Thursday, December 5, 2024

38236. ALASAN BOLEH DAN HARAM UCAPAN SELAMAT NATAL

 


ALASAN BOLEH DAN HARAM UCAPAN SELAMAT NATAL

Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Al-Quran surah Maryam (surah ke-19) ayat 16-34.


وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ مَرْيَمَ إِذِ انْتَبَذَتْ مِنْ أَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا

 

16. Dan ceritakan (kisah) Maryam dalam Al Quran, ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur.

 

فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُونِهِمْ حِجَابًا فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا

 

17. maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia sempurna.

 

قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَٰنِ مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّا

 

18. Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung darimu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu orang bertakwa".

 

قَالَ إِنَّمَا أَنَا رَسُولُ رَبِّكِ لِأَهَبَ لَكِ غُلَامًا زَكِيًّا

 

19. Ia (jibril) berkata: "Sesungguhnya aku hanya utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak pria suci".

 

قَالَتْ أَنَّىٰ يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ وَلَمْ أَكُ بَغِيًّا

 

20. Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak pria, sedangkan tak ada manusia menyentuhku dan aku bukan (pula) pezina!"

 

لَ كَذَٰلِكِ قَالَ رَبُّكِ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ ۖ وَلِنَجْعَلَهُ آيَةً لِلنَّاسِ وَرَحْمَةً مِنَّا ۚ وَكَانَ أَمْرًا مَقْضِيًّا

 

21. Jibril berkata: "Demikian". Tuhanmu berfirman: "Hal itu mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu sudah diputuskan".

 

۞ فَحَمَلَتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهِ مَكَانًا قَصِيًّا

 

22. Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya ke tempat jauh.

 

فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَىٰ جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَٰذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا

 

23. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang tidak berarti, lagi dilupakan".

 

فَنَادَاهَا مِنْ تَحْتِهَا أَلَّا تَحْزَنِي قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا

 

24. Maka Jibril menyerunya dari tempat rendah: "Jangan kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.

 

وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا

 

25. Dan goyanglah pangkal pohon kurma arahmu, niscaya pohon akan menggugurkan buah kurma masak kepadamu,

 

فَكُلِي وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا ۖ فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَٰنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا

 

26. Maka makan, minum dan bersenang hati kamu. Jika kamu melihat manusia, maka katakan: "Sesungguhnya aku bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tak akan berbicara dengan seorang manusia pada hari ini".

 

فَأَتَتْ بِهِ قَوْمَهَا تَحْمِلُهُ ۖ قَالُوا يَا مَرْيَمُ لَقَدْ جِئْتِ شَيْئًا فَرِيًّا

 

27. Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kamu melakukan sesuatu amat mungkar.

 

يَا أُخْتَ هَارُونَ مَا كَانَ أَبُوكِ امْرَأَ سَوْءٍ وَمَا كَانَتْ أُمُّكِ بَغِيًّا

 

28. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah orang jahat dan ibumu bukan pezina",

 

فَأَشَارَتْ إِلَيْهِ ۖ قَالُوا كَيْفَ نُكَلِّمُ مَنْ كَانَ فِي الْمَهْدِ صَبِيًّا

 

29. Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: "Bagaimana kami akan bicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?"

 

قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا

 

30. Berkata Isa: "Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi,


وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا

 

31. Dan Dia menjadikan aku orang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup;

 

وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا

 

32. Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku orang sombong lagi celaka.

 

وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا

 

33. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali".

 

ذَٰلِكَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ ۚ قَوْلَ الْحَقِّ الَّذِي فِيهِ يَمْتَرُونَ

 

34. Itu Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan benar, yang mereka berbantahhan tentang kebenarannya.

 

Demikian, cuplikan kisah kelahiran.

Atau natal Nabi Isa dalam Al-Quran.

 

Al-Quran abadikan dan merestui.

Ucapan selamat natal pertama.

Bagi Nabi Isa.

 

Contoh Al-Quran beri salam kepada:

 

1)                Nabi Nuh.

2)                Ibrahim.

 

3)                Musa.

4)                Harun.

 

5)                Keluarga Ilyas.

6)                Nabi lainnya.

 

 Umat Islam yakin pada Nabi Isa.

Juga harus yakin pada Nabi Muhammad.

Keduanya hamba dan utusan Allah.

 

Kita mohon curahan selawat dan salam.

Bagi mereka berdua.

Seperti mohon bagi para nabi dan rasul.

 

Nabi Muhammad merayakan hari selamat Nabi Musa dari Raja Fir’aun.

Dengan puasa Asyura.

 

Nabi bersabda,

“Umat Islam lebih wajar merayakannya daripada orang Yahudi pengikut Nabi Musa”.

 

       Nabi bersabda,

“Para Nabi adalah bersaudara hanya ibunya berbeda.

Dan  seluruh umat manusia bersaudara”.

 

Nabi Isa tunjuk dirinya “anak manusia”.

Nabi Muhammad bersabda,

“Aku manusia biasa seperti kalian.

Yang mendapat wahyu dari Allah”.

 

Ketika ada orang mengira anaknya meninggal.

Nabi Isa menyembuhkannya dan berkata,

“Dia tak mati, tapi tidur”. 

 

Ketika terjadi gerhana matahari.

Pada hari wafatnya putra Nabi Muhammad.

 

Orang-orang berkata,

“Matahari gerhana, karena putra Nabi Muhammad wafat”.

 

Nabi bersabda,

“Matahari tidak gerhana, karena mati atau lahirnya orang.”

 

Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 64.


قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ ۚ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ

 

64. Katakan (Muhammad) : "Hai Ahli Kitab, mari (berpegang) kepada kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakan kepada mereka: "Saksikan, bahwa kami orang yang berserah diri (kepada Allah)".

 

Sebagian ulama MEMBOLEHKAN .

1)                Mengucapkan selamat natal.

2)                Menghadiri perayaan natal.

 

Asalkan bukan acara ritual Kristen.

Agar kerukunan umat beragama Indonesia tetap terjaga.

 

Sebagian ulama MELARANG.

1)                Mengucapkan selamat natal.

2)                Berdosa jika akidah dikorbankan atas nama kerukunan umat beragama.

 

 Teks agama terkait akidah sangat jelas.

Untuk hindari kerancuan dan salah paham.

 

 Al-Quran tak pakai kata.

Bisa timbul salah paham.

 

Misalnya.

Kata “Allah”, tak dipakai Al-Quran.

 

Saat arti semantiknya.

Yang dipahami kaum jahiliah.

Tak sesuai Islam.

 

      Semantik

Yaitu ilmu tentang makna kata dan kalimat.

Atau pengetahuan seluk-beluk pergeseran arti kata.

 

 Kata dipakai ganti “Allah”.

Pada zaman jahiliah.

 

 Yaitu “Rabbuka”.

Artinya “Tuhanmu, Hai Muhammad”.

 

Pada wahyu ke-1 .

Hingga surah Al-Ikhlas.

 

Nabi Muhammad sering menguji pemahaman umat tentang Tuhan.

 

Tapi Nabi tak pernah bertanya,

“Di manakah Tuhan berada?”.

 

Redaksi “Di mana Allah berada?”

Bisa timbul kesan.

 

Allah pada tempat tertentu.

Hal mustahil bagi Allah.

 

 Dengan alasan serupa.

Para ulama enggan pakai kata “ada” bagi Allah.

Tapi pakai “wujud Allah”.

 

Hari Natal.

Terkait Nabi Isa Al-Masih.

Manusia agung dan suci.

 

Tapi hari Natal.

Dirayakan umat Kristen.

 

Keyakinan pada Nabi Isa.

Beda dengan keyakinan Islam.

 

Orang Islam mengucapkan.

 

1)                Selamat Natal.

2)                Hadir perayaan Hari Natal.

 

Bisa timbul:

1)                Salah paham.

2)                Merusak  akidah Islam.

 

Karena dapat dipahami.

Orang Islam akui .

 

Nabi Isa Al-Masih sebagai tuhan.

Hal itu bertentangan akidah Islam.

 

Muncul  larangan dan fatwa ulama.

Bahwa haram bagi umat Islam.

 

Mengucapkan “Selamat Natal”.

Atau hadiri perayaan Hari Natal.

 

 Bahkan semua kegiatan.

Terkait Hari Natal.

Hukumnya haram.

 

Termasuk bisnis berjual beli.

Terkait Hari Natal.

Hukumnya haram.

 

 Larangan ucapan selamat natal.

Dan hadiri perayaan natal.

 

Menjaga akidah umat Islam.

Agar tidak rusak.

Tak campur akidah Krisiten.

 

 Sebagian ulama berpendapat.

Jika akidah tak rusak.

 

Tak campur keyakinan Kristen.

Maka orang itu.

 

Boleh ucapkan selamat natal.

Kepada temannya yang Kristen.

 

 

Mengapa ada ulama bolehkan.

Orang Islam ucapkan selamat natal.

Pada temannya yang Kristen?

 

Jawabnya,

 

“Karena orang Islam itu.

Ucapkan selamat Natal.

 

Untuk Nabi Isa.

Sebagai utusan Allah yang mulia.

 

Bukan Nabi Isa sebagai tuhan.

Juga bukan anak tuhan”.

Orang boleh bertindak atas keyakinanya sendiri.

 

Dan tanggung jawab di akhirat kelak.

 

Al-Quran surah Al-Muddassir (surah ke-74) ayat 38.


كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ

 

Setiap diri bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnya.

 

 

 

 

Daftar Pustaka

1.Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

3.Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment