Thursday, April 30, 2020

4275. MENYAMBUNG KERABAT YANG PUTUS


MENYAMBUNG KERABAT YANG PUTUS
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1.    Mudik (menurut KBBI V) adalah “(berlayar, pergi) ke udik (hulu sungai, pedalaman)”, atau “pulang ke kampung halaman”.
2.    Mudik bersama adalah “mudik yang dilakukan secara bersama-sama”.
3.    Di Indonesia, mudik adalah kegiatan pulang ke kampung halaman yang dilakukan setiap tahun, biasanya dilaksanakan seminggu sebelum hari raya Idul Fitri
4.    Mendekati hari raya Idul Fitri arus mudik amat besar karena banyak penduduk kota pulang ke desanya dan kembali ke kampung halamannya.
5.    Orang-orang saling bersilaturahmi untuk menyambung tali persaudaraan, berlibur, dan bernostalgia mengenang masa lampau mereka
6.    Mungkin terdapat sebagian orang yang ingin memamerkan keberhasilan dan menunjukkan hasil kesuksesan yang telah diraih di kota.
7.    Mudik yang terkait dengan silaturahmi adalah ajaran yang dianjurkan oleh agama Islam, karena “silaturahmi” berasal dari kata “shilat” dan “rahim”.
8.    Kata “shilat” artinya “menyambung dan menghimpun”
9.    Kata “rahim” artinya “kasih sayang, peranakan, atau kandungan”, karena anak yang dikandung memperoleh curahan kasih sayang.
10. Hubungan yang renggang bahkan terputus antara orang-orang yang berada di kota dengan orang-orang di kampung halaman, karena aneka faktor dan disebabkan berbagai alasan, diharapkan akan tersambung dengan silaturahmi.
11. Menyambung tali yang putus adalah hakikat silaturahmi.
12. Rasulullah bersabda, “Bukan silaturahmi namanya, orang yang membalas kunjungan atau pemberian, tetapi yang dinamakan silaturahmi adalah menyambung yang putus.”
13. Minal Aidzin artinya “semoga kita termasuk orang yang kembali”.
14. Yang dimaksud “kembali” adalah “kembali kepada fitrah, asal kejadian, kesucian, atau agama yang benar.”
15. Al-faizin bermakna “keberuntungan”
16. Kata “fawz” bermakna “pengampunan dan keridaan Tuhan serta kebahagiaan surga.”
17. Wal faidzin berarti “semoga kita termasuk orang yang memperoleh ampunan dan rida Allah.
18. Minal aizin wal faidzin aidzin artinya “semoga kita termasuk orang yang kembali menjadi suci, memperoleh ampunan dan rida Allah, sehingga kita mendapatkan kenikmatan surga.”
19. Dalam kegiatan mudik lebaran, orang-orang akan berjumpa dengan keluarga dan bersalaman dengan handai taulan, bertemu teman dan kenalan lainnya, biasanya disertai ucapan “mohon maaf lahir batin”.
20. Kata ”maaf” berasal dari kata “afwu” yang artinya “kelebihan”.
21. Kelebihan atau kekurangan adalah sesuatu yang tidak normal
22. Orang yang telah berbuat kesalahan berarti mempunyai kelebihan yang tidak wajar dan orang yang menyimpan kesalahan orang lain mempunyai kelebihan tidak normal.
23. Semua orang yang mempunyai kelebihan atau kekurangan adalah orang-orang yang tidak normal, sebaiknya mereka bertemu untuk saling memaafkan agar hubungan menjadi normal kembali.
24. Menurut ajaran Islam, saling memaafkan tidak perlu menunggu hari raya Idul Fitri, tetapi lebih cepat lebih baik
25. Manusia tidak mengetahui berapa panjang umurnya dan mudik lebaran adalah kesempatan yang amat baik untuk menghimpun sanak saudara yang terserak.
26. Ucapan “taqabbalallahu minna waminkum” artinya “semoga Allah menerima amal ibadah kami dan ibadah kalian semua”.
27. Saling mendoakan tentang kebaikan adalah ajaran Islam yang sangat indah dan mulia.
28. Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 133-134.

۞ وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

       Bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. Yaitu orang-orang yang menafkahkan sebagian hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
3.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
4.    Tafsirq.com online

0 comments:

Post a Comment