Friday, May 17, 2019

2304. PRAKTIK UKHUWAH


PRAKTIK UKHUWAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang praktik ukhuwah dalam kenyataan hidup sehari-hari menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1.    Kata “ukhuwah” (menurut KBBI V) dapat diartikan “persaudaraan”.
2.    Menurut bahasa Arab, kata “ukhuwah” terambil  dari  akar  kata  yang pada mulanya berarti “memperhatikan” dan makna asal ini memberikan kesan bahwa “persaudaraan”  mengharuskan  adanya “perhatian” semua pihak yang merasa bersaudara.
3.    Faktor “perhatian” pada  mulanya  muncul karena  adanya persamaan orang yang  bersaudara.
4.    Makna berkembang, akhirnya  “ukhuwah” diartikan sebagai “setiap  persamaan dan  keserasian dengan pihak lain (persamaan keturunan, dari  segi  ibu,  bapak, atau keduanya, maupun dari segi persusuan).
5.    Secara “majazi” (kiasan) kata “ukhuwah” (persaudaraan) mencakup  persamaan dalam salah  satu  unsurnya seperti  suku, agama, profesi, dan perasaan.
6.    Dalam kamus bahasa Arab ditemukan bahwa kata “akh” yang membentuk kata “ukhuwah” digunakan juga dengan arti “teman akrab” atau “sahabat”.  
7.    Kata “praktik” (menurut KBBI V) dapat diartikan “pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori”, “pelaksanaan pekerjaan (tentang dokter, pengacara, dan sebagainya)”,  serta “perbuatan menerapkan teori (keyakinan dan sebagainya)”.
8.    Para ulama sering kali menunjukkan Al-Quran surah Al-Hujurat (surah ke-49) ayat  10 sebagai landasan konsep untuk menerapkan “ukhuwah” (persaudaraan) dalam praktik kehidupan sehari-hari.
9.    Al-Quran surah Al-Hujurat (surah ke-49) ayat 10.

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

      Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.
10. Kata “ishlah” atau “shalah” yang banyak berulang dalam Al-Quran, pada umumnya tidak dikaitkan dengan “sikap kejiwaan”, tetapi justru dipakai dalam kaitannya dengan “perbuatan nyata”.
11. Kata “ishlah” (berdamai) hendaknya tidak hanya dipahami dalam arti “mendamaikan’ antara dua orang (atau lebih) yang sedang berselisih, tetapi harus dipahami sesuai  makna semantiknya dengan memperhatikan penggunaan Al-Quran terhadapnya.
12. Banyak ayat Al-Quran yang berbicara tentang kewajiban melakukan “shalah” dan “ishlah”.
13. Dalam kamus bahasa Arab, kata  “shalah” diartikan sebagai “antonim” (lawan kata) dari kata “fasad” (kerusakan), dan kata “shalah” dapat diartikan “yang bermanfaat”.
14. Kata “islah” dipakai dalam Al-Quran dalam dua bentuk.
1)    Kata “ishlah” yang “selalu membutuhkan objek”.
2)    Kata “shalah”  yang digunakan sebagai “bentuk kata sifat’.
15. Kata “shalah” dapat diartikan “terhimpunnya sejumlah nilai tertentu pada  sesuatu agar bermanfaat dan berfungsi dengan baik sesuai dengan tujuan kehadirannya”.
16. Jika terdapat suatu nilai yang tidak menyertainya, sehingga tujuan yang dimaksudkan tidak tercapai, maka manusia dituntut untuk menghadirkan nilai tersebut,  dan hal yang dilakukannya itu dinamakan “ishlah”.
17. Hadis Nabi yag terkenal dalam bidang “ukhuwah” (persaudaraan) adalah Nabi bersabda,”Seorang Muslim adalah saudara dengan Muslim lainnya, dia tidak menganiaya, tidak pula menyerahkannya kepada musuh”.
18. Nabi Muhammad bersabda,“Barangsiapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi pula kebutuhannya”. 
19. Nabi Muhammad bersabda,”Barangsiapa yang melapangkan seorang Muslim dari suatu  kesulitan, Allah akan melapangkan baginya dalam menghadapi suatu kesulitan yang dihadapinya pada hari kiamat”.
20. Nabi Muhammad bersabda,“Barangsiapa yang menutup aib seorang Muslim, Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat”.  
21. Para ulama menjelaskan bahwa “ukhuwah Islamiah” akan mengantarkan manusia mencapai hasil yang konkret dalam kehidupannya.
22. Untuk memantapkan “ukhuwah  Islamiah” yang dibutuhkan bukan hanya sekadar penjelasan tentang persamaan pandangan dalam agama, dan toleransi dalam perbedaan pendapat, tetapi yang lebih penting adalah kegiatan nyata yang dilaksanakan oleh semua umat,  sehingga seluruh umat merasakan nikmatnya.

 Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.      


Related Posts:

  • 610. DOABERDOA MENGANGKAT TANGAN Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang ca… Read More
  • 610. DOABERDOA MENGANGKAT TANGAN Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang ca… Read More
  • 610. DOABERDOA MENGANGKAT TANGAN Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang ca… Read More
  • 610. DOABERDOA MENGANGKAT TANGAN Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang ca… Read More
  • 610. DOABERDOA MENGANGKAT TANGAN Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang ca… Read More

0 comments:

Post a Comment