DOA PEMIMPIN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang doa untuk para pemimpin dalam masyarakat menurut Al-Quran?” Profesor
Quraish Shihab menjelaskannya
1. Kita pernah mendengar sekitar 35
organisasi massa berhalal bihalal sambil berdoa kepada Allah Yang Maha Kuasa.
2. Dengan doa yang berbunyi, “Semoga Pak
Harto dikaruniai oleh Allah kekuatan lahir, batin, kearifan, dan kebijakan demi
meneruskan kepemimpinannya”.
3. Kegiatan berdoa ini menimbulkan beberapa komentar
yang setuju dan yang tidak setuju dalam masyarakat luas.
4. Para ulama berpendapat bahwa berdoa untuk
pemimpin dan kepala negara adalah hal yang biasa.
5. Sebagian ulama terdahulu berpendapat
bahwa sangat penting untuk mendoakan para pemimpin, sehingga berkata,”Seandainya
kita mempunyai doa yang kita ketahui dikabulkan oleh Allah, niscaya kita gunakan
untuk mendoakan kepala negara”.
6. Nabi Muhammad pernah melarang umat Islam
untuk memberikan jabatan kepemimpinan kepada orang yang sangat berambisi untuk
merebut jabatan tersebut.
7. Nabi Muhammad bersabda,”Dua ekor serigala
lapar yang berada di tengah sekelompok domba, tidak lebih berbahaya dari dua
orang yang berambisi memperoleh harta atau kedudukan”.
8. Al-Quran surah Al-Furqan (surah ke-25)
ayat 74.
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا
مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ
إِمَامًا
Dan orang-orang yang berkata,”Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami
istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”.
9. Al-Quran surah Al-Furqan (surah ke-25)
ayat 74 di atas memuji orang yang berdoa memohon kepada Allah untuk kepentingan
dirinya sendiri dan keluarganya sebagai hamba Allah.
10. Khalifah Usman bin Affan (sahabat dan
menantu Nabi Muhammad) menjadi Khalifah ketiga (644-655 Masehi), ketika didesak
agar meletakkan jabatannya, menolak sambil berkata,”Aku tidak akan meletakkan
pakaian yang dikenakan Allah atas diriku, kecuali apabila Allah sendiri yang melepasakannya
dariku”.
11. Pakaian yang dimaksudkan oleh Khalifah
Usman bin Affan adalah kedudukan sebagai Kepala Negara, karena kekuasaan adalah
anugerah dari Allah.
12. Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3)
ayat 26.
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي
الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ
تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ ۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيرٌ
Katakanlah,”Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan
kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang
Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau
hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
13. Nabi Muhammad bersabda,”Pemimpin kalian
adalah laksana cermin sebagaimana keadaan kalian”.
14. Hal ini berarti seorang pemimpin adalah
cerminan wajah dari keadaan masyarakat yang dipimpinnya.
15. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang
dapat dan mampu menangkap aspirasi masyarakatnya.
16. Masyarakat yang baik adalah masyarakat
yang berusaha mewujudkan aspirasinya dengan cara yang baik.
17. Ketika Muawiyah menjadi pemimpin umat
Islam menggantikan Khalifah Ali bin Abi Thalib, dia memopulerkan doa Nabi Muhammad
setiap habis salat yang sampai sekarang masih sering dibaca, “Ya Allah, tidak
ada yang mampu memberikan apa yang Engkau halangi, dan tidak ada mampu yang
menghalangi apa yang Engkau berikan."
18. Sebagian ulama berpendapat bahwa doa tersebut
adalah doa yang bertujuan politis, karena dengan adanya doa tersebut, maka
Muawiyah meligitimasi kesewenangan pemerintahannya.
19. Pada akhirnya, “Innamal akmalu bin niyat”
(setiap usaha yang dilakukan oleh manusia yang dinilai oleh Allah adalah niat
pelakunya).
20. Niat yang sebenarnya hanya diketahui oleh
Allah, umat Islam diperintahkan untuk berprasangka baik terhadap doa yang
dipanjatkan oleh seseorang.
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ
Sesungguhnya, amal
perbuatan itu tergantung kepada niatnya.
Daftar Pustaka
1.
Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment