MANUSIA AMAT LEMAH PERLU LIHAT PENDAPAT LAIN
Oleh Drs. HM Yusron
Hadi,MM
UUD 1945
Pasal 28E
(1) Setiap orang berhak memeluk agama dan
beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih
pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara
dan meninggalkannya, serta berhak kembali.** )
(2) Setiap orang berhak atas kebebasan
meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati
nuraninya.**)
(3) Setiap orang berhak atas
kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.**)
Bebas adalah tidak terikat.
Atau terbatas oleh aturan dan
sebagainya.
Kebebasan adalah keadaan bebas atau kemerdekaan.
Kebebasan berbicara adalah merdeka untuk berbicara.
Jika semua orang punya pendapat sama.
Tapi cuma 1 orang yang pendapatnya berbeda.
Maka banyak orang tak boleh membungkam 1 suara itu.
Karena jika 1 orang itu punya kekuatan.
Misalnya, 1 orang itu menjadi presiden.
Maka 1 orang itu akan membungkam semua orang.
Padahal sikap bungkam membungkam itu.
Berlawanan dengan prinsip kebebasan berbicara.
Dengan membiarkan semua orang bebas berbicara.
Maka akan muncul banyak pilihan kebenaran.
Biarkan muncul banyak alternatif kebenaran.
Ada 3 sikap orang anti kebebasan berbicara.
1. Membela yang salah dan menyingkirkan yang benar.
2. Membela yang benar dan menyingkirkan yang salah.
3. Mencampur aduk yang benar dan yang salah.
A. Membela yang salah
dan menyingkirkan yang benar.
Orang anti kebebasan berbicara merasa dirinya paling benar.
Mengganggap dirinya tak mungkin salah.
Padahal semua manusia pasti pernah salah.
Dia anti kritik dan menutup diri.
Dia dogmatis dan anti diskusi.
Padahal diskusi itu penting untuk menemukan kesalahan.
Kebebasan diskusi perlu untuk mengembangkan
kebijaksanaan orang.
Dan meningkatkan mutu manusia.
B. Membela yang benar dan menyingkirkan yang salah.
Sekilas tampak benar adanya.
Yaitu orang anti kebebasan berbicara membela pendapat benar
dan menyingkirkan pendapat yang salah.
Tapi kritik dan pendapat yang salah atau berbeda tetap
diperlukan.
Agar kebenaran yang diyakini tetap hidup.
Karena betapa pun benarnya suatu pendapat atau pandangan.
Jika takut dan tak sering didiskusikan.
Maka akan menjadi kebenaran dogma.
Yaitu menjadi kebenaran yang mati.
Bukan kebenaran yang hidup.
Padahal suatu kebenaran itu harus hidup
Artinya suatu pandangan harus berani selalu diadu dan
berdialog dengan realitas berbeda.
Pendapat yang salah akan membantu menambah alasan kuat.
Untuk menunjukkan kebenaran sejati.
Saat suatu pandangan bisa menunjukkan yang salah itu salah.
Maka yang benar itu semakin kuat.
Sehingga, jangan anti kritik
Biarkan orang lain punya pendapat berbeda.
Tapi jawablah dengan baik dan logis.
Karena orang yang cuma tahu pendapatnya sendiri.
Sebenarnya, dia hanya tahu sedikit tentang hal itu.
Karena kita ini manusia biasa yang serba terbatas.
Manusia tak mungin bisa tahu segalanya.
Maka buka telinga lebar-lebar.
Untuk mendengar pendapat lain
Dan buka mata lebar-lebar.
Untuk melihat pandangan lain.
Konflik diperlukan untuk menemukan kebenaran.
Konflik yang benar dan salah akan membantu menjernihkan
masalah.
Sehingga kebenaran akan lebih tampak dan hidup.
Tak sekedar taklid atau membuta saja.
Jika ada pihak menuduh kelompok lain radikal, aliran keras,
wahabi, dan semacamnya.
Maka pihak yang menuduh itu juga sama kondisinya.
Artinya pihak yang menuduh dan yang dituduh gayanya sama.
Yaitu sama-sama anti kritik dan anti berbeda pendapat.
Sama-sama tak membuka diri untuk menerima pendapat berbeda.
Dan tidak membiarkan suara berbeda itu muncul.
Masing-masing pihak itu dogmatis yang mati.
Dan tidak membiarkan kebenaran yang diyakini itu hidup.
Sehingga masing-masing pihak hidup dalam dogma yang
diyakini.
Bukan dalam dogma yang dipahami.
Ada perbedaan antara diyakini dan dipahami
Pendapat boleh diyakini
Tapi keyakinan yang tidak dialog dengan keyakinan dan
perspektif berbeda.
Maka menjadi dogma yang mati.
C. Mencampur aduk yang benar dan yang salah.
Yaitu menilai ada kesalahan dalam kebenaran
Dan ada kebenaran dalam kesalahan.
Sikap ini lebih tak jelas dibanding 2 sikap sebelumnya.
Lebih baik punya keyakinan.
Tapi bersifat terbuka.
Yaitu berani diskusi dan dialog terbuka dengan pendapat
lain.
Manfaat kebebasan berpendapat
1. Pikiran banyak orang pasti lebih baik daripada pikiran 1
orang.
2. Meningkatkan kemungkinan mendapat kebenaran.
3. Meningkatkan kemungkinan manusia bebas.
4. Punya banyak pilihan, sehingga bisa memilih yang cocok.
5. Menambah bukti benarnya suatu padangan.
6. Suatu kebenaran makin valid, jika bisa menjawab dengan
logis serangan dari mana pun.
7. Mengembangkan kebijaksanaan orang.
8. Meningkatkan mutu sumber daya manusia.
SOAL WAYANG HARAM
Tidak ada yang baru.
Dalam kasus wayang
'haram'.
Dari dulu.
Sudah banyak hal begini.
Musik haram.
Celana bagi wanita
haram.
Nulis novel haram.
Ini haram, itu haram.
Siapa bisa meyakini
apapun.
Dan sah berbeda
pendapat.
Jika orang meyakini
perintah agamanya.
Masak kita mau marah.
Babi haram menurut
Islam.
Makan sapi haram menurut
agama lain.
Kerja hari Sabtu haram.
Dan lainnya.
Aslkan orang tidak
memaksakan pendapatnya.
Maka boleh berpendapat.
Apalagi dalam forum
terbatas.
Untuk jamaahnya sendiri.
Hal itu konsumsi mereka
sendiri.
Repot jika orang
lain ngamuk.
Dan tidak terima.
Jika kamu yakin baik dan
halal. Daripada sibuk menanggapi yg mengharamkan.
Mending kamu balas
dengan tunjukkan.
Bisa jadi alat dakwah.
Bisa bermanfaat.
Masalah beda pendapat.
Biarkan Tuhan kelak yang
memutuskan.
Tapi urusan korupsi,
maling, menipu, dan dusta.
Yang merugikan banyak
orang.
Kita harus perang.
Jangan terbalik.
Soal receh kamu kayak
mau perang.
Tapi soal Harun Masiku.
Korupsi bansos.
Dan korupsi lainnya.
Kamu diem2 bae.
Sepi itu akun medsos
kamu bahas soal korupsi?
Kapan kamu mau bersuara
soal janji2 tak dipenuhi?
Kita buktikan.
Termasuk lemah lembut
sama saudara sendiri atau tidak?
Jangan terbalik.
Kita lemah lembut sama orang
lain.
Tapi sama saudara
sendiri kita bengisnya minta ampun.
Sumber
1.Ngaji Filsafat Dr Fahrudin Faiz
2.Tere Liye.
0 comments:
Post a Comment