Wednesday, April 29, 2020

4267. NU NW MUHAMMADIYAH SUMBERNYA SAMA


NU, NW, MUHAMMADIYAH SUMBERNYA SAMA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

1.    Muhammadiyah adalah organisasi Islam besar di Indonesia.
1)    Nama Muhammadiyah diambil dari nama Nabi Muhammad SAW.
2)    Muhammadiyah dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.
3)    Pendiri: KH Ahmad Dahlan
4)    Didirikan: 8 Dzulhijjah 1330 (18 November 1912) di Yogyakarta
5)    Muhammadiyah bergerak dalam bidang keagamaan, pendidikan, dan sosial.

2.    Nahdlatul 'Ulama (NU) adalah organisasi Islam paling besar di Indonesia.
1)    NU berdiri 31 Januari 1926 di Surabaya.
2)    NU bergerak dalam bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi.
3)    Pendiri NU adalah KH Hasjim Asy'ari dan KH Abdul Wahab Hasbullah.

3.    Nahdlatul Wathan (NW) adalah organisasi Kemasyarakatan Islam terbesar di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
1)    Pendiri NW adalah KH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid
2)    NW didirikan 1 Maret 1953 di Lombok, Nusa Tenggar Barat.
3)    NW bergerak dalam bidang keagamaan dan sosial Islam.

4.    TAJUKLOMBOK.COM - Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid belajar di madrasah yang sama dengan Kiai Haji Hasyim Asy’ari dan Kiai Haji Ahmad Dahlan.
5.    Madrasah Ash-Shaulatiyah adalah madrasah legendaris di Tanah Suci Mekah.
6.    Didirikan tahun 1219 Hijriah oleh ulama besar imigran India, Syeikh Rahmatullah Ibnu Khalil al-Hindi al-Dahlawi.
7.    Madrasah ini adalah madrasah pertama di Arab Saudi, sehingga gaungnya menggema ke seluruh dunia.
8.    Madrasah ini menghasilkan ulama-ulama besar dunia, termasuk dari Indonesia. 
9.    Kiai Haji Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) dan Kiai Haji Hasyim Asy’ari, (pendiri Nahdlatul Ulama/NU) adalah lulusan madrasah itu.
10. “Tuan Guru Kiai Haji (TGKH) Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, pendiri Nahdlatul Wathan (NW), mengikuti jejak Kiai Haji Ahmad Dahlan dan Kiai Haji Hasyim Asy’ari berguru di tempat yang sama,” kata cendekiawan Muslim Azyumardi Azra dalam buku Renaisanse Islam Asia Tenggara.
11. TGKH Zainuddin Abdul Madjid dikenal dengan Kiai Hamzanwadi, masuk Madrasah Shaulatiyah tahun 1345 H (1927 M).
12. Saat itu mudir (direktur) Madrasah ash-Shaulatiah adalah Syeikh Salim Rahmatullah, cucu pendiri Madrasah ash-Shaulatiyah.
13. Sehingga ada hubungan historis antara NU, NW, dan MUHAMMADIAH di Indonesia karena basis ilmu pendirinya dari Madrasah Shaulatiyah.
14. Materi yang diajarkan di sekolah Muhammadiyah dan NU diajarkan pula di sekolah NW.
15. Madrasah Ash-Shaulatiyah adalah madrasah tradisional di tengah pembaruan pendidikan di Hijaz yang dilancarkan Dinasti Utsmani.
16. Madrasah ini didirikan Syekh Muhammad Rahmatullah dari Delhi, India, sehingga sering diasosiasikan dengan Muslimin Anak Benua India.
17. Ternyata murid terbanyak justru dari Jawi (Jawa, Indonesia).
18. Madrasah itu berkembang maju pesat, ketika Muhammad Zainuddin mulai masuk di sekolah tersebut.
19. Pada hari pertama, ia langsung bertemu dengan Syekh Hasan Muhammad al- Masysyath.
20. Inilah gurunya yang paling dekat dengannya.
21. Ia juga bertemu Syekh Sayyid Muhammad Amin al-Quthbi.
22. Para gurunya menilai Zainuddin sangat tekun dalam belajar.
23. Beberapa guru mengakuinya sebagai murid yang cerdas.
24. Syekh Salim Rahmatullah selalu mempercayakan kepadanya untuk menghadapi penilik (pengawas) madrasah Pemerintah Arabi Saudi yang sering datang ke madrasah.
25. Penilik madrasah adalah penganut paham Wahabi.
26. Zainuddin, satu-satunya murid Madrasah Shaulatiyah yang dianggap menguasai paham Wahabi.
27. Dan ia selalu berhasil menjawab pertanyaan penilik itu dengan memuaskan,” kata teman sekelasnya, Syeikh Zakariyah Abdullah Bila, ulama besar di Tanah Suci Makkah.
28. Ketekunannya dalam belajar juga diakui Syeikh Isma’il Zain Al-Yamani.
29. Ia mengagumi Syekh Zainuddin karena sangat cerdas dan akhlaknya yang mulia.
30. Zainuddin berhasil meraih peringkat pertama dan juara umum.
31. Ia berhasil menyelesaikan studinya dalam waktu 6 tahun.
32. Padahal, lama belajar normalnya 9 tahun.
33. TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid (lahir 19 April 1898), berhasil menyelesaikan studinya di Madrasah Shaulatiyah Makkah tahun 1351 H (1933 M) dengan predikat istimewa (mumtâz).
34. Predikat istimewa disertai perlakuan istimewa dari Madrasah Shaulatiyah.
35. Ijazahnya ditulis tangan langsung oleh ahli khath terkenal di Makkah saat itu, yaitu al-Khaththath asy-Syaikh Dawud ar-Rumani atas usul dari Direktur Madrasah Shaulatiyah.
36. Ijazah diserahterimakan pada 22 Dzulhijah 1353 H.
37. Hal tersebut tidak lazim dalam tradisi madrasah tersebut sepanjang zaman. 
38. Khusus untuk Zainuddin dicantumkan langsung gelar yang melekat pada pemilik ijazah ini: al-Akh al-Fadhil al-Mahir al-Kamil al-Syaikh Muhammad Zainuddin Abdul Madjid Alanfanany (Saudara yang Mulia, sang Genius sempurna, Guru Terhormat Zainuddin Abdul Madjid).
39. Sebagian guru besar Zainuddin menyebutnya sibawaihi zamaanihi (Yang tak tertandingi).
40. Semua nilai ijazahnya 10 untuk seluruh mata pelajaran dan dibubuhi tanda bintang dalam setiap nilainya.
41. Mudir madrasah saat itu Maulana Syaikh Salim Rahmatullah, generasi ketiga dari pendiri madrasah tersebut, punya penilaian tersendiri.
42.  “Cukup 1 saja murid madrasah ini, asalkan seperti Zainuddin yang semua jawabannya memakai syair, termasuk ilmu falak yang sulit sekalipun.”
43. Seperti terungkap dalam buku H. Abdul Aziz Sukarnawadi, As-Sabtu al-Fariid Fii Asaanidid as-Syeikh Ibnu Abdil Madjid, (Demak Jawa Tengah: Maktabah; Tuuras Ulama Nusantara, 2017).
44. Ijazahnya ditandatangani 8 guru besar madrasah, sesuatu yang tidak lazim.
45. Predikatnya syahadah ma’a addarajah assyaraf alulaa atau lebih tinggi dari summa cum laude (pujian predikat yang diberikan pada ujian di perguruan tinggi).
46. Sayid Muhammad ‘Alawi ‘Abbas al-Makki (ulama terkemuka kota suci Makkah) mengatakan, tak ada seorang pun ahli ilmu di Tanah Suci Makkah yang tidak mengenal tingginya ilmu Syekh Zainuddin.
47. “Syekh Zainuddin seorang ulama besar, bukan hanya milik umat Islam Indonesia, tetapi milik umat Islam sedunia,” seperti tertulis dalam buku H  Abdul Hayyi Nu’man dkk.
48. Nahdlatul Wathan Organisasi Pendidikan, Sosial, dan Dakwah Islamiyah (Selong: PD NW Lombok Timur, 1988).
49. Beruntung dan berbanggalah organisasi massa Islam Nahdlatul Wathan, karena sang pendiri adalah ulama dengan kualitas ilmu yang sangat tinggi, syahadah ma’a addarajah assyaraf alulaa atau lebih tinggi dari predikat summa cum laude.
(Sumber : internet)

0 comments:

Post a Comment