Wednesday, August 5, 2020

5066. POLITIK TIDAK BERMORAL


POLITIK TIDAK BERMORAL
Oleh : Drs. H. Yusron Hadi, MM
A.   Politik Amoral Musuh Muhammadiyah.
1.    Oleh Prof Syafiq A Mughni.
2.    Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah; Guru Besar UINSA Surabaya.
3.    PWMU.CO – Namanya sangat dikenal di kalangan intelektual, khususnya ilmuwan politik.
4.    Ia lahir di Florence, Italia, pada 1469.
5.    Berarti, ia hidup di zaman renaissance (kebangkitan kembali) di Barat.
6.    Ia lahir setelah 63 tahun wafatnya Ibnu Khaldun pada 1406.
7.    Niccolò di Bernardo dei Machiavelli, begitu nama lengkapnya.
8.    Dia meninggal tahun 1525 di usia 56 tahun.
9.    Ia dikenal sebagai seorang filosof politik, penulis, politikus, diplomat, musikus, penyair, dan penulis drama.
10. Machiavelli dipandang sebagai contoh seorang renaissance.
11. Ia dikenal sebagai penulis The Prince, sebuah karya teori politik realis.
12. Sejak abad ke-16, generasi politisi tetap tertarik dengan pendekatan realis terhadap kekuasaan.
13. Seperti dituangkan Machiavelli dalam The Prince.
14. Ia menyatakan, “Siapa pun yang berkuasa, rakyat mendapat perlindungan dengan baik berkat penggabungan antara kekuatan (force) dengan kehati-hatian (prudence).
15. Kehati-hatian saja tidak cukup dan kekuatan saja tidak cukup.
16. Kekuatan dan kehati-hatian adalah puncak kekuatan pemerintahan yang telah dan akan tetap ada di dunia.”
17.  Di bagian lain dalam The Prince, ia menyatakan, “Penguasa baru, yang belum memiliki akar kuat, perlu bertindak amoral untuk mencapai tujuan negara.”
18. Machiavelli berpendapat hasil baik bisa didapat dari tindakan jahat.
19. Ia dipandang sebagai pendiri ilmu politik modern.
20. Setelah berhenti dari keterlibatannya dalam politik.
21. Dia mengasingkan diri dan menulis risalah politik yang mendapat tempat intelektual dalam perkembangan filsafat politik dan perilaku politik.
22. Machiavelli itu pertanda zaman peralihan cara berfikir, dari politik idealis ke politik realis.
23. Setelah peralihan itu, orang berpolitik tidak perlu idealis.
24. Ia harus realis.
25. Itu semangat zaman baru di zaman Machiavelli.

B.   Ada 2 Pandangan Teori Machiavelli
1.    Orang masih berdebat apa makna tulisan Machiavelli itu.
2.    Sebagian menyatakan hasil penglihatan terhadap fenomena politik yang terjadi.
1)    Yaitu kekuasaan hanya bisa tegak dengan kekuatan.
2)    Dan tindakan tidak bermoral bisa menghasilkan kebajikan.

C.   Tujuan menghalalkan cara.
1.    Tetapi, menurut pendapat ini, tulisannya tidak menunjukkan Machiavelli menganjurkan cara amoral dalam mencapai tujuan.
2.    Machiavelli hanya melihat dan tidak mengajarkan.
3.    Sebagian lain berpendapat memang Machiavelli menganjurkan.
4.    Setidaknya menyetujui dipakai segala cara untuk mencapai tujuan yang baik.

D.   Penguasa boleh korup asal tujuannya baik.
1.    Pemerintah boleh menipu asal bertujuan untuk kesejahteraan rakyat.
2.    Bohong dan suap boleh saja asalkan bertujuan memenangkan pemilu.
3.    Karena kemenangan berarti kesempatan untuk beramal dan berdakwah.
4.    Kita belum sampai pada kesimpulan apa makna filsafat dan teori politik yang ditulis oleh Machiavelli.
5.    Mana yang benar di antara 2 pandangan di atas?

E.   Tujuan Menghalalkan Cara
1.    Tampaknya semakin banyak penganut paham tujuan menghalalkan segala cara.
2.    Banyak pedagang menipu.
3.    Banyak pegawai korup.
4.    Banyak guru memeras.
5.    Banyak orang cari uang pribadi atau keluarga berkedok yayasan.
6.    Banyak politisi pasang iklan untuk membujuk rakyat agar memilihnya.
7.    Padahal dalam batin politisi itu berkata, “Aku bersumpah tidak mau rugi harta sedikitpun, akibat jabatan yang akan kuemban.”

F.    Money politics bukan barang asing dalam proses pemilihan.
1.    Politisi berkilah, “Jika bukan saya yang memimpin, maka negara akan rusak.
2.    Karena itu, saya harus menang dengan segala cara.”
3.    Mungkin Machiavelli tidak ingin mengajar sesuatu yang amoral dalam politik.
4.    Tetapi, kita telah menjadi pecandu berat terhadap perilaku amoral.
5.    Kita sedang berada pada suatu situasi ketika menegakkan etika politik seperti menegakkan benang basah.
6.    Zaman Orde Lama, PKI (Partai Komunis Indonesia) menjadi lambang politik amoral dengan teror dan kekerasan untuk mencapai tujuan “sama rata, sama rasa”.
7.    Zaman Orde Baru, korupsi dilakukan untuk mengejar pertumbuhan.
8.    Zaman Reformasi, premanisme dan suap dilakukan untuk mencapai tujuan jabatan.
9.    Demokratisasi disalahartikan sebagai terbukanya kesempatan bagi pejabat negara untuk saling memeras.
10. Dan bagi politisi amatir untuk menjadi makelar politik pencari suara dalam pemilihan.

G.   Politik amoral musuh utama Muhammadiyah.
1.    Machiavellisme dalam arti paham politik amoral.
2.    Yaitu tujuan menghalalkan segala cara itu musuh utama bagi Muhammadiyah.
3.    Warga Muhammadiyah tak boleh berhenti melakukan 3 hal bersamaan, yaitu:
1)    alda’wah il al-khair.
2)    al-amr bi al-ma’ruf.
3)    al-nahy ‘an al-munkar.
4.    Yaitu:
1)    Dakwah kebaikan.
2)    Amar makruf.
3)    Nahi mungkar.

 (Sumber internet)


Related Posts:

  • 342. TAKDIRMEMAHAMI TAKDIR ALLAH Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.        Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan masala… Read More
  • 342. TAKDIRMEMAHAMI TAKDIR ALLAH Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.        Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan masala… Read More
  • 342. TAKDIRMEMAHAMI TAKDIR ALLAH Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.        Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan masala… Read More
  • 342. TAKDIRMEMAHAMI TAKDIR ALLAH Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.        Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan masala… Read More
  • 341. FITRIMEMAHAMI MAKNA IDUL FITRI Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang … Read More

0 comments:

Post a Comment