Saturday, April 18, 2020

4201.M NAJIKH JURAGAN IKAN


M. NAJIKH JURAGAN IKAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
A.   M. Najikh.
1.    Muhammad Najikh (Gresik08 Juni 1962).
2.    Najikh adalah putra 1 dari 8 anak pasangan Munarjo dan Asnah.
3.    Munarjo (ayah Najikh) pedagang ikan kampung berhasil pada masanya.
4.    Munarjo sakit dan ekonomi keluarga Najikh menurun.  
5.    Najikh lulus SMA dan kuliah melalui jalur tanpa tes (PMDK) Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB).
6.    M. Najikh membangun PT. Kelola Mina Laut 1994.
7.    Perusahaan melayani 4 benua (JepangTaiwanChinaKorea SelatanAmerika SerikatAustraliaEropa, dan Timur Tengah).
8.    Volume pengiriman per bulan 100-120 kontainer 40 feet.
9.    Perusahaan memiliki 175 staf manajemen, 500 tenaga terampil, dan 7.000 tenaga kerja.
10. Bahan baku disokong 600 UKM (pengepul) dan 125.000 nelayan.
11. PT. Kelola Mina Laut menghasilkan:
1)    Poduk laut dan olahan seperti ikan beku (frozen fish).
2)    Produk ubur-uburcumi-cumikerang dan sejenisnya.
12. Permintaan ikan beku, ubur, dan sejenisnyamencapai 12.000 ton tiap tahun.
13. Perusahaan melayani permintaan udang beku 7 ribu ton per tahun.
14. KML Group juga menghasilkan produk makanan laut yang diawetkan (3 ribu ton) dan produk daging kepiting beku (2 ribu ton).
15. PT. KML Group membawahi 32 pabrik pengolahan tersebar di Pulau JawaMadura, dan pulau lainnya di Indonesia.
16. Termasuk di dalamnya pabrik pengolahan ikan laut menjadi aneka olahan.

B.   Kenangan M. Najikh.
1.    Oleh : Ustad Nurcholis Huda.
2.    PWMU.CO – M.Nadjikh sang Teri Menggurita.
3.    Kenangan Manis bersama Mohammad Nadjikh.
4.    Desa Maling
1)    Hari itu kami duduk bertiga.
2)    Saya, dia dan bu Asnah, ibunya(bibi saya).
3)    Kami mebicarakan sesuatu yang serius.
4)    Mengapa jumlah pencuri di desa kami, Karangrejo, Kec Manyar, Kab Gresik makin banyak?
5)    Biasanya mereka mencuri ikan di tambak.
6)    Mencuri seperti mata pencarian baru.
7)    Mereka datang ke tambak tidak membawa keranjang, tetapi mobil pickup.
8)    Maka ikan yang dicuri lebih banyak.
9)    Jika tidak ada ikan, apapun diambil.
10) Seperti pompa air dan barang lain.
11) Apakah ini mencuri atau merampok?
12) Pemilik tambak kadang tahu pencurian tetapi diam tidak berdaya.
13) “Wong lesu iku nekat Nak” kata Bu Asnah.
14) Artinya orang lapar itu nekat.
15) Kami sepakat mereka mencuri karena kepepet. Sangat terpaksa.
16) Bukan orang jahat.
17) Punya anak istri tetapi tidak ada penghasilan.
18) Sampai ada menyebut desa kami Desa Maling.
19) Mungkin bergurau mungkin sungguhan.
20) Setiap pencuri tertangkap hampir selalu orang desa kami.

5.    Hilangkan Stigma Desa Maling
1)    Nadjikh merintis usaha di Tuban.
2)    Masih sangat kecil.
3)    Mula-mula membantu adalah adik-adiknya.
4)    Lalu sanak famili.
5)    Kemudian orang desanya yang banyak menganggur.
6)    Perusahaan berkembang banyak direkrut, sampai tetangga desa.
7)    Akhirnya tidak ada pengangguran.
8)    Dampaknya sangat nyata.
9)    Tidak ada lagi maling.
10) Semua sudah bekerja dan punya penghasilan.
11) Nadjikh tidak pernah pidato dosa mencuri.
12) Ancaman neraka atau rezeki halal haram.
13) Orang lapar memang tidak butuh pidato.
14) Butuh isi perut.
15) Dia tidak pidato,  tetapi memberi pekerjaan.
16) Pekerjaan bisa membuat perut kenyang dengan terhormat.
17) Banyak pekerja naik angkutan umum.
18) Kadang datang terlambat.
19) Juga pengeluaran tambahan.
20) Kredit sepeda motor belum membudaya.
21) Nadjikh membuat jalan keluar.
22) Membeli 3 bus, 2 bus tiap pagi diparkir di Karangrejo, dan 1 bus di desa tetangga.
23) Karyawan antar jemput gratis.
24) Tidak keluar biaya transport dan tidak terlambat.
25) Itu paling menggembirakan Bu Asnah, ibunya.
26)  Nadjikh membuat lapangan kerja warga desanya.
27) Tidak ada lagi sebutan Desa Maling.

6.    Bimbang Menikah
1)    Sebelum menikah, hampir tiap pekan dia ke rumah.
2)     Menanyakan pernik pernikahah.
3)    Saya tahu bukan soal pernik menjadi kegelisahannya.
4)    Saya pernah mengalaminya.
5)    Saya anak tertua dari 10 saudara.
6)    Nadjikh anak tertua dari 8 saudara.
7)    Kami memang keluarga besar.
8)    Nadjikh sangat perhatian kepada adik-adiknya.
9)    Ayahnya sudah meninggal, dia mengambil alih tugas orang tua.
10) Setelah lulus IPB, dia mengajar di almamaternya.
11) Beberapa bulan keluar. “Kurang tantangan,” katanya.
12) Dia diterima kerja di 2 tempat (Pertamina di Jakarta dan pabrik coklat di jalan Tidar Surabaya).
13) Gaji Pertamina lebih besar tetapi dia pilih di pabrik coklat agar dekat  adik-adiknya di Gresik.
14) “Kalau saya pilih di Jakarta, siapa membantu emak dan mengawasi adik-adik.
15) Bapak sudah tidak ada. Saya tidak tega emak menanggung beban berat sendiri,” katanya suatu hari .
16) Di pabrik coklat dia diangkat menjadi menejer produksi.
17) Masih bujang, usia 23 tahun.
18) Meskipun masih melamar dia sudah menetapkan syarat.
19) Dia minta perumahan, kendaraan dan telepon.
20) Saat itu memasang telepon rumah tidak mudah.
21) Belum ada HP.
22) Ternyata permintaanya dipenuhi.
23) Sebagai kompensasi dia berjanji meningkatkan produksi.
24) Jika gagal perusahaan boleh memecatnya.
25) Tahun 1 produksi semula melorot menjadi stabil.
26)  Tahun 2 meningkat 3 kali.
27) Nadjikh tinggal di rumah relatif besar.
28) Rumah perusahaan. Beberapa adiknya diajak tinggal bersamanya.
29) Agar bisa sekolah dan kuliah di Surabaya.
30) Tentang kebimbangan menikah?
31) Karena dia memikirkan adik-adiknya.
32) Seperti saya dulu. Jika menikah sekarang, bagaimana dengan adik-adik saya?
33) Masihkah saya mampu membantu mereka?
34) Tetapi menunggu besar semua, berapa tahun akan menikah?
35) Sudah menjadi lansia. Saya sampaikan kepada Nadjikh.
36) Dia tertawa karena merasa saya bisa menebak kegelisahan hatinya.
37) “Ya nanti akan ada rezekinya sendiri.” katanya.
38) Akhirnya dia menikah.
39) Acaranya amat sederhana.
40) Saya melamar kepada calon mertuanya.
41) Saya khutbah nikah.
42) Dia mempersunting Titik Widajati, dokter hewan, gadis berkulit kuning dari Jalan Jolotunda Surabaya.
43) Kini mereka dikaruniai anak: 3 putra dan 1 putri.
44) Kepada orang lain Nadjikh sering mengatakan saya konsultan pernikahannya.

7.    Memberi Tunjangan
1)    Sudah diceritakan Nadjikh kuliah di IPB, ekonomi keluarga terpuruk.
2)    Tidak ada biaya sama sekali.
3)    Di Bogor dia kuliah sambil bekerja.
4)    Ketika dia pulang ke Gresik tidak ada ongkos ke Bogor.
5)    Untuk kelanjutan studinya, emaknya yang jualan bubur harus menjual sebagian rumahnya.
6)    Dulu ada bagian rumah disebut pawon, rumah bagian belakang tempat masak dan kegiatan dapur lainnya.
7)    Pawon dibeli tetangganya.
8)    Nadjikh bisa ke Bogor melanjutkan kuliah.
9)     Peristiwa ini sangat membekas di hati Nadjikh.
10) Emaknya menjual bagian rumah adalah pengorbanan luar biasa.
11) Ketika Nadjikh sudah mapan, dia tidak lupa.
12) Sebagai ungkapan terima kasih, Nadjikh memberi tunjangan bulanan kepada tetangga yang membeli rumahnya dulu.
13) Saya tidak tahu berapa besar tunjangan.
14) Diberi seumur hidup sampai pembeli meninggal.

8.    Amien Rais for President
1)    Di desa kami Karangrejo, Muhammadiyah itu minoritas.
2)    Sama dengan di tempat lain.
3)    Hanya sekitar 5 persen.
4)    Artinya, selebihnya bukan Muhammadiyah.
5)     Mereka ada yang tidak suka.
6)    Ada yang sangat tidak suka pada Muhammadiyah.
7)    Sutu hari datang tamu dari desa.
8)    Dia termasuk sangat tidak suka.
9)    Waktu itu masa kampanye pilpres.
10) Salah satu calonnya Pak Amien Rais.
11) Di rumah juga ada gambar Pak Amien.
12) Tamu itu tiba-tiba bilang: “Saya nanti pilih Pak Amien”.
13)  Sambil menunjuk gambar Pak Amien.
14) Saya kaget. Tapi pura-pura tenang.
15) Jangan-jangan dia sedang ada maunya.
16) Ketika Pilpres, ternyata pemilih Pak Amien di desa saya mayoritas dibanding calon lain.
17) Tentu saya kaget dan heran.
18) Mestinya paling tinggi 5 persen.
19)  Itu kalau seluruh orang Muhammadiya memilih Pak Amien.
20) Bagaimana ini bisa terjadi?
21) Jawabannya sederhana. Karena warga desa Karangrejo banyak yang menjadi karyawan Kelola Mina Laut, perusahaan Moh Nadjikh.
22) Sedang bosnya memilih Amien Rais.
23) Entah bagaimana cara Nadjikh kampanye.
24) Ada yang bilang Nadjikh tidak menyuruh.
25) Hanya mengatakan calon presiden yang baik itu Pak Amien Rais.
26) Lalu dikuti karyawannya.
27) Banyak kenangan indah bersama Nadjih.
28) Bukan soal bisnis karena saya buta huruf bisnis.
29) Tapi soal-soal kemanusiaan.
30) Kecil-kecil tapi berharga.
31) Kini peristiwa kecil-kecil itu menjadi kenangan manis.
32) Semoga Allah menerima semua kebaikannya dan mengampuni semua kesalahannya.
33) Dan semoga tulisan Kenangan Manis bersama Mohammad Nadjikh ini menginspirasi.
(Sumber: internet)

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment