MULAI DIRI
SENDIRI
Oleh: Drs. H.
M. YusronHadi, M.M

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan
tentang pengertian mulai dari diri sendiri?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1.
Alkisah, pada suatu ketika seorang raja ingin menguji kesadaran warganya.
2.
Raja memerintahkan agar setiap orang pada suatu malam yang telah ditetapkan
membawa sesendok madu untuk dituangkan ke dalam sebuah bejana yang telah disediakan
di puncak bukit yang ditentukan.
3.
Seluruh warga kerajaan memahami benar perintah tersebut dan menyatakan
kesediaan mereka untuk melaksanakannya.
4.
Tetapi terdapat seorang warga bernama Mukiyo yang berpikiran untuk menghindar
dari perintah tersebut.
5.
Mukiyo bergumam,“Aku akan membawa sesendok penuh berisi air, tetapi
bukan berisi madu, karena dalam kegelapan malam akan melindungiku dari pandangan
mata orang lain dan sesendok air tersebut tidak akan mempengaruhi isi bejana
yang kelak akan diisi madu oleh seluruh warga”.
6.
Tibalah waktu malam yang ditetapkan dan ternyata seluruh bejana yang
disiapkan berisi penuh dengan air.
7.
Rupanya seluruh warga kerajaan berpikiran sama dengan Mukiyo yang mengharapkan
warga yang lain membawa madu sambil membebaskan dirinya dari tanggung jawab.
8.
Kisah simbolik seperti ini seringkali terjadi dalam berbagai kehidupan
masyarakat manusia.
9.
Wajar apabila agama Islam memberikan petunjuk dan pedoman agar
kejadian seperti ini tidak akan terulang.
10. Al-Quran surah
Yusuf (surah ke-12) ayat 108.
قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ
عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا
مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Katakan, “Inilah jalanku, aku dan
orang-orang yang mengikutiku mengajak kepada Allah dengan pembuktian hujjah
yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang
musyrik".
11. Redaksi
Al-Quran surah Yusuf (surah ke-12) ayat 108 tersebut mencerminkan bahwa seseorang
harus memulai dari dirinya sendiri dengan pembuktian nyata, baru kemudian melibatkan
para pengikutnya.
12. Al-Quran surah
An-Nisa (surah ke-4) ayat 84 menjelaskan bahwa berperang dan berjuang di jalan
Allah adalah tugas dan kewajiban pribadi setiap umat Islam.
فَقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا تُكَلَّفُ
إِلَّا نَفْسَكَ ۚ وَحَرِّضِ الْمُؤْمِنِينَ ۖ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَكُفَّ بَأْسَ
الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ وَاللَّهُ أَشَدُّ بَأْسًا وَأَشَدُّ تَنْكِيلًا
Maka berperanglah kamu pada jalan Allah,
tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah
semangat para mukmin (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan
orang-orang yang kafir itu. Allah amat besar kekuatan dan amat keras siksaan
(Nya).
13. Nabi Muhammad bersabda,”Mulailah
dari dirimu sendiri, kemudian ikutkan keluargamu”.
14. Nabi Muhammad bersabda,“Setiap
orang adalah pemimpin, terutama pemimpin untuk dirinya sendiri dan bertanggung jawab
atas yang dipimpinnya”.
1. Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M.
Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat.
Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment