HIDUP TANPA DENGKI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
1. Iri adalah kurang senang melihat kelebihan
orang lain, (beruntung dan sebagainya), cemburu, sirik, atau dengki.
2. Suatu ketika Rasulullah sedang duduk-duduk
di masjid berbincang-bincang dengan para sahabat.
3. Rasulullah bersabda,”Sebentar lagi
seorang calon penghuni surga akan masuk kemari”.
4. Semua mata para sahabat tertuju ke arah pintu
masjid.
5. Para sahabat membayangkan kehadiran orang
yang luar biasa.
6. “Penghuni surga! luar biasa”, gumam para
sahabat Nabi.
7. Beberapa saat kemudian masuklah seseorang
dengan air wudu yang masih membasahi wajahnya dengan tangan menjinjing sepasang
alas kakinya.
8. Apakah keistimewaan orang tersebut, sehingga
dia mendapatkan jaminan masuk surga?
9. Tidak ada seorang pun yang berani
bertanya, meskipun seluruh sahabat merindukan jawabannya.
10. Keesokan harinya peristiwa di atas
terulang kembali.
11. Rasulullah bersabda tentang calon
penghuni surga dalam keadaan yang hampir sama semuanya terulang.
12. Pada hari ketiga pun terjadi hal yang
demikian.
13. Abdullah bin Amr tidak tahan lagi.
14. Dia tidak berani bertanya dan khawatir akan
mendapat jawaban tidak memuaskan, maka muncul pikiran dalam benaknya.
15. Abdullah bin Amr mendatangi calon penghuni
surga sambil berkata,”Mohon maaf Bapak, telah terjadi kesalahpahaman antara aku
dengan orang-tuaku, bolehkah aku menumpang di rumah Bapak selama tiga
hari?"
16. “Silakan, silakan,” jawab si calon
penghuni surga.
17. Abdullah bin Amr bermaksud melihat secara
langsung amalan istimewa yang dilakukan si
calon penghuni surga.
18. Selama 3 hari 3 malam Abdullah bin Amr memperhatikan,
mengamati, dan mengintip calon penghuni surge.
19. Tetapi tidak ada sesuatu yang istimewa.
20. Tidak ada ibadah khusus yang dilakukan oleh
si calon penghuni surga.
21. Si calon penghuni surga tidak melakukan salat
malam, tidak berpuasa sunah, bahkan tidur dengan nyenyaknya hingga beberapa saat
sebelum fajar.
22. Memang sesekali calon penghuni surga terbangun
dan terdengar dia menyebut nama Allah di pembaringannya, tetapi sejenak saja
dan tidurnya pun berlanjut.
23. Pada siang harinya, calon penghuni surga
bekerja dengan tekun, dia pergi ke pasar, seperti semua orang pada umumnya.
24. "Pasti ada sesuatu yang disembunyikan
atau yang tidak sempat kulihat, aku harus berterus terang kepadanya,” gumam
Abdullah bin Amr.
25. Abdullah bin Amr bertanya,“Apakah yang Bapak
perbuat, sehingga Bapak mendapatkan jaminan surga?”
26. "Ya, seperti yang Bapak lihat, itulah,
" jawab si calon penghuni surga.
27. Dengan kecewa Abdullah bin Amr akan kembali
balik ke rumah.
28. Tiba-tiba tangannya dipegang oleh si calon
penghuni surga seraya berkata,”Apa yang Bapak lihat itu yang saya lakukan,
ditambah sedikit lagi, yaitu:
1) Saya tidak pernah merasa iri hati dan
dengki terhadap siapa pun yang diberi kenikmatan oleh Allah.
2) Saya tidak pernah menipu dan berbohong dalam
kehidupan saya.
29. Abdullah bin Amr menundukkan kepala meninggalkan
si calon penghuni surga sambil berkata,”Rupanya, itu yang menjadikan Bapak mendapat
jaminan surga."
30. Kisah di atas disadur dari buku Faidh
Al-Nubuwah.
31. Semoga kita mampu mengikuti jejaknya,
amin.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah
dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan
Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment