SALAT IDUL FITRI 1441 H DI
RUMAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengeluarkan surat
edaran panduan Ibadah Ramadan dan
Idul Fitri 1441 Hijriah saat wabah virus Corona (COVID-19), Senin (6/4/2020).
2. Tujuan Surat Edaran Nomor 6 Tahun 2020:
1)
agar masyarakat dapat melaksanakan ibadah, meskipun ada wabah penyakit.
2) memberi panduan ibadah sejalan syariat Islam sekaligus
mencegah, mengurangi penyebaran, dan melindungi pegawai serta masyarakat muslim
di Indonesia dari risiko COVID-19,
3.
Edaran juga berisi panduan pengumpulan dan penyaluran zakat.
A. Panduan Berikut Ramadan dan Idul Fitri 1441 Hijrah:
1.
Umat Islam wajib menjalankan ibadah puasa Ramadhan berdasarkan
fikih ibadah.
2.
Sahur dan buka puasa dilakukan oleh individu atau
keluarga inti, tidak perlu sahur on the road atau ifthar jama'i (buka puasa bersama).
3.
Salat tarawih dilakukan secara individual atau berjemaah dengan
keluarga inti di rumah.
4.
Tilawah atau tadarus Alquran dilakukan di rumah
masing-masing berdasarkan perintah Rasulullah untuk menyinari rumah dengan
tilawah Alquran.
5.
Tidak ada buka puasa bersama di lembaga pemerintahan,
lembaga swasta, masjid dan musala.
6.
Tidak ada peringatan Nuzulul Qu'an dalam bentuk tablig menghadirkan
penceramah dan massa dalam jumlah besar di lembaga
pemerintahan, lembaga swasta, masjid dan musala.
7.
Tidak melakukan iktikaf 10 (sepuluh) malam terakhir bulan
Ramadan di masjid dan musala.
8.
Tidak ada salat Idul Fitri berjemaah di masjid atau di
lapangan, sambil menunggu Fatwa MUI.
9.
Dilarang melakukan kegiatan:
1) Salat tarawih keliling.
2) Takbiran keliling (takbiran cukup di masjid dan musala dengan pengeras suara).
3) Pesantren kilat (boleh secara online).
10. Silaturahim dan halal bihalal dilakukan melalui media
sosial.
11. Pengumpulan Zakat Fitrah dan/atau ZIS (Zakat, Infak, dan Sedekah):
1) Mengimbau membayar zakat hartanya sebelum Ramadan, sehingga
bisa terdistribusi kepada penerima zakat lebih
cepat.
2) Panitia pengelola zakat meminimalkan pengumpulan zakat
melalui kontak fisik, tatap muka dan membuka gerai di tempat keramaian.
3) Pembayaran zakat melalui
layanan jemput dan transfer
bank.
4) Panitia pengelola zakat menyiapkan sarana cuci tangan air
mengalir, sabun dan tisue.
5) Membersihkan lingkungan
masjid, musala dan tempat lainnya secara rutin, khususnya handel
pintu, saklar lampu, komputer, papan tik (keyboard), alat pencatatan, tempat
penyimpanan dan fasilitas lain yang sering terpegang tangan.
6) Tidak perlu jabat tangan.
7) Dilarang membagi zakat dengan pengumpulan orang.
8) Panitia zakat memakai masker, sarung tangan, dan tisue.
9) Panduan ini tidak berlaku, jika kondisi dinyatakan aman
oleh pemerintah.
(Sumber:
internet)
0 comments:
Post a Comment