SENI ISLAM
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang seni buadaya dalam
Islam menurut Al-Quran?” Profesor
Quraish Shihab menjelaskannya.
1. “Budaya” secara sempit dapat dipahami
sebagai "seni", dan dapat pula dipahami secara luas sehingga mencakup
segala aktivitas dan budi daya manusia serta seluruh pengetahuan dan
pengalamannya yang menjadi pedoman tingkah laku manusia.
2. Adapun “seni budaya Islam” tidak mudah
untuk merumuskannya, meskipun demikian, isyarat maknanya dapat ditemukan dalam satu
surah Al-Quran, yaitu surah yang berbicara dalam konteks seni.
3. Al-Quran surah Asy-Syam (surah ke-91)
ayat 1-6.
وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا وَالْقَمَرِ إِذَا تَلَاهَا وَالنَّهَارِ
إِذَا جَلَّاهَا وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَاهَا وَالسَّمَاءِ
وَمَا بَنَاهَا وَالْأَرْضِ وَمَا طَحَاهَا
“Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya, dan siang apabila menampakkannya, dan malam apabila menutupinya, dan langit serta pembinaannya, dan bumi serta penghamparannya”.
4. Al-Quran surah Asy-Syam (surah ke-91)
ayat 7-10.
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا قَدْ أَفْلَحَ
مَنْ زَكَّاهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu
(jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang
mengotorinya”.
5. Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat
74.
وَاذْكُرُوا
إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ عَادٍ وَبَوَّأَكُمْ فِي الْأَرْضِ
تَتَّخِذُونَ مِنْ سُهُولِهَا قُصُورًا وَتَنْحِتُونَ الْجِبَالَ بُيُوتًا ۖ
فَاذْكُرُوا آلَاءَ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ
“Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan
menjadikanmu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum `Aad dan
memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya
yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah
nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat
kerusakan”.
6. Al-Quran surah Hud (surah ke-11) ayat 64.
وَيَا
قَوْمِ هَٰذِهِ نَاقَةُ اللَّهِ لَكُمْ آيَةً فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِي أَرْضِ
اللَّهِ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ قَرِيبٌ
“Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat (yang
menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu biarkan dia makan di bumi Allah, dan
kamu jangan mengganggunya dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kamu
ditimpa azab yang dekat.”
7. Nabi Saleh diutus oleh Allah kepada kaum
Tsamud dengan diberikan sebuah mukjizat, yaitu seekor unta betina yang hidup
dan muncul keluar dari celah batu gunung yang gersang.
8. Kemudian kaum Tsamud diperintahkan
memberikan makan dan minum serta merawat “karya seni ciptaan Allah”, tetapi mereka
membunuh unta betina tersebut sehingga Allah menimpakan azab kepada mereka.
9. Karena kaum Tsamud dikalahkan oleh karya
seni “unta hidup yang muncul dari bebatuan” ciptaan Allah, maka timbul keangkuhan
kaum Tsamud, sehingga mereka membunuh unta tersebut, maka mereka dihukum oleh
Allah.
10. Demikian ayat Al-Quran ini menguraikan dengan
penuh keserasian dan keindahan secara
runtut pemandangan alam, manusia, dan ilham yang menghasilkan budaya atau seni,
baik yang terpuji maupun tercela, serta contoh karya seni yang sempurna, yakni
yang hidup dan memberikan kehidupan serta kewajiban untuk menjaganya.
11. Itulah sebagian ciri seni budaya
bernafaskan Islam yang diisyaratkan dalam A-Quran surah Asy-Syam (Matahari),
dan memberian nama ini seakan sebagai isyarat bahwa karya seni dan budaya harus
selalu bagaikan matahari dengan aneka sifat dan fungsinya.
12. Para seniman dan budayawan bebas
melukiskan apa pun, asalkan ciri di atas terpenuhi, maka karyanya dapat dinilai
sebagai seni budaya bernafaskan Islam, serta tidak terlarang melukiskan atau
menggambarkan kelemahan manusia.
13. Al-Quran juga melukiskan kelemahan
manusia, bahkan cumbu-rayu dan hubungan seksual dijelaskan dengan bahasa yang
halus, terselubung, tidak menimbulkan rangsangan atau mengundang tepuk tangan bagi
orang yang berselera rendah.
14. Al-Quran surah Yusuf (surah ke-12) ayat
23.
وَرَاوَدَتْهُ
الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا عَنْ نَفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الْأَبْوَابَ وَقَالَتْ
هَيْتَ لَكَ ۚ قَالَ مَعَاذَ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ ۖ
إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ
“Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf
untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya
berkata,”Marilah ke sini” Yusuf berkata,”Aku berlindung kepada Allah, sungguh
tuanku telah memperlakukan aku dengan baik”. Sesungguhnya orang-orang yang
zalim tidak akan beruntung”.
15. Sekarang ini, banyak karya seni budaya yang
hidup dan gambar pun dapat dihidupkan melalui bioskop dan televisi, tetapi sering
kali gambar hidup itu mematikan kesadaran religius penontonnya, dan menuntun
penonton ke dalam kebinasaan.
16. Menurut Al-Quran di atas, karya seni
budaya yang diilhami kedurhakaan sungguh
sangat merugi dan wajar apabila mendapatkan azab dari Allah.
Daftar Pustaka
1.
Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment