Thursday, September 12, 2024

36267. ORANG TUA DILARANG MEMAKI ANAK

 



ORANG TUA DILARANG MEMAKI ANAK

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

Al-Quran menyatakan.

Bahwa isteri dan anak.

 

1)        Perhiasan hidup.

2)        Sumber harapan.

 

Tapi ditegaskan pula.

Bahwa mereka.

 

Bisa jadi musuh orang tuanya.

 

Al-Quran At-Tagabun (surah ke-64) ayat 14.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ ۚ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

 

Hai orang-orang beriman, sesungguhnya di antara isterimu dan anakmu ada yang jadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu pada mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

 

Orang tua pasti dambakan.

Semua anak keturunannya.

 

1)        Sehat lahir batin.

2)        Jadi permata hati.

 

Tapi kita sering melupa.

Ada 2 faktor utama.

 

Berperan meraih dambaan.

Yaitu factor:

1)                Keturunan.

2)                Pendidikan.

 

Para ahli tegaskan.

Bahwa orang tua sangat potensi.

 

Mewariskan pada anak-cucunya.

Sifat jasmani dan Rohani.

Lewat gen yang dimiliki.

 

Dalam hadis Nabi Muhammad.

 Disebut “irig”.

 

Nabi  Muhammad berpesan.

Agar calon bapak berhati-hati.

Pilih tempat tabur benih.

 

Sebab “al-irgu dassas”.

Gen sangat kecil tersembunyi.

Tapi berpengaruh pada keturunan.

 

Al-Quran melarang Muslim yang baik.

Menikah wanita musyrik.

Atau wanita pezina.

 

Al-Quran An-Nur (surah ke-24) ayat 3.

 

الزَّانِي لَا يَنْكِحُ إِلَّا زَانِيَةً أَوْ مُشْرِكَةً وَالزَّانِيَةُ لَا يَنْكِحُهَا إِلَّا زَانٍ أَوْ مُشْرِكٌ ۚ وَحُرِّمَ ذَٰلِكَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ

 

Pria pezina tak mengawini melainkan wanita pezina, atau wanita musyrik; dan wanita pezina tidak dikawini melainkan oleh pria pezina atau pria musyrik, dan yang demikian diharamkan atas orang mukmin.

 

Para ulama berpendapat

Bahwa gejolak jiwa suami isteri.

 

Saat hubungan seksual.

Berpengaruh pada jiwa anak.

Yang dibuahkan.

Islam perintahkan.

Agar suasana agamis.

 

Dan tenang lahir dan batin.

Diusahakan diwujudkan.

 

Sebelum dan saat bercampur suami dan isteri.

Dengan baca doa khusus.

 

Faktor lain sangat berperan.

Dalam membentuk:

 

1)        Sifat.

2)        Watak.

 

3)        Perilaku.

4)        Kepandaian.

5)        Keterampilan.

 

Bagi tiap anak.

Yaitu pendidikan.

 

Syarat pertama dan utama.

Dalam mendidik anak.

 

Yaitu kesadaran orang tua.

 

Pada bakat, minat, dan kepribadian anaknya.

 

Perasaan kasih sayang dan cinta pada anak.

 

1)        Orang tua tak paksa anaknya.

2)        Jadi persis orang tuanya.

 

3)        Jadi kelanjutan.

 

4)        Balas dendam orang tua.

Yang tak dicapainya.

 

Rasa kasih sayang dan cinta.

Orang tua pada anaknya.

 

Hubungan mesra beda pribadi.

Tiap pribadi punya ciri khusus.

 

Jika orang tua paksakan anaknya.

Jadi “kelanjutannya” atau “sama dengan” orang tuanya.

 

Tapi tak sesuai bakat minat anak.

Maka pudar rasa cintanya.

 

Seorang anak.

Berapa pun usianya.

 

Yaitu manusia punya jiwa, rasa, dan pribadi tersendiri.

 

Bisa berbeda pribadi manusia lainnya.

 

Ummu Fadhil cerita.

Aku menimang seorang bayi.

 

Nabi Muhammad menggendongnya.

Tiba-tiba bayi pipis membasahi pakaian Nabi.

 

Dengan cepat kurenggut bayi itu.

Dari gendongan Nabi.

 

Nabi  Muhammad bersabda,

 

“Pakaian basah ini.

Bisa  dibersihkan dengan air.

 

Tapi apa yang dapat menghilangkan keruh dalam jiwa si anak.

Akibat renggutanmu yang kasar itu?”

 

Nabi Muhammad tak ingin rasa rendah diri.

Atau bersalah sentuh jiwa anak

Bisa dibawa sampai dewasa.

 

Dalam dalam hal tertentu

Nabi Muhammad tak bedakan perlakuan.

 

Pada anak dan orang dewasa.

Misalnya.

Saat  mengucapkan salam.

 

Dengan ucapkan salam pada anak.

Tanam 2 dampak positif.

 

Dalam perkembangan jiwa.

Yaitu tanam:

 

1)        Rasa rendah hati.

2)        Rasa percaya diri.

Sebab dihormati.

 

Para ulama berpendapat.

Hampir 90 persen rasa rendah diri.

 

Pada orang dewasa.

Faktor sebabnya.

Perlakuan dialaminya sebelum dewasa.

 

Nabi Muhammad bersabda,

 

”Hormati anak-anakmu.

Dan didik mereka dengan baik.

 

Allah akan beri rahmat

Bagi orang membimbing anaknya.

Agar anak berbakti padanya”.

 

Sahabat Nabi bertanya,

 

”Ya Rasulullah, bagaimana cara membantu anak-anak kita?”

 

Nabi Muhammad bersabda,

“Yaitu dengan cara:

 

1)        Memuji hasil usaha anak meskipun kecil.

2)        Memaafkan salahnya.

 

3)        Tak memberi beban berat.

4)        Tak memaki dengan ucapan melukai hatinya.”

 

 

Daftar Pustaka

1)        Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   

2)        Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3)        Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4)        Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5)        Tafsirq.com online

0 comments:

Post a Comment