Saturday, September 28, 2024

36731. CARA PAKAI UANG DAN HARTA DI ALQURAN

 



CARA PAKAI UANG DAN HARTA DI ALQURAN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Kata “uang” (menurut KBBI V).

Artinya:

1)        Alat tukar atau standar pengukur nilai (kesatuan hitungan) yang sah.

 

Dikeluarkan pemerintah suatu negara berupa emas, perak, atau logam lain.

 

Dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu.

 

2)        Harta.

3)        Kekayaan.

 

Uang dapat diartikan.

 

1)        Harta.

2)        Kekayaan.

3)        Nilai tukar bagi sesuatu.

 

Hakikatnya pandangan Islam.

Pada uang dan harta.

Amat positif.

 

Manusia diperintahkan Allah.

Mencari rezeki.

Tak hanya cukup saja.

 

Tapi cari “fadhl” Allah.

Arti harfiah “kelebihan bersumber dari Allah”.

 

Al-Quran surah Al-Jumu'ah (surah ke-62) ayat 10.

 

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

 

      Apabila telah ditunaikan salat (Jumat), maka bertebaran kamu di bumi; dan cari “fadhl” (karunia/kelebihan/rezeki) Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.

 

Cari kelebihan karunia.

Agar dapat rezeki.

 

Bisa ibadah sempurna.

Dan bantu pihak lain.

Yang kekurangan.

 

Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 5.

 

Bahwa “harta” atau “uang”.

Sebagai “qiyaman”.

Yaitu sarana pokok hidup.

 

وَلَا تُؤْتُوا السُّفَهَاءَ أَمْوَالَكُمُ الَّتِي جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ قِيَامًا وَارْزُقُوهُمْ فِيهَا وَاكْسُوهُمْ وَقُولُوا لَهُمْ قَوْلًا مَعْرُوفًا

 

    Dan janganlah kamu serahkan pada orang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Beri mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkan pada mereka kata-kata baik.

 

Islam perintahkan.

Untuk pakai uang.

 

1)                Pada tempatnya.

2)                Secara baik.

 

3)                Tak boros.

4)                Untuk menjaganya.

 

Al-Quran melarang.

Beri harta pada pemiliknya sendiri.

 

Jika pemilik boros.

Tak  pandai urus hartanya.

 

Al-Quran perintahkan.

1)                Transaksi utang piutang.

2)                Agar dicatat jumlahnya.

 

3)                Tak tercecer.

4)                Tak berkurang.

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2 ayat 282).

 

 Ayat terpanjang Al-Quran.

Agar menulis transaksi uang.

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ ۚ وَلْيَكْتُبْ بَيْنَكُمْ كَاتِبٌ بِالْعَدْلِ ۚ وَلَا يَأْبَ كَاتِبٌ أَنْ يَكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللَّهُ ۚ فَلْيَكْتُبْ وَلْيُمْلِلِ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ وَلَا يَبْخَسْ مِنْهُ شَيْئًا ۚ فَإِنْ كَانَ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ سَفِيهًا أَوْ ضَعِيفًا أَوْ لَا يَسْتَطِيعُ أَنْ يُمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهُ بِالْعَدْلِ ۚ وَاسْتَشْهِدُوا شَهِيدَيْنِ مِنْ رِجَالِكُمْ ۖ فَإِنْ لَمْ يَكُونَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَامْرَأَتَانِ مِمَّنْ تَرْضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَاءِ أَنْ تَضِلَّ إِحْدَاهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحْدَاهُمَا الْأُخْرَىٰ ۚ وَلَا يَأْبَ الشُّهَدَاءُ إِذَا مَا دُعُوا ۚ وَلَا تَسْأَمُوا أَنْ تَكْتُبُوهُ صَغِيرًا أَوْ كَبِيرًا إِلَىٰ أَجَلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ وَأَقْوَمُ لِلشَّهَادَةِ وَأَدْنَىٰ أَلَّا تَرْتَابُوا ۖ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً حَاضِرَةً تُدِيرُونَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَلَّا تَكْتُبُوهَا ۗ وَأَشْهِدُوا إِذَا تَبَايَعْتُمْ ۚ وَلَا يُضَارَّ كَاتِبٌ وَلَا شَهِيدٌ ۚ وَإِنْ تَفْعَلُوا فَإِنَّهُ فُسُوقٌ بِكُمْ ۗ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

 

      Hai orang-orang beriman, apabila kamu muamalah tak tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang berutang mengimlakan (apa yang akan ditulis), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikit pun utangnya. Jika yang berutang itu orang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakan, maka hendaklah walinya mengimlakan dengan jujur. Dan saksikan dengan dua orang saksi orang lelaki di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi yang kamu ridai, supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis utang, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian, lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu, (Tulis muamalahmu), kecuali jika muamalah tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikan apabila kamu jual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

 

Jika perlu minta bantuan notaris untuk mencatatnya.

 

Allah pesan pada notaris.

Dan orang transaksi

Agar tak saling merugikan.

 

Al-Quran lihat uang dan harta.

Pada naluri dan fitrah manusia.

 

Al-Quran kenalkan Islam.

1)                Agama fitrah.

 

2)                Sejalan jati diri manusia.

3)                Termasuk dalam harta dan uang.

 

Al-Quran surah Ali 'Imran (surah ke-3) ayat 14.

 

Naluri manusia cinta pada:

 

1)                Lawan seksnya.

2)                Anak-anak.

3)                Harta kekayaan yang banyak.

 

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

 

      Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 180.

 

كُتِبَ عَلَيْكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ إِنْ تَرَكَ خَيْرًا الْوَصِيَّةُ لِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ بِالْمَعْرُوفِ ۖ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِينَ

 

       Diwajibkan atasmu, apabila seorang di antaramu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika dia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara makruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.

 

Al-Quran sebutkan “harta yang banyak” sebagai “khair”.

 

Arti harfiah “khair” adalah “kebaikan”.

 

Berarti harta kekayaan.

Hal yang baik.

 

Cara raih dan pakai.

Harus baik.

 

Jika manusia abaikan.

Maka hidupnya sengsara.

 

Daya tarik uang dan harta kekayaan.

Menyilaukan mata dan menggiurkan hati.

 

Berulang Al-Quran dan hadis Nabi.

Ingatkan manusia.

 

1)        Tak tergiur gemerlap uang.

2)         Tak diperbudak harta kekayaan.

 

3)                Tak lupa fungsinya sebagai hamba Allah.

 

4)                Manusia khalifah di bumi.

 

 

 

Daftar Pustaka

1.                Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

2.                Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.                Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.                Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.                Tafsirq.com online.

0 comments:

Post a Comment