Monday, April 28, 2025

40469. BEDA AYAT MUHKAMAT DAN MUTASYABIHAT

 









PERBEDAAN AYAT MUHKAMAT DAN MUTASYABIHAT

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

 

Ayat Al-Quran dan hadis Nabi.

Ada yang “mutasyabihat”.

 

Yaitu :

1)        Maknanya samar-samar.

2)        Tak bisa dipahami secara tekstual.

 

Jika difahami secara tekstual.

Maka terjerumus kepada:

 

1)        Tasybih.

Yaitu menyerupakan Allah dengan makhluk.

 

2)        Tajsim.

Yaitu menjasmanikan wujud Allah.

 

Al-Quran surah Thaha (surah ke-20) ayat 5.

 

الرَّحْمَٰنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَىٰ

 

(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy.

 

Keterangan.

Jika ayat ini dipahami tekstual.

 

Maka kita menyamakan Allah dengan manusia.

Yang duduk di atas kursi.

 

Maha Suci Allah dari sifat seperti itu.

 

Allah berfirman,

“Tak ada sesuatu yang serupa dengan Dia (Allah)”.

 

Al-Quran surah Asy-Syura (surah ke-42) ayat 11.

 

فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الْأَنْعَامِ أَزْوَاجًا ۖ يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

 

      (Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagimu dari jenismu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

 

Para ulama sejak zaman:

1)        Para sahabat.

2)        Tabi’in.

 

3)        Tabi’at tabi’in.

4)        Hingga saat ini.

 

Dalam memahami ayat mutasyabihat.

Atau ayat yang artinya samar-samar.

 

Memakai 2 metode.

Yaitu:

 

1)        Tafwidh.

2)        Takwil.

 

1.        Metode tafwidh.

Yaitu menyerahkan maknanya kepada Allah.

 

 

Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 7.

 

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ ۖ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ ۗ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ ۗ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ

  

      Dia, Allah yang menurunkan Al-Quran kepadamu. Di antara isinya ada ayat-ayat yang muhkamat itulah pokok-pokok isi Al-Quran dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (darinya) melainkan orang-orang yang berakal.

 

2.        Metode takwil.

Yaitu menjelaskan makna samar dengan makna sesuai syariat.

 

Atau makna tak langsung dari teks.

 

Tafsir.

Yaitu menjelaskan makna langsung secara tekstual.

 

Tafsir dipakai untuk ayat yang jelas.

Atau ayat muhkamat.

 

Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 51.

 

الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَهْوًا وَلَعِبًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا ۚ فَالْيَوْمَ نَنْسَاهُمْ كَمَا نَسُوا لِقَاءَ يَوْمِهِمْ هَٰذَا وَمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ

     

 (Yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka. Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.

 

Kalimat:

 “Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka seperti mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini”.

 

QS. Al-A’raf (7: 51).

 

Ayat ini tak bisa dipahami tekstual.

Sebab tak mungkin Allah punya sifat lupa.

 

Al-Quran surah Maryam (ayat ke-19) ayat 64.

Menyatakan Allah tidak akan lupa.

 

وَمَا نَتَنَزَّلُ إِلَّا بِأَمْرِ رَبِّكَ ۖ لَهُ مَا بَيْنَ أَيْدِينَا وَمَا خَلْفَنَا وَمَا بَيْنَ ذَٰلِكَ ۚ وَمَا كَانَ رَبُّكَ نَسِيًّا

 

       Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. Kepunyaan-Nya apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan Tuhanmu tidak lupa.

 

Keterangan.

Abdullah bin Abbas melakukan takwil ayat mutasyabihat.

 

“Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka seperti mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini”.

 

Takwilnya:

 

“Kami tinggalkan mereka dari rahmat.

Seperti mereka meninggalkan amal.

Untuk pertemuan pada hari ini.”

 

Takwil yang lain.

 

”Allah akan melupakan mereka dari kebaikan.

Tapi tak melupakan mereka dari kejahatan.”

 

Al-Quran surah Al-Qalam (surah ke-68) ayat 42.

 

يَوْمَ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ وَيُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ فَلَا يَسْتَطِيعُونَ

 

 Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak kuasa.

 

Keterangan.

 

Ayat ini tak bisa dipahami tekstual.

Bagaimana mungkin betis Allah  disingkapkan.

 

Lalu manusia diperintahkan untuk bersujud.

 

Abdullah bin Abbas menakwilkan ayat mutasyabihat ini.

 

Yaitu:

“Hal yang berat dan sangat keras.

Sebab ketakutan huru-hara pada hari kiamat.”

 

Al-Quran surah Az-Zariyat (surah ke-51) ayat 47.

 

وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ

     

Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.

 

Secara tekstual.

Terjemah ayat ini .

 

“Dan langit itu Kami bangun dengan tangan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa.”

 

Ibnu Abbas menakwilkan ayat mutasyabihat ini.

 

“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (kami).”.

 

 Kata “tangan” ditakwilkan dengan “kekuasaan”.

 

Imam Malik bin Anas menakwilkan hadis mutasyabihat.

 

Rasulullah bersabda,

”Sesungguhnya Allah turun pada waktu malam ke langit dunia.”

 

Pengertian ”Allah turun”.

 

Ditakwilkan dengan “Urusan hal dari Allah yang turun.”

 

Al-Quran surah Al-Fajr (surah ke-89) ayat 22.

 

وَجَاءَ رَبُّكَ وَالْمَلَكُ صَفًّا صَفًّا

 

   Dan datanglah Tuhanmu; sedangkan malaikat berbaris-baris.

 

Imam Ahmad bin Hambal menakwilkan ayat mutasyabihat.

 

“Dan datanglah Tuhanmu.”.

 

 Maksudnya:

“Dan datanglah balasan pahala dari Allah.”

 

Al-Quran surah A-Qashash (surah ke-28) ayat 88.

 

وَلَا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ ۘ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ ۚ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

 

       Jangan kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya  segala penentuan, dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.  

 

كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ

     

 Secara tekstual.

Terjemah ayat ini.

 

“Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali wajah Allah”.

QS. Al-Qasas (28: 88).

 

Imam Bukhari menakwilkan  “Wajah Allah”.

Maksudnya “Kekuasaan Allah.”

 

Hadis mutasyabihat.

 

Rasulullah bersabda,

”Allah tertawa tadi malam.”

 

Takwilnya.

“Allah memberikan kasih sayang tadi malam.”

 

Kesimpulan.

 

1)        Ayat Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad yang “mutasyabihat”.

 

Atau maknanya masih samar-samar.

Tak bisa dipahami secara tekstual.

 

2)        Jika dipahami secara tekstual.

 

Maka akan terjerumus kepada:

 

1)        Tasybih.

Yaitu menyerupakan Allah dengan makhluk.

 

2)        Tajsim.

Yaitu menjasmanikan wujud Allah.

 

 

Daftar Pustaka

1.                Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.

2.                Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.

3.                Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.

4.                Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.                Tafsirq.com online

 

 

 

0 comments:

Post a Comment