RADIKAL EKONOMI
Oleh: Drs. H. M.
Yusron Hadi, M.M.

1. REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI), Prof
Din Syamsuddin menyampaikan bahwa sebagian umat Islam merasa terkena tuduhan
radikalisme dan intoleransi.
2. Tuduhan tersebut
terasa menyakitkan bagi umat Islam.
3. Jika umat Islam tidak
toleransi, tentu tidak ada stabilitas dan kerukunan di Indonesia.
4. Din menegaskan bahwa
umat Islam adalah kelompok yang paling toleransi.
5. Sebagai buktinya kesultanan
yang jumlahnya sekitar 70-an ikhlas bergabung untuk mendukung dan berintegrasi
dengan negara baru bernama Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
6. Hal itu adalah sikap
toleransi yang sangat besar.
7. "Tidak mungkin
ada tingkat kerukunan nasional seperti ini, kalau umat Islam yang jumlahnya
banyak tidak toleran," kata Din kepada Republika usai Rapat Pleno Wantim MUI ke-44 di Gedung
MUI Pusat, Rabu (23/10).
8. Ia juga mengingatkan,
fungsi Kementerian Agama (Kemenag) untuk membangun moralitas bangsa dan
mengembangkan keberagamaan ke arah yang positif serta konstruktif bagi bangsa.
9. Kemenag berfungsi
untuk menjaga, meningkatkan kerukunan, dan kualitas keagamaan.
10. Kemenag jangan belok
menjadi anti radikalisme.
11. Jika Kemenag
mendapatkan tugas menjadi anti radikalisme, maka seolah-olah umat beragama yang
radikal.
12. Din mengingatkan,
boleh saja anti radikalisme, tetapi jangan hanya anti radikalisme keagamaan.
13. Tapi tidak
mempedulikan radikalisme ekonomi dan radikalisme politik.
14. "Mengapa tidak
mempersoalkan radikalisme ekonomi?
15. Yang melakukan
kekerasan pemodal, yang menimbulkan kesenjangan, itu namanya radikalisme
ekonomi.
16. Radikal ekonomi adalah
kegiatan ekonomi yang menimbulkan kesenjangan.
17. Mengapa tidak
mempedulikan radikalisme politik?
18. Radikal politik adalah
pihak yang merasa menang, kemudian merasa berkuasa seolah-olah bisa berbuat apa
saja dalam bentuk otoritarianisme," ujarnya.
19. Din menegaskan,
kelompok dan paham yang anti Pancasila harus ditolak.
20. Tetapi tidak hanya paham yang bersifat keagamaan.
21. Sebab banyak juga
kelompok yang ingin mengembangkan paham lain yang anti Pancasila.
22. Ia mengingatkan bahwa
paham kapitalisme dan liberalisme itu anti Pancasila.
23. Bahkan sistem politik
di Indonesia bertentangan dengan sila ke-4 Pancasila.
24. Sila ke-4 Pancasila adalah Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
25. Sila ke-4 Pancasila dilambangkan dengan kepala
banteng di bagian kanan atas perisai berlatar merah.
26. Banteng adalah hewan sosial yang kuat dan
sering berkelompok atau berkumpul.
27. Sila ke-4 Pancasila menggambarkan masyarakat
harus bermusyawarah, berkumpul, dan mendiskusikan sesuatu dalam mengambil
keputusan.
28. Radikal ekonomi di
Indonesia juga bertentangan dengan sila ke-5 Pancasila.
29. Sila ke 5 Pancasila adalah Keadilan Sosial
bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
30. Sila ke-5 Pancasila dilambangkan dengan kapas
dan padi di bagian kanan bawah perisai berlatar putih.
31. Padi dan kapas adalah kebutuhan utama semua
masyarakat Indonesia tanpa melihat status dan kedudukannya.
32. Padi melambangkan makanan pokok.
33. Kapas melambangkan sandang dan pakaian.
34. Sila ke-5 Pancasila mencerminkan persamaan
sosial, yaitu tidak adanya perbedaan dan kesenjangan sosial dan ekonomi dalam
masyarakat Indonesia.
35. "Tapi kenapa itu
tidak dituduh musuh nyata Pancasila, apalagi ada separatisme," ujarnya.
(Sumber:
lnternet Republika.co.id)
0 comments:
Post a Comment