Tuesday, September 19, 2023

30580. RAKYAT KECIL DAMPAK KERETA CEPAT JAKARTA BANDUNG

 


RAKYAT KECIL DAMPAK KERETA CEPAT JAKARTA BANDUNG  

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Ade Supriatna, 62 tahun.

Mencongkel batu dan material.

 

Urukan proyek kereta cepat.

Yang menutup kebunnya.

 

 

Luasnya 460 meter persegi.

Di dekat tempat tinggalnya.

 

Kampung Ciganda, RT 2, RW 6.

Desa Rende.

 

Kecamatan Cikalongwetan.

Kabupaten Bandung Barat.

 

Hal itu dilakukan.

Untuk kembalikan lahan produktif.

 

Sejak tahun 2019.

Dampak proyek sepur kilat.

 

Lahan itu disewakan.

Untuk jalan pembuangan.

 

Proyek terowongan.

Selama 2 tahun.

 

Awalnya, Ade enggan sewakan kebunnya.

Karena rendah Rp50.000 per meter.

 

 "Penawaran sewa Rp55 ribu.

Baru saya berikan," ucap Ade.

 Sabtu, 16 September 2023.

 

Dia terima uang sewa.

Senilai Rp62 juta.

 

Selain sewa lahan.

Uang itu ganti tanaman.

 

Dia minta kontraktor proyek.

Agar lahannya balik semula.

 

Setelah beres.

Tapi ditolak.

 

Lahan produktif.

 Awalnya ditanami pala dan cengkeh.

 

Berubah ditimbun tanah dan material.

Jalur pembuangan terowongan.

 

Setelah masa sewa rampung.

Kebunnya tak bisa ditanami.

 

Beberapa material.

Seperti pasir dan batu.

Dicongkel untuk dijual

 

Ade sebelum proyek.

Punya penghasilan petani.

 

Kebun sendiri.

Kini garap lahan orang lain.

 

Dia mengaku banyak mudaratnya. 

Daripada manfaatnya.

 

Kebun saya tak bisa ditanami lagi," ucapnya.‎

Nasib getir serupa.

Dialami beberapa warga.

 

 Kampung Pasirsalam.

Desa Sempur.

 

 Kecamatan Plered.

 Kabupaten Purwakarta.

 

Material proyek.

Menimbun sawah warga.

 

Suparman, 45 tahun.

Sawahnya seluas 841 meter persegi.

Tertutup urukan.

 

 Ia ungkap.

Penimbunan tahun 2018.

 

Kontraktor proyek kereta cepat.

Kontrak sawah untuk pembuangan.

 

Sawah dihargai Rp50 ribu per meter.

Kontrak 2 tahun.

 

Selepas kontrak.

Sawah jadi gunungan material.

Seperti tanah dan cor beton.

 

Timbunan proyek.

Setinggi pohon kelapa.

 

Ditanami pisang tidak tumbuh.

 Tanahnya panas, berupa urukan batu," ucapnya.

 

Suparman tak dapat beras.

Hasil sawahnya.

 

Beras kebutuhan sehari-hari.

Sekarang harus beli," ujarnya.‎

 

Warga Pasirsalam.

Hasanudin, 42 tahun.

 

Ia sewakan sawahnya.

 

Seluas 1.291 meter persegi.

Total 2 tahun.

 

Nilai sewa per meter.

Hanya Rp45.000.

 

Ia terima kontrak.

Karena sawahnya rusak.

Akibat urukan proyek.

 

Perjanjian Pemakaian Lahan.

 High Speed Railway Contractor Consortium Project Team PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

 

Senin 18 April 2022.

Durasi 6 bulan.

 

Jumlah uang Rp35.502.500.

Harga sewa per meter persegi Rp27.500.

 

Surat perjanjian Pasal 4 Penggunan.

"Pada saat berakhirnya masa sewa.

 

PIHAK Ke-2 akan mengembalikan lahan Kepada PIHAK KE-1.

 

Dengan kondisi lahan apa adanya dan tanah."

 

Ia mengaku minta proyek.

Agar urukan  itu dikeruk.

 

Tapi ditolak.

 

"Majarkeun teh alatna tos teu araya 

(Alasannya, alatnya sudah tak ada)," kata Hasanudin.

 

Di balik keceriaan.

Dan taburan pujian.

 

Para pesohor.

Saat uji coba bersama Jokowi.

 

Ada getir warga.

Sekitar jalur kereta cepat.

 

Kesengsaraan macam itu.

 Tak mungkin dirasakan.

 

Orang yang tinggal Istana.

 Atau sering nongol di televisi.

 

Mungkin membangun proyek.

Hanya untuk kebanggaan.

 

Para elite berkuasa.

 

Tapi bikin sengsara.

Rakyat jelata.

 

Mereka belum tentu bisa.

Naik sepur itu.

 

Semudah para pesohor.

Dan pejabat berkuasa.

 

(sumber pikiran rakyat)

 

0 comments:

Post a Comment