M. NAJIKH JURAGAN IKAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

A.
M. Najikh.
2. Najikh
adalah putra 1 dari 8 anak pasangan Munarjo dan Asnah.
3. Munarjo
(ayah Najikh) pedagang ikan kampung berhasil pada masanya.
4. Munarjo
sakit dan ekonomi keluarga Najikh menurun.
5. Najikh
lulus SMA dan kuliah melalui jalur tanpa tes (PMDK) Jurusan Teknologi Industri
Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB).
6. M. Najikh
membangun PT. Kelola Mina Laut 1994.
7. Perusahaan
melayani 4 benua (Jepang, Taiwan, China, Korea Selatan, Amerika
Serikat, Australia, Eropa, dan Timur Tengah).
8. Volume
pengiriman per bulan 100-120 kontainer 40 feet.
9. Perusahaan
memiliki 175 staf manajemen, 500 tenaga terampil, dan 7.000 tenaga kerja.
10. Bahan
baku disokong 600 UKM (pengepul) dan 125.000 nelayan.
11. PT.
Kelola Mina Laut menghasilkan:
1) Poduk
laut dan olahan seperti ikan beku (frozen fish).
12. Permintaan
ikan beku, ubur, dan sejenisnyamencapai 12.000 ton tiap tahun.
13. Perusahaan
melayani permintaan udang beku 7 ribu ton per tahun.
14. KML
Group juga menghasilkan produk makanan laut yang diawetkan (3 ribu ton) dan
produk daging kepiting beku (2 ribu ton).
15. PT.
KML Group membawahi 32 pabrik pengolahan tersebar di Pulau Jawa, Madura, dan
pulau lainnya di Indonesia.
16. Termasuk
di dalamnya pabrik pengolahan ikan laut menjadi aneka olahan.
B. Kenangan
M. Najikh.
1. Oleh :
Ustad Nurcholis Huda.
2. PWMU.CO
– M.Nadjikh sang Teri Menggurita.
3. Kenangan
Manis bersama Mohammad Nadjikh.
4. Desa
Maling
1) Hari
itu kami duduk bertiga.
2) Saya,
dia dan bu Asnah, ibunya(bibi saya).
3) Kami
mebicarakan sesuatu yang serius.
4) Mengapa
jumlah pencuri di desa kami, Karangrejo, Kec Manyar, Kab Gresik makin banyak?
5) Biasanya
mereka mencuri ikan di tambak.
6) Mencuri
seperti mata pencarian baru.
7) Mereka
datang ke tambak tidak membawa keranjang, tetapi mobil pickup.
8) Maka
ikan yang dicuri lebih banyak.
9) Jika
tidak ada ikan, apapun diambil.
10) Seperti
pompa air dan barang lain.
11) Apakah
ini mencuri atau merampok?
12) Pemilik
tambak kadang tahu pencurian tetapi diam tidak berdaya.
13) “Wong
lesu iku nekat Nak” kata Bu Asnah.
14) Artinya
orang lapar itu nekat.
15) Kami
sepakat mereka mencuri karena kepepet. Sangat terpaksa.
16) Bukan
orang jahat.
17) Punya
anak istri tetapi tidak ada penghasilan.
18) Sampai
ada menyebut desa kami Desa Maling.
19) Mungkin
bergurau mungkin sungguhan.
20) Setiap
pencuri tertangkap hampir selalu orang desa kami.
5. Hilangkan
Stigma Desa Maling
1) Nadjikh
merintis usaha di Tuban.
2) Masih
sangat kecil.
3) Mula-mula
membantu adalah adik-adiknya.
4) Lalu
sanak famili.
5) Kemudian
orang desanya yang banyak menganggur.
6) Perusahaan
berkembang banyak direkrut, sampai tetangga desa.
7) Akhirnya
tidak ada pengangguran.
8) Dampaknya
sangat nyata.
9) Tidak
ada lagi maling.
10) Semua
sudah bekerja dan punya penghasilan.
11) Nadjikh
tidak pernah pidato dosa mencuri.
12) Ancaman
neraka atau rezeki halal haram.
13) Orang
lapar memang tidak butuh pidato.
14) Butuh
isi perut.
15) Dia
tidak pidato, tetapi memberi pekerjaan.
16) Pekerjaan
bisa membuat perut kenyang dengan terhormat.
17) Banyak
pekerja naik angkutan umum.
18) Kadang
datang terlambat.
19) Juga pengeluaran
tambahan.
20) Kredit
sepeda motor belum membudaya.
21) Nadjikh
membuat jalan keluar.
22) Membeli
3 bus, 2 bus tiap pagi diparkir di Karangrejo, dan 1 bus di desa tetangga.
23) Karyawan
antar jemput gratis.
24) Tidak
keluar biaya transport dan tidak terlambat.
25) Itu
paling menggembirakan Bu Asnah, ibunya.
26) Nadjikh membuat lapangan kerja warga desanya.
27) Tidak
ada lagi sebutan Desa Maling.
6. Bimbang
Menikah
1) Sebelum
menikah, hampir tiap pekan dia ke rumah.
2) Menanyakan pernik pernikahah.
3) Saya
tahu bukan soal pernik menjadi kegelisahannya.
4) Saya pernah
mengalaminya.
5) Saya
anak tertua dari 10 saudara.
6) Nadjikh
anak tertua dari 8 saudara.
7) Kami
memang keluarga besar.
8) Nadjikh
sangat perhatian kepada adik-adiknya.
9) Ayahnya
sudah meninggal, dia mengambil alih tugas orang tua.
10) Setelah
lulus IPB, dia mengajar di almamaternya.
11) Beberapa
bulan keluar. “Kurang tantangan,” katanya.
12) Dia diterima
kerja di 2 tempat (Pertamina di Jakarta dan pabrik coklat di jalan Tidar
Surabaya).
13) Gaji Pertamina
lebih besar tetapi dia pilih di pabrik coklat agar dekat adik-adiknya di Gresik.
14) “Kalau
saya pilih di Jakarta, siapa membantu emak dan mengawasi adik-adik.
15) Bapak
sudah tidak ada. Saya tidak tega emak menanggung beban berat sendiri,” katanya
suatu hari .
16) Di
pabrik coklat dia diangkat menjadi menejer produksi.
17) Masih
bujang, usia 23 tahun.
18) Meskipun
masih melamar dia sudah menetapkan syarat.
19) Dia
minta perumahan, kendaraan dan telepon.
20) Saat
itu memasang telepon rumah tidak mudah.
21) Belum
ada HP.
22) Ternyata
permintaanya dipenuhi.
23) Sebagai
kompensasi dia berjanji meningkatkan produksi.
24) Jika
gagal perusahaan boleh memecatnya.
25) Tahun 1
produksi semula melorot menjadi stabil.
26) Tahun 2 meningkat 3 kali.
27) Nadjikh
tinggal di rumah relatif besar.
28) Rumah
perusahaan. Beberapa adiknya diajak tinggal bersamanya.
29) Agar
bisa sekolah dan kuliah di Surabaya.
30) Tentang
kebimbangan menikah?
31) Karena
dia memikirkan adik-adiknya.
32) Seperti
saya dulu. Jika menikah sekarang, bagaimana dengan adik-adik saya?
33) Masihkah
saya mampu membantu mereka?
34) Tetapi
menunggu besar semua, berapa tahun akan menikah?
35) Sudah
menjadi lansia. Saya sampaikan kepada Nadjikh.
36) Dia
tertawa karena merasa saya bisa menebak kegelisahan hatinya.
37) “Ya
nanti akan ada rezekinya sendiri.” katanya.
38) Akhirnya
dia menikah.
39) Acaranya
amat sederhana.
40) Saya
melamar kepada calon mertuanya.
41) Saya khutbah
nikah.
42) Dia
mempersunting Titik Widajati, dokter hewan, gadis berkulit kuning dari Jalan
Jolotunda Surabaya.
43) Kini
mereka dikaruniai anak: 3 putra dan 1 putri.
44) Kepada
orang lain Nadjikh sering mengatakan saya konsultan pernikahannya.
7. Memberi
Tunjangan
1) Sudah
diceritakan Nadjikh kuliah di IPB, ekonomi keluarga terpuruk.
2) Tidak
ada biaya sama sekali.
3) Di
Bogor dia kuliah sambil bekerja.
4) Ketika
dia pulang ke Gresik tidak ada ongkos ke Bogor.
5) Untuk
kelanjutan studinya, emaknya yang jualan bubur harus menjual sebagian rumahnya.
6) Dulu
ada bagian rumah disebut pawon, rumah bagian belakang tempat masak dan kegiatan
dapur lainnya.
7) Pawon dibeli
tetangganya.
8) Nadjikh
bisa ke Bogor melanjutkan kuliah.
9) Peristiwa ini sangat membekas di hati Nadjikh.
10) Emaknya
menjual bagian rumah adalah pengorbanan luar biasa.
11) Ketika
Nadjikh sudah mapan, dia tidak lupa.
12) Sebagai
ungkapan terima kasih, Nadjikh memberi tunjangan bulanan kepada tetangga yang
membeli rumahnya dulu.
13) Saya
tidak tahu berapa besar tunjangan.
14) Diberi
seumur hidup sampai pembeli meninggal.
8. Amien
Rais for President
1) Di
desa kami Karangrejo, Muhammadiyah itu minoritas.
2) Sama
dengan di tempat lain.
3) Hanya
sekitar 5 persen.
4) Artinya,
selebihnya bukan Muhammadiyah.
5) Mereka ada yang tidak suka.
6) Ada
yang sangat tidak suka pada Muhammadiyah.
7) Sutu
hari datang tamu dari desa.
8) Dia
termasuk sangat tidak suka.
9) Waktu
itu masa kampanye pilpres.
10) Salah
satu calonnya Pak Amien Rais.
11) Di
rumah juga ada gambar Pak Amien.
12) Tamu
itu tiba-tiba bilang: “Saya nanti pilih Pak Amien”.
13) Sambil menunjuk gambar Pak Amien.
14) Saya
kaget. Tapi pura-pura tenang.
15) Jangan-jangan
dia sedang ada maunya.
16) Ketika
Pilpres, ternyata pemilih Pak Amien di desa saya mayoritas dibanding calon
lain.
17) Tentu
saya kaget dan heran.
18) Mestinya
paling tinggi 5 persen.
19) Itu kalau seluruh orang Muhammadiya memilih
Pak Amien.
20) Bagaimana
ini bisa terjadi?
21) Jawabannya
sederhana. Karena warga desa Karangrejo banyak yang menjadi karyawan Kelola
Mina Laut, perusahaan Moh Nadjikh.
22) Sedang
bosnya memilih Amien Rais.
23) Entah
bagaimana cara Nadjikh kampanye.
24) Ada
yang bilang Nadjikh tidak menyuruh.
25) Hanya
mengatakan calon presiden yang baik itu Pak Amien Rais.
26) Lalu
dikuti karyawannya.
27) Banyak
kenangan indah bersama Nadjih.
28) Bukan
soal bisnis karena saya buta huruf bisnis.
29) Tapi
soal-soal kemanusiaan.
30) Kecil-kecil
tapi berharga.
31) Kini
peristiwa kecil-kecil itu menjadi kenangan manis.
32) Semoga
Allah menerima semua kebaikannya dan mengampuni semua kesalahannya.
33) Dan
semoga tulisan Kenangan Manis bersama Mohammad Nadjikh ini menginspirasi.
(Sumber: internet)
0 comments:
Post a Comment