Wednesday, April 8, 2020

4102. HIDUP TANPA DENGKI


HIDUP TANPA DENGKI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
1.    Iri adalah kurang senang melihat kelebihan orang lain, (beruntung dan sebagainya), cemburu, sirik, atau dengki.
2.    Suatu ketika Rasulullah sedang duduk-duduk di masjid berbincang-bincang dengan para sahabat.
3.    Rasulullah bersabda,”Sebentar lagi seorang calon penghuni surga akan masuk kemari”.
4.    Semua mata para sahabat tertuju ke arah pintu masjid.
5.    Para sahabat membayangkan kehadiran orang yang luar biasa.
6.    “Penghuni surga! luar biasa”, gumam para sahabat Nabi.
7.    Beberapa saat kemudian masuklah seseorang dengan air wudu yang masih membasahi wajahnya dengan tangan menjinjing sepasang alas kakinya.
8.    Apakah keistimewaan orang tersebut, sehingga dia mendapatkan jaminan masuk surga?
9.    Tidak ada seorang pun yang berani bertanya, meskipun seluruh sahabat merindukan jawabannya.
10. Keesokan harinya peristiwa di atas terulang kembali.
11. Rasulullah bersabda tentang calon penghuni surga dalam keadaan yang hampir sama semuanya terulang.
12. Pada hari ketiga pun terjadi hal yang demikian.
13. Abdullah bin Amr tidak tahan lagi.
14. Dia tidak berani bertanya dan khawatir akan mendapat jawaban tidak memuaskan, maka muncul pikiran dalam benaknya.
15. Abdullah bin Amr mendatangi calon penghuni surga sambil berkata,”Mohon maaf Bapak, telah terjadi kesalahpahaman antara aku dengan orang-tuaku, bolehkah aku menumpang di rumah Bapak selama tiga hari?"
16. “Silakan, silakan,” jawab si calon penghuni surga.
17. Abdullah bin Amr bermaksud melihat secara langsung amalan istimewa  yang dilakukan si calon penghuni surga.
18. Selama 3 hari 3 malam Abdullah bin Amr memperhatikan, mengamati, dan mengintip calon penghuni surge.
19. Tetapi tidak ada sesuatu yang istimewa.
20. Tidak ada ibadah khusus yang dilakukan oleh si calon penghuni surga.
21. Si calon penghuni surga tidak melakukan salat malam, tidak berpuasa sunah, bahkan tidur dengan nyenyaknya hingga beberapa saat sebelum fajar.
22. Memang sesekali calon penghuni surga terbangun dan terdengar dia menyebut nama Allah di pembaringannya, tetapi sejenak saja dan tidurnya pun berlanjut.
23. Pada siang harinya, calon penghuni surga bekerja dengan tekun, dia pergi ke pasar, seperti semua orang pada umumnya.
24. "Pasti ada sesuatu yang disembunyikan atau yang tidak sempat kulihat, aku harus berterus terang kepadanya,” gumam Abdullah bin Amr.
25. Abdullah bin Amr bertanya,“Apakah yang Bapak perbuat, sehingga Bapak mendapatkan jaminan surga?”
26. "Ya, seperti yang Bapak lihat, itulah, " jawab si calon penghuni surga.
27. Dengan kecewa Abdullah bin Amr akan kembali balik ke rumah.
28. Tiba-tiba tangannya dipegang oleh si calon penghuni surga seraya berkata,”Apa yang Bapak lihat itu yang saya lakukan, ditambah sedikit lagi, yaitu:
1)    Saya tidak pernah merasa iri hati dan dengki terhadap siapa pun yang diberi kenikmatan oleh Allah.
2)    Saya tidak pernah menipu dan berbohong dalam kehidupan saya.
29. Abdullah bin Amr menundukkan kepala meninggalkan si calon penghuni surga sambil berkata,”Rupanya, itu yang menjadikan Bapak mendapat jaminan surga."
30. Kisah di atas disadur dari buku Faidh Al-Nubuwah.
31. Semoga kita mampu mengikuti jejaknya, amin.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment