Friday, May 17, 2019

2307. KEMBALI KEPADA AL-QURAN


KEMBALI KE AL-QURAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
    Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang makna kembali kepada Al-Quran dan hadis Nabi?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1.    Sejak pertengahan tahun 1950-an Masehi sampai sekarang, kaum Muslim telah melalui dua periode yang berbeda dalam sikap hidup mereka.
2.    Periode ke-1, Napoleon dengan ekspedisinya ke Mesir telah membuka mata dan menghentakkan umat Islam, bahwa terdapat sesuatu yang luar biasa yang telah terjadi pada belahan dunia di tempat lain.
1)    Kejutan yang luar biasa tersebut dapat berupa api yang membakar atau cahaya yang menerangi, dan memunculkan sesuatu yang positif yaitu kesadaran bahwa umat Islam telah tertinggal dalam kemajuan ilmu dan teknologi.
2)    Segi negatifnya adalah umat Islam yang silau dengan kemajuan pihak Barat, sebagian berupaya menirunya tanpa menyeleksi atau berusaha menutupi kelemahan dengan mengingat kejayaan umat Islam pada zaman lampau.
3)    Hilangnya kepercayaan diri, ketika umat Islam melihat kemajuan Barat dijadikan kompensasi untuk melahirkan sesuatu yang dikenal sebagai “sastra kebanggaan dan kejayaan masa lampau” dalam dunia sastra Arab.
4)    Dalam bidang tafsir Al-Quran, setiap ada penemuan baru diklaim bahwa “penemuan tersebut sudah dibicarakan dalam Al-Quran”, sehingga sebagian umat Islam terbius dengan kejayaan pada masa lalu, dan situasi inilah yang terjadi pada periode pertama.

3.    Periode ke-2, Umat Islam bangkit untuk menemukan identitasnya dan mempertahankan ajaran agamanya, dan hal ini adalah sesuatu yang baik, meskipun di sisi lain tetap mengandung segi négatif.
1)    Jika dalam periode pertama sebagian umat berupaya meniru segala yang dihasilkan oleh Dunia Barat, maka pada periode kedua terdapat pihak yang berusaha mempertahankan segala yang dihasilkan oleh leluhur.
2)    Semboyannya adalah,”Umat Islam tidak akan berjaya, jika tidak menempuh jalan yang ditempuh oleh para leluhur.
3)    Kemudian lahir semboyan yang hingga kini masih terdengar, “Marilah kita kembali kepada Al-Quran dan sunah Nabi”.
4)    Semua umat Islam pasti setuju bahwa umat Islam harus kembali kepada Al-Quran dan hadas Nabi, tetapi yang menjadi masalah bagaimana cara kembalinya.
5)    Al-Quran dan hadis Nabi adalah redaksi yang termaktub (tertulis), dan keduanya adalah kalimat-kalimat yang sangat indah, tetapi karena berwujud bahasa, maka seperti halnya semua bahasa, dapat memiliki berbagai fungsi.

4.    Sebagian umat Islam memfungsikan Al-Quran dan hadis Nabi berikut ini.
1)    Melihat pada sisi keindahan langgam dan iramanya.
2)    Sebagai syair yang dikecam dalam Al-Quran.
5.    Yang menggunakan bahasa sekadar untuk tujuan tersebut, digambarkan oleh Al-Quran sebagai orang yang mengembara di setiap lembah dan suka mengucapkan sesuatu yang mereka sendiri tidak akan melakukannya.

6.     Al-Quran surah Asy-Syuara (surah ke-26) ayat 224-226.

وَالشُّعَرَاءُ يَتَّبِعُهُمُ الْغَاوُونَ أَلَمْ تَرَ أَنَّهُمْ فِي كُلِّ وَادٍ يَهِيمُونَ وَأَنَّهُمْ يَقُولُونَ مَا لَا يَفْعَلُونَ

      Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. Tidakkah kamu melihat bahwasanya mereka mengembara di tiap-tiap lembah, dan bahwasanya mereka suka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakan (nya)?
7.    Sebagian umat Islam menggunakan bahasa pada “nama-namanya”, bukan pada esensinya. Misalnya kaum musyrik menamakan berhala adalah tuhan.
8.    Al-Quran menjelaskan itu hanya nama-nama yang kamu dan orang tuamu menjulukinya demikian, sedangkan tidak ada kekuatan yang diberikan oleh Allah atas nama-nama itu.
9.    Al-Quran surah An-Najm (surah ke-53) ayat 23.
إِنْ هِيَ إِلَّا أَسْمَاءٌ سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ ۚ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الْأَنْفُسُ ۖ وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مِنْ رَبِّهِمُ الْهُدَىٰ

      Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengada-adakannya; Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun untuk (menyembah) nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka.
10. Bahasa atau nama-nama akan berfungsi dengan baik apabila ada kekuatannya.
11. Kekuatan bahasa bukan terletak pada langgamnya, tetapi terdapat pada sesuatu di balik langgam atau nama itu.
1)    Misalnya kalimat,”Kereta api akan berangkat pukul sembilan pagi”.
2)    Hal itu tidak banyak artinya bagi si musafir apabila dia tidak bergerak, sehingga berada di stasiun kereta api sebelum jam berangkat.
3)    Jika seseorang hanya menghafalkan dan mengulanginya ribuan kali, maka kalimat itu sekadar menjadi nama tanpa kekuatan.
12. Demikian juga, apabila kita kembali kepada Al-Quran dan hadis Nabi, tetapi terbatas pada pesona langgam dan iramanya atau “nama-namanya” belaka, maka hal itu kurang bermakna.
13. Para ulama sepakat bahwa kebangkitan umat Islam dapat diraih, apabila umat Islam  kembali berpedoman kepada Al-Quran dan hadis Nabi, yang sesuai dengan cara Nabi Muhammad mengajarkannya.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online


Related Posts:

0 comments:

Post a Comment