Saturday, July 11, 2020

4886. KOSAKATA DALAM TAFSIR AL-QURAN


 KOSAKATA DALAM TAFSIR AL-QURAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
1.    Tafsir adalah keterangan atau penjelasan tentang ayat Al-Quran agar maksudnya lebih mudah dipahami.
2.    Kosakata adalah perbendaharaan kata.
3.    Kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa.
4.    Al-Quran memakai kosakata yang digunakan oleh orang Arab pada zaman Nabi Muhammad.
5.    Tetapi pengertian kosakata itu tidak selalu sama dengan pengertian yang populer di kalangan mereka.
6.    Al-Quran memakai kosakata tersebut, tetapi bukan dalam bidang semantik yang mereka kenal.
7.    Semantik adalah pengetahuan tentang seluk-beluk dan pergeseran arti kata.
8.    Perkembangan bahasa Arab memberi pengertian baru untuk kosakata yang digunakan dalam Al-Quran.
9.    Seorang mufasir tidak bebas memilih pengertian yang dikehendakinya atas dasar pengertian satu kosakata pada masa pra-Islam, atau yang kemudian berkembang.
10. Mufasir adalah orang yang menerangkan makna atau maksud ayat Al-Quran atau orang yang ahli dalam penafsiran.
11. Mufasir harus memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan serta konteks pembicaraan ayat.
12. Juga harus memperhatikan penggunaan Al-Quran terhadap setiap kosakata.
13. Dan mendahulukannya dalam memahami kosa kata itu disbanding pengertian yang dikenal pada masa pra-Islam.
14. Secara umum para mufasir tidak boleh memakai pengertian baru yang berkembang kemudian.
15. Jika tidak ditemukan pengertian khusus untuk satu kosakata atau terdapat petunjuk yang menjelaskan ayat Al-Quran, maka para mufasir bebas memilih arti yang dimungkinkan.
16. Misalnya, kata “alaq” dalam wahyu pertama Al-Quran surah Al-Alaq (surah ke-96) ayat 1-2.
                       اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ

       Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Allah telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
17. Kata “alaq” punya banyak arti.
18. Misalnya “alaq” dapat diartikan:
1)    Segumpal darah.
2)    Sejenis cacing lintah.
3)    Sesuatu yang berdempet dan bergantung.
4)    Kebergantungan.
5)    Dan sebagainya.
19. Seorang mufasir punya kebebasan memilih salah satu kosakata dari arti tersebut, dengan menampilkan alasannya.
20. Perbedaan pendapat para mufasir karena pemilihan kosakata atau arti tersebut harus ditoleransi dan ditampung, selama dikemukakan dalam batas tanggung jawab dan kesadaran.
21. Para mufasir tetap memperoleh pahala dari Allah, meskipun pada akhirnya pendapat tersebut terbukti keliru.


Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
3.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
4.    Tafsirq.com online

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment