NU,
NW, MUHAMMADIYAH SUMBERNYA SAMA
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

1. Muhammadiyah
adalah organisasi Islam besar di Indonesia.
1) Nama Muhammadiyah
diambil dari nama Nabi Muhammad SAW.
2) Muhammadiyah
dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.
3) Pendiri:
KH Ahmad Dahlan
4)
Didirikan: 8 Dzulhijjah 1330 (18 November 1912)
di Yogyakarta
5) Muhammadiyah
bergerak dalam bidang keagamaan, pendidikan, dan sosial.
2. Nahdlatul
'Ulama (NU) adalah organisasi Islam paling besar di Indonesia.
1) NU berdiri
31 Januari 1926 di Surabaya.
2) NU
bergerak dalam bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi.
3) Pendiri
NU adalah KH Hasjim Asy'ari dan KH Abdul Wahab Hasbullah.
3. Nahdlatul
Wathan (NW) adalah organisasi Kemasyarakatan Islam terbesar di pulau Lombok,
Nusa Tenggara Barat.
1) Pendiri
NW adalah KH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid
2) NW didirikan
1 Maret 1953 di Lombok, Nusa Tenggar Barat.
3) NW
bergerak dalam bidang keagamaan dan sosial Islam.
4. TAJUKLOMBOK.COM
- Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid belajar di madrasah yang
sama dengan Kiai Haji Hasyim Asy’ari dan Kiai Haji Ahmad Dahlan.
5. Madrasah
Ash-Shaulatiyah adalah madrasah legendaris di Tanah Suci Mekah.
6. Didirikan
tahun 1219 Hijriah oleh ulama besar imigran India, Syeikh Rahmatullah Ibnu
Khalil al-Hindi al-Dahlawi.
7. Madrasah
ini adalah madrasah pertama di Arab Saudi, sehingga gaungnya menggema ke
seluruh dunia.
8. Madrasah
ini menghasilkan ulama-ulama besar dunia, termasuk dari Indonesia.
9. Kiai
Haji Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) dan Kiai Haji Hasyim Asy’ari, (pendiri
Nahdlatul Ulama/NU) adalah lulusan madrasah itu.
10. “Tuan
Guru Kiai Haji (TGKH) Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, pendiri Nahdlatul
Wathan (NW), mengikuti jejak Kiai Haji Ahmad Dahlan dan Kiai Haji Hasyim
Asy’ari berguru di tempat yang sama,” kata cendekiawan Muslim Azyumardi Azra
dalam buku Renaisanse Islam Asia Tenggara.
11. TGKH
Zainuddin Abdul Madjid dikenal dengan Kiai Hamzanwadi, masuk Madrasah Shaulatiyah
tahun 1345 H (1927 M).
12. Saat
itu mudir (direktur) Madrasah ash-Shaulatiah adalah Syeikh Salim
Rahmatullah, cucu pendiri Madrasah ash-Shaulatiyah.
13. Sehingga
ada hubungan historis antara NU, NW, dan MUHAMMADIAH di
Indonesia karena basis ilmu pendirinya dari Madrasah Shaulatiyah.
14. Materi
yang diajarkan di sekolah Muhammadiyah dan NU diajarkan pula di sekolah NW.
15. Madrasah
Ash-Shaulatiyah adalah madrasah tradisional di tengah pembaruan pendidikan di
Hijaz yang dilancarkan Dinasti Utsmani.
16. Madrasah
ini didirikan Syekh Muhammad Rahmatullah dari Delhi, India, sehingga sering
diasosiasikan dengan Muslimin Anak Benua India.
17. Ternyata
murid terbanyak justru dari Jawi (Jawa, Indonesia).
18. Madrasah
itu berkembang maju pesat, ketika Muhammad Zainuddin mulai masuk di sekolah
tersebut.
19. Pada
hari pertama, ia langsung bertemu dengan Syekh Hasan Muhammad al-
Masysyath.
20. Inilah
gurunya yang paling dekat dengannya.
21. Ia
juga bertemu Syekh Sayyid Muhammad Amin al-Quthbi.
22. Para
gurunya menilai Zainuddin sangat tekun dalam belajar.
23. Beberapa
guru mengakuinya sebagai murid yang cerdas.
24. Syekh
Salim Rahmatullah selalu mempercayakan kepadanya untuk menghadapi penilik (pengawas)
madrasah Pemerintah Arabi Saudi yang sering datang ke madrasah.
25. Penilik
madrasah adalah penganut paham Wahabi.
26. Zainuddin,
satu-satunya murid Madrasah Shaulatiyah yang dianggap menguasai paham Wahabi.
27. Dan ia
selalu berhasil menjawab pertanyaan penilik itu dengan memuaskan,” kata teman
sekelasnya, Syeikh Zakariyah Abdullah Bila, ulama besar di Tanah Suci
Makkah.
28. Ketekunannya
dalam belajar juga diakui Syeikh Isma’il Zain Al-Yamani.
29. Ia
mengagumi Syekh Zainuddin karena sangat cerdas dan akhlaknya yang mulia.
30. Zainuddin
berhasil meraih peringkat pertama dan juara umum.
31. Ia
berhasil menyelesaikan studinya dalam waktu 6 tahun.
32. Padahal,
lama belajar normalnya 9 tahun.
33. TGKH
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid (lahir 19 April 1898), berhasil menyelesaikan
studinya di Madrasah Shaulatiyah Makkah tahun 1351 H (1933 M) dengan
predikat istimewa (mumtâz).
34. Predikat
istimewa disertai perlakuan istimewa dari Madrasah Shaulatiyah.
35. Ijazahnya
ditulis tangan langsung oleh ahli khath terkenal di Makkah saat itu,
yaitu al-Khaththath asy-Syaikh Dawud ar-Rumani atas usul dari
Direktur Madrasah Shaulatiyah.
36. Ijazah
diserahterimakan pada 22 Dzulhijah 1353 H.
37. Hal
tersebut tidak lazim dalam tradisi madrasah tersebut sepanjang
zaman.
38. Khusus
untuk Zainuddin dicantumkan langsung gelar yang melekat pada pemilik
ijazah ini: al-Akh al-Fadhil al-Mahir al-Kamil al-Syaikh Muhammad
Zainuddin Abdul Madjid Alanfanany (Saudara yang Mulia, sang Genius
sempurna, Guru Terhormat Zainuddin Abdul Madjid).
39. Sebagian
guru besar Zainuddin menyebutnya sibawaihi zamaanihi (Yang tak
tertandingi).
40. Semua nilai
ijazahnya 10 untuk seluruh mata pelajaran dan dibubuhi tanda
bintang dalam setiap nilainya.
41. Mudir
madrasah saat itu Maulana Syaikh Salim Rahmatullah, generasi ketiga dari
pendiri madrasah tersebut, punya penilaian tersendiri.
42. “Cukup 1 saja murid madrasah ini, asalkan
seperti Zainuddin yang semua jawabannya memakai syair, termasuk ilmu falak yang
sulit sekalipun.”
43. Seperti
terungkap dalam buku H. Abdul Aziz Sukarnawadi, As-Sabtu al-Fariid
Fii Asaanidid as-Syeikh Ibnu Abdil Madjid, (Demak Jawa Tengah: Maktabah; Tuuras
Ulama Nusantara, 2017).
44. Ijazahnya
ditandatangani 8 guru besar madrasah, sesuatu yang tidak lazim.
45. Predikatnya
syahadah ma’a addarajah assyaraf alulaa atau lebih tinggi dari summa cum laude (pujian predikat
yang diberikan pada ujian di perguruan tinggi).
46. Sayid
Muhammad ‘Alawi ‘Abbas al-Makki (ulama terkemuka kota suci Makkah) mengatakan,
tak ada seorang pun ahli ilmu di Tanah Suci Makkah yang tidak mengenal tingginya
ilmu Syekh Zainuddin.
47. “Syekh
Zainuddin seorang ulama besar, bukan hanya milik umat Islam Indonesia, tetapi milik
umat Islam sedunia,” seperti tertulis dalam buku H Abdul Hayyi
Nu’man dkk.
48. Nahdlatul
Wathan Organisasi Pendidikan, Sosial, dan Dakwah Islamiyah (Selong: PD NW
Lombok Timur, 1988).
49. Beruntung
dan berbanggalah organisasi massa Islam Nahdlatul Wathan, karena sang pendiri adalah
ulama dengan kualitas ilmu yang sangat tinggi, syahadah ma’a addarajah
assyaraf alulaa atau lebih tinggi dari predikat summa cum laude.
(Sumber
: internet)
0 comments:
Post a Comment