Saturday, April 25, 2020

4253. SKENARIO AKHIR CORONA


SKENARIO AKHIR CORONA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.


1.    Skenario Akhir Pandemi Covid-19
2.    Oleh:  EM SUTRISNA
3.    PERSEBARAN Covid-19 semakin tidak terkontrol.
4.    Hampir seluruh negara tidak ada yang zero case.
5.    Beberapa negara belum melapor kasus di wilayahnya.
6.    Mungkin tidak ada alat diagnostik atau sebab politis.
A.   Merunut sejarah, pandemi terjadi siklus 1 abad.
1.    Sejarah pandemi mulai abad ke-6 dikenal wabah Justian (merujuk nama Kaisar Byzantium Justinianus I).
1)    Jumlah meninggal jutaan.
2.    Pada abad ke-13 (tahun 1447–1351).
1)    Wabah pes dikenal black death adalah translasi dari atra mortem.
2)     Wabah mengakibatkan kulit penderita gelap karena perdarahan subdermal (bawah kulit) mengakibatkan nekrosis, terutama ujung jari tangan dan kaki.
3)    Wabah menyebar ke Eropa menewaskan jutaan orang.
3.    Pada abad ke-14 (tahun 1492) terjadi wabah cacar di Eropa dan Amerika.
1)    Sekitar 20 juta orang meninggal.
4.    Pada abad ke-19 (1912–1918), terjadi wabah flu Spanyol (Spanish flu) dengan korban jutaan orang.
1)    Pada abad sama, terjadi wabah kolera (1961) jumlah kematian puluhan ribu.
5.    Pada 2002 wabah SARS (severe acute respiratory syndrome) virus korona (SARS CoV-1).
1)    Wabah berawal dari Provinsi Guangdong, Tiongkok, menyebar ke 26 negara.
2)    Menewaskan lebih dari 700 orang.
6.    Pada 2009 flu babi menginfeksi lebih dari 50 juta orang, terutama di AS.
7.    Pada 2014 wabah ebola di Guinea dan Liberia menewaskan lebih dari 10 ribu orang.
8.    Pada 2020 pandemi Covid-19.
1)    Covid-19 karena virus korona (sefamili dengan penyebab SARS CoV-1 atau MERS (middle east respiratory syndrome), tetapi berbeda tipe.
2)    Namanya SARS CoV-2 (severe acute respiratory syndrome corona virus 2).
3)    Case fatality rate (CFR)-nya relatif lebih rendah daripada SARS CoV-1 dan MERS.
4)    Spreadingnya sangat mudah, masif, dan luas.

B.   Terdapat 3 kelompok terpapar korona.
1.    Kelompok rentan/vulnerable.
1)    Jika terpapar sangat rentan bermanifes klinis sedang sampai berat.
2)    Kelompok ini:
a.    Orang tua/elderly (sistem imun dan fungsi organ sudah menurun).
b.    Orang dengan penyakit penyerta (comorbid disease) terutama jantung, paru, diabetes, dan imunocompromized (sistem imun melemah).
3)    Kelompok ini harus dijaga agar tidak terpapar.

2.    Kelompok yang jika terpapar terjadi gejala ringan sampai sedang.
4)    Termasuk anak muda yang jarang berolahraga.
5)    Kurang menjaga makan tetapi tanpa comorbid.
6)    Termasuk anak-anak/remaja.

3.    Kelompok asimptomatis (OTG, orang tanpa gejala).
1)    Jika terpapar, daya tahan tubuhnya sangat kuat.
2)    Virus tidak bisa replikasi.
3)    Sehingga relatif tidak bergejala.
4)    Kelompok ini bisa menjadi carrier, meslipun tidak bergejala, dia bisa menularkan ke orang lain.

4.    Pandemi akan berakhir jika virus tidak punya inang/host untuk replikasi.
5.    Virus corona sangat mudah menularkan.
6.    Perlu kekompakan serentak (tanpa terkecuali) untuk menghentikan laju penularan.

C.   Pandemi akan berakhir minimal 3 skenario.
1.    Ditemukan vaksin baru.
1)    Penemuan vaksin butuh waktu lama (lebih dari 1 tahun).
2)    Drug discovery and development, protokol ujinya sangat ketat.

2.    Terbentuknya herd immunity (imunitas bersama/kawanan).
1)    Konsep ini adalah desain dari vaksin.
2)    Jika 70–80 persen penduduk divaksin, virus tidak akan punya inang baru sehingga akan musnah.
3)    Setelah divaksin, virus telah dilemahkan sehingga hampir semua yang divaksin tidak akan manifes menderita penyakit dari vaksin tersebut.
4)    Jika skenario ini terjadi pada Covid-19, jumlah kematian akan sangat banyak (sesuai CFR).
3.    Perubahan musim diharapkan dapat menurunkan virulensi/keganasan Covid-19.
1)    Berdasar riset virus penyebab Covid-19 dapat stabil/bertahan 14 hari pada suhu 4 derajat Celsius.
2)    Hanya bertahan 5 menit pada suhu 70 derajat Celsius.
3)    Semakin tinggi suhu akan mempercepat kematian virus.
4)    Kemarau bersuhu 32–38 derajat Celsius, diharapkan virus bertahan lebih singkat disbanding musim dingin.

4.    Tiga skenario tersebut masih berupa asumsi.
5.    Sambil menunggu vaksin dan musim kemarau, perlu dilakukan memutus rantai penularan.
D.   Cara memutus rantai penularan.
1.    Pisahkan kelompok terpapar dari non-terpapar.
1)    Tetapi ada kelompok asimptomatis tampaknya sehat, tetapi membawa virus dan bisa menularkan.
2)    Perlukan rapid test masal.
3)    Tapi rapid test bukan gold standard diagnosis Covid-19, terkadang dijumpai false positive dan false negative.
4)    Dengan banyaknya ragam produk rapid test di pasaran, yang dipakai adalah rapid test sensitivitas tinggi dan selektivitas tinggi.

2.    Pisahkan kelompok rentan dari asimptomatis, kelompok muda dari tua, kelompok ber-comorbid dari tanpa comorbid.
1)    Tujuannya menurunkan case fatality rate.
2)    Perlu prasarana/gedung untuk memisahkan kelompok tersebut.
3.    lsolasi atau karantina ketat.
1)    Isolasi dalam skala individu, keluarga, daerah/wilayah sesuai dengan kondisi persebaran penyakit di wilayah tersebut.
2)    Jika individu/keluarga isolasi mandiri, perlu controller selalu mengecek/mengingatkan.

E.   Saat ini bukan saatnya mengeluh, tetapi saatnya saling menguatkan, berempati, menjaga, dan mungkin berdamai dengan pandemi.
1.    Sebentar lagi datang musim kemarau.
2.    Perlu disiplin tinggi tetap tinggal di rumah.
3.    Physical distancing yang harus ke luar rumah dan berdoa.
4.    Semoga pandemi Covid-19 segera berakhir. (*)
(Sumber: EM Sutrisna, Guru besar, dekan Fakultas Kedokteran UMS Surakarta)


Related Posts:

0 comments:

Post a Comment