menderita siksaan dalam neraka Jahanam, semuanya ditentukan oleh sikap,
perilaku, dan perbuatan manusia itu sendiri selama hidupnya di dunia sekarang.
.
Daftar Pustaka
1.
Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment