BATAL WUDU
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang hal-hal yang dapat
membatalkan wudu?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
1. Kata “wudu” (menurut KBBI V) adalah
“menyucikan diri (sebelum salat) dengan membasuh muka, tangan, kepala, dan
kaki”, sedangkan “berwudu” adalah “mengambil air wudu”.
2. Kata “batal” dapat diartikan “tidak
berlaku”, “tidak sah”, “tidak jadi dilangsungkan”, “ditunda”, “tidak berhasil”,
atau “gagal”.
3. Berikut ini hal-hal yang membatalkan
wudu.
a. Ke-1, keluar sesuatu dari dubur atau alat
kelamin berupa angin, zat, ulat, darah,
atau berupa apa pun, maka wudunya batal dan tidak sah.
b. Ke-2, orang yang gila, mabuk, hilang
akalnya, atau tertidur sambil berbaring, maka batal wudunya, tetapi tertidur
sambil duduk yang tetap, maka wudunya tidak batal dan tetap sah.
c. Ke-3, bersentuhan kulit antara laki-laki
denga wanita.
1) Menurut mazhab Syafii bersentuhan kulit
antara laki-laki dengan wanita yang sudah dewasa dan bukan muhrimnya, maka
membatalkan wudu keduanya (yang menyentuh dan yang disentuh).
2) Menurut mazhab yang lain bersentuhan
kulit antara laki-laki dengan wanita bukan muhrimnya tidak membatalkan wudu,
karena berpendapat yang membatalkan wudu
adalah bersetubuh.
d. Ke-4, menyentuh alat kelamin atau dubur
dengan telapak tangan, membatalkan wudu
pihak yang menyentuh saja, tetapi orang yang disentuh tidak batal dan tetap sah
wudunya.
4. Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat
43.
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَىٰ
حَتَّىٰ تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىٰ
تَغْتَسِلُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ
مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً
فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ ۗ إِنَّ
اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedangkan kamu dalam
keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula
hampiri masjid) sedangkan kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu
saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau kembali
dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak
mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah
mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
5. Para ulama berbeda pendapat tentang
makna, “Atau kamu telah menyentuh
wanita.”
أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ
Atau
kamu telah menyentuh wanita.
Daftar Pustaka.
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum
Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru
Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung, 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment