Thursday, December 6, 2018

1632. BATAL WUDU










BATAL WUDU
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang hal-hal yang dapat membatalkan wudu?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
1.    Kata “wudu” (menurut KBBI V) adalah “menyucikan diri (sebelum salat) dengan membasuh muka, tangan, kepala, dan kaki”, sedangkan “berwudu” adalah “mengambil air wudu”.
2.    Kata “batal” dapat diartikan “tidak berlaku”, “tidak sah”, “tidak jadi dilangsungkan”, “ditunda”, “tidak berhasil”, atau “gagal”.
3.    Berikut ini hal-hal yang membatalkan wudu.
a.    Ke-1, keluar sesuatu dari dubur atau alat kelamin berupa angin, zat, ulat,  darah, atau berupa apa pun, maka wudunya batal dan tidak sah.
b.    Ke-2, orang yang gila, mabuk, hilang akalnya, atau tertidur sambil berbaring, maka batal wudunya, tetapi tertidur sambil duduk yang tetap, maka wudunya tidak batal dan tetap sah.
c.    Ke-3, bersentuhan kulit antara laki-laki denga  wanita.
1)    Menurut mazhab Syafii bersentuhan kulit antara laki-laki dengan wanita yang sudah dewasa dan bukan muhrimnya, maka membatalkan wudu keduanya (yang menyentuh dan yang disentuh).
2)    Menurut mazhab yang lain bersentuhan kulit antara laki-laki dengan wanita bukan muhrimnya tidak membatalkan wudu, karena berpendapat  yang membatalkan wudu adalah bersetubuh.
d.    Ke-4, menyentuh alat kelamin atau dubur dengan telapak tangan,  membatalkan wudu pihak yang menyentuh saja, tetapi orang yang disentuh tidak batal dan tetap sah wudunya.

4.    Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 43.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا

      Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedangkan kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri masjid) sedangkan kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau kembali dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
5.    Para ulama berbeda pendapat tentang makna, “Atau kamu telah  menyentuh wanita.”
أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ
   
          Atau kamu telah  menyentuh wanita.
Daftar Pustaka.
1.    Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung, 2017.
2.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3.    Tafsirq.com online


Related Posts:

0 comments:

Post a Comment