Wednesday, April 29, 2020

4269. UMAT ISLAM TAK HARUS 1 WADAH


UMAT ISLAM TAK HARUS 1 WADAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
1.    Kesatuan (menurut KBBI V) bisa diartikan “perihal satu”, “keesaan”, “sifat tunggal”, “satuan”, “konvensi melalui observasi yang mengharuskan adanya konsisrwnsi tempat, waktu, dan ruang dalam sebuah pertunjukan”.
2.    Persatuan adalah “gabungan (ikatan, kumpulan, dan sebagainya) beberapa yang sudah bersatu”, “perserikatan”, “serikat”, dan “perihal bersatu”.
3.    Al-Quran memerintahkan umat untuk bersatu, karena umat ini adalah umat yang satu.
4.    Al-Quran surah Al-Anbiya (surah ke-21) ayat 92.

إِنَّ هَٰذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ

      Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.

5.    Al-Quran surah Al-Mukminun (surahke-23) ayat 52.

وَإِنَّ هَٰذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ

      Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agamamu semua, agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku.

6.    Kata “umat” terulang 51 kali dalam Al-Quran dengan makna yang berbeda-beda.
7.    Kata “umat” bisa diartikan “kelompok yang dihimpun oleh sesuatu, karena persamaan agama, waktu, atau tempat, dengan pengelompokan secara terpaksa maupun atas kehendak sendiri.”
8.    Tidak hanya manusia yang berkelompok dinamakan “umat”, bahkan binatang juga disebut “umat”.

9.    Al-Quran surah Al-An'am (surah ke-6) ayat 38.

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّا أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ ۚ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ۚ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ

      Dan tidaklah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tidaklah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka dihimpunkan.
10. Al-Quran tidak menjelaskan jumlah anggota dalam satu umat, ada yang berpendapat satu umat minimal berjumlah 40 orang atau minimal 100 orang.
11. Al-Quran menggunakan kata “umat” untuk orang yang mempunyai banyak keistimewaan atau jasa.
12. Al-Quran surat An-Nahl (surah ke-16) ayat 120 menyatakan Nabi Ibrahim disebut umat karena memiliki banyak keistimewaan.

إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

      Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam (umat) yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan).

13. Makna kata “umat” dalam Al-Quran sangat lentur dan mudah menyesuaikan diri, tidak ada batas minimal atau maksimal untuk suatu persatuan, yang membatasi hanyalah bahasa, yang tidak menyebutkan adanya persatuan tunggal.
14. Dalam Al-Quran ditemukan 9 kali kata “umat” yang digandengkan dengan “wahidah”.
15. Para ulama berpendapat bahwa yang ditekankan dalam sifat umat Islam adalah persatuannya, bukan penyatuannya.
16. Agama Islam adalah agama yang satu dalam prinsipnya (ushulnya), dan tidak ada perbedaan dalam akidahnya, meskipun dapat berlainan dalam perincian ajarannya (furu’nya).
17. Al-Quran mengakui “kebhinnekaan” dalam “ketunggalan”.
18. Al-Quran surah Al-Maidah (surah ke-5) ayat 48 menyatakan apabila Allah menghendaki niscaya dijadikan satu umat saja.

وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَٰكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

      Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antaramu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak mengujimu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kembalimu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.

19. Al-Quran tidak menuntut penyatuan umat Islam dalam satu wadah saja.
20. Tetapi hendaknya umat Islam mengarah kepada satu tujuan dan saling membantu untuk menjaga keberadaan masing-masing.

21. Al-Quran surah Ali 'Imran (surah ke-3) ayat 105.

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ ۚ وَأُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
      Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.
22. Para ulama menjelaskan yang dilarang adalah membuat kumpulan dan kelompok yang mengakibatkan perpecahan dan perselisihan.
23. Keluwesan kandungan makna “umat” membuktikan bahwa Al-Quran hanya mengamanatkan nilai yang umum dan menyerahkan kepada masyarakat manusia untuk menyesuaikan diri dengan nilai yang umum itu.
24. Hal ini adalah salah satu keistimewaan Al-Quran, sehingga Al-Quran selalu sesuai dengan perkembangan masyarakat di mana pun dan kapan pun.
25. Al-Quran tidak mengharuskan penyatuan seluruh umat Islam ke dalam satu wadah kenegaraan.
26. Sistem kekhalifahan Utsmaniyah adalah salah satu bentuk wadah yang dapat dibenarkan, tetapi bukan satu-satunya bentuk baku yang ditetapkan.
27. Jika perkembangan pemikiran manusia dan kebutuhan masyarakat menuntut bentuk lain, maka dapat dibenarkan oleh ajaran Islam, asalkan nilai yang dibawanya dan unsur lainnya tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.

0 comments:

Post a Comment