BELI SUARA RUSAK MORAL BANGSA
Oleh: Drs. H. M.
Yusron Hadi, M.M.

1. PERIODE BARU
2. Angin segar masih sulit didapat.
3. Sampai tahun depan.
4. Mungkin juga depannya lagi.
5.
Di bidang ekonomi.
6.
Dalam masa seperti itu kesibukan terbaik adalah
konsolidasi.
7.
Ekspansi hanya boleh di bidang yang sangat
selektif.
8.
Begitulah hukum dasarnya.
9.
Karena itu penilaian terbaik untuk lima tahun
ke depan adalah: seberapa berhasil kita melakukan konsolidasi.
10. Tidak pada
tempatnya lagi menuntut pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
11. Tumbuh 5
persen sudah suatu prestasi.
12. Asal: berhasil
dalam melakukan konsolidasi.
13. Ke depan,
sumber dana tidak boleh dipergunakan untuk memaksakan pertumbuhan tinggi –toh
tidak akan tercapai juga.
14. Dana sebaiknya
lebih fokus untuk memperkuat usaha konsolidasi.
15. Sukses
konsolidasi akan menjadi landasan untuk take off kelak –ketika angin segar
sudah waktunya datang.
16. Akan menyesal
kalau ketika angin segar itu tiba ternyata bangsa tidak siap terbang.
17. Akan terulang
kembali apa yang disebut ‘kehilangan momentum’.
18. Bidang-bidang
yang menjadi lahan konsolidasi adalah: pendidikan, hukum, sistem
pemilu/pilkada, hubungan pusat-daerah, administrasi kependudukan, jaminan kesehatan
dan infrastruktur –termasuk energi dan listrik.
19. Biarlah
ekonomi cukup tumbuh lima persen. Itu sudah sangat baik.
20. Toh Presiden
Jokowi tidak pernah lagi menjanjikan pertumbuhan ekonomi 7 persen.
21. Di dalam masa
kampanye periode keduanya.
22. Agenda
konsolidasi menjadi lebih mendasar.
23. Jaminan
kesehatan harus selesai dalam tiga tahun ke depan.
24. Beri anggaran
lebih besar untuk BPJS.
25. Toh ini untuk
lapisan masyarakat miskin.
26. Sebaiknya
jangan tanggung-tanggung membantu orang miskin.
27. Toh ini bukan
bantuan sosial.
28. Tujuannya:
agar orang bisa lebih fokus bekerja.
29. Menjadi
produktif.
30. Masyarakat
tidak kepikiran terus bagaimana kalau sakit.
31. Mungkin negara
ini memang terlalu besar untuk sebuah jaminan kesehatan terpusat.
32. Kapasitas
kepala daerah kita sebenarnya sudah cukup tinggi untuk -misalkan– dibebani
tanggungjawab itu.
33. Kualitas
gubernur-gubernur kita tidak kalah dengan kualitas seorang menteri.
34. Tinggal
mengatur pembagian tanggung jawabnya.
35. Bahwa ada penyalahgunaan
BPJS toh sebenarnya bisa diselesaikan dengan sistem teknologi informasi saat
ini.
36. Asal BPJS
serius berorientasi pada sistem teknologi.
37. Saya tidak
menolak mengaitkan kepatuhan pembayaran iuran BPJS dengan perolehan SIM atau
sambungan listrik.
38. Atau apa pun.
39. Tapi itu
kelak.
40. Ketika
konsolidasi administrasi kependudukan sudah selesai.
41. Administrasi
kependudukan adalah fondasi segala fondasi untuk modernisasi bangsa.
42. Kelihatannya
sepele: administrasi kependudukan.
43. Tapi kalau itu
tidak baik akan membuat modernisasi ke depan berantakan.
44. Administrasi
kependudukan harus beres dan harus modern.
45. Ini zaman
teknologi.
46. Harus kian
banyak yang bisa diselesaikan dengan teknologi.
47. Itulah maksud
program E-KTP delapan tahun lalu itu.
48. Yang
berantakan itu.
49. Gara-gara
permainan yang luar biasa itu.
50. Yang
korupsinya lebih besar dari riil proyeknya itu.
51. Tapi, ya,
sudahlah.
52. Kita sudah
kehilangan waktu delapan tahun.
53. Untuk
melakukan modernisasi administrasi kependudukan itu.
54. Tapi kita arus
berani memulai lagi.
55. Dengan
kesungguhan yang berlipat.
56. Kalau itu
beres tidak perlu identitas apa pun.
57. Dokumen apa
pun.
58. Kartu apa pun.
59. Cukup satu
KTP.
60. Semua urusan
beres.
61. Kalau KTP kita
sudah modern.
62. Saya tidak
kagum pada administrasi kependudukan di Singapura.
63. Negara itu
begitu kecil.
64. Pendudukan
hanya 3 juta.
65. Pendidikannya
tinggi.
66. Tiongkok yang
benar-benar membuat saya kagum: bagaimana bisa mengadministrasikan 1,3 miliar
penduduk dengan modern.
67. Yang
wilayahnya juga rumit.
68. Yang dulunya
juga sangat miskin.
69. Saya sudah ke
desa-desa di pojok tenggara, pojok barat daya, barat lautnya.
70. Administrasi
kependudukannya sangat modern.
71. Kalau
konsolidasi administrasi kependudukan beres, banyak program ikut beres.
Termasuk iuran BPJS itu.
72. Konsolidasi
hukum adalah bidang yang juga berat.
73. Kita harus
rela gaji jaksa dan polisi naik 10 kali lipat.
74. Demi
konsolidasi.
75. Korbankan
anggaran ekspansi untuk konsolidasi.
76. Tentu tidak
cukup hanya gaji.
77. Harus ada
penataan yang mendasar.
78. Termasuk
keterbukaan perkara.
79. Dan terutama
mekanisme check and balance di bidang hukum.
80. Terlalu
panjang kalau saya beberkan di sini.
81. Demikian juga
konsolidasi bidang pemilu/pilkada.
82. Bukan berarti
harus kembali ke sistem lama.
83. Tapi soal
pembelian suara – -dalam bentuk apa pun– harus hilang.
84. Inilah perusak
moral bangsa.
85. Perusak kultur
kerja.
86. Inilah perusak
demokrasi.
87. Banyak yang
bisa dilakukan tanpa harus kembali ke sistem lama.
88. Semua
konsolidasi itu dalam prakteknya tidak mudah.
89. Akan banyak
korban.
90. Penertiban
sering menimbulkan perlawanan.
91. Dari kalangan
yang dirugikan.
92. Saya menyesal menulis
disway hari ini.
93. Dalam bentuk
seperti itu.
94. Hanya seperti
ceramah.
(Sumber: Dahlan Iskan, 19 Oktober 2019)
0 comments:
Post a Comment