Wednesday, July 29, 2020

5012. MANUSIA TAK BISA MELIHAT ROH


MANUSIA TAK BISA MELIHAT ROH
Oleh: Drs. H.M. YusronHadi, M.M.
A.   Mata manusia tak bisa melihat angin dan roh.
1.    Bukti adalah tanda atau keterangan nyata tentang sesuatu yang menyatakan kebenaran suatu peristiwa.
2.    Esa adalah tunggal atau satu.
3.    Tuhan adalah sesuatu yang diyakini, dipuja, dan disembah oleh manusia sebagai Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa.
4.    Sebagian orang menuntut bukti wujud dan keesaan Tuhan dengan pembuktian material, artinya mereka ingin melihat bukti wujud Tuhan di dunia ini.
5.    Nabi Musa pernah bermohon ingin melihat wujud Tuhan.

6.    Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7)ayat 143.

وَلَمَّاجَاءَمُوسَىٰلِمِيقَاتِنَاوَكَلَّمَهُرَبُّهُقَالَرَبِّأَرِنِيأَنْظُرْإِلَيْكَ ۚ قَالَلَنْتَرَانِيوَلَٰكِنِانْظُرْإِلَىالْجَبَلِفَإِنِاسْتَقَرَّمَكَانَهُفَسَوْفَتَرَانِي ۚ فَلَمَّاتَجَلَّىٰرَبُّهُلِلْجَبَلِجَعَلَهُدَكًّاوَخَرَّمُوسَىٰصَعِقًا ۚ فَلَمَّاأَفَاقَقَالَسُبْحَانَكَتُبْتُإِلَيْكَوَأَنَاأَوَّلُالْمُؤْمِنِينَ
      Dan tatkala Musa datang untuk (munajat kepada Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan berfirman (langsung) kepadanya, Musa berkata,”Ya Tuhanku, tampakkan (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau”. Tuhan berfirman, “Kamu tidak akan sanggup melihat-Ku, tetapi lihat kebukit itu, apabila dia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku”. Tatkala Tuhan menampakkan diri kepada gunung, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pingsan. Setelah sadar Musa berkata,”Maha Suci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman”.
7.    Peristiwa ini membuktikan manusia agung seperti Nabi Musa tidak mampu  melihat  Allah dalam kehidupan dunia ini.
8.    Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat mengakui keberadaan sesuatu tanpa harus melihatnya.
9.    Misalnya, adanya angin, kita mengakui keberadaannya hanya dengan merasakan atau melihat bekasnya.

B.   Sungguh aneh, mata tak bisa melihat angin, tapi ingin melihat Tuhan.
1.    Manusia tak bisa melihat angin, tapi bisa merasakan adanya angin.
2.    Manusia mengakui adanya nyawa tanpa melihatnya.
3.    Bahkan manusia tidak mengetahui substansi nyawa.
4.    Faktor yang menyebabkan makhluk tidak dapat melihat sesuatu.
1)    Terlalu kecil dan dalam kegelapan.
a.    Misalnya, mata manusia tidak dapat melihat sebutir pasir yang sangat kecil pada malam hari yang gelap.
b.    Bukan karena pasirnya tidak ada.
c.    Tetapi mata manusia yang tidak mampu melihatnya.
2)    Mata manusia tidak dapat melihat sesuatu yang sangat terang.
a.    Misalnya, kelelawar dapat dengan mudah melihat pada malam yang gelap.
b.    Tetapi kelelawar tidak dapat melihat pada siang hari.
c.    Mata manusia tidak sanggup menatap ciptaan Tuhan yang bernama matahari.
d.    Jika dipaksa menatap matahari sesaat saja, maka matanya dapat buta.
3)    Mata manusia dapat tertipu penampilan.
a.    Misalnya, sebuah batang kayu yang lurus akan terlihat bengkok di dalam air sungai.
b.    Bintang yang sangat besar terlihat sangat kecil dari kejauhan.

5.    Bukti ontologi (cabang ilmu filsafat yang berhubungan dengan hakikat hidup) menggambarkan kita punya ide tentang Tuhan.
6.    Dan tidak dapat membayangkan adanya sesuatu yang lebih berkuasa melebihi Tuhan.
7.    Bukti kosmologi (ilmu tentang asal usul kejadian bumi, hubungannya dengan sistem matahari, serta hubungan sistem matahari dengan jagat raya) berdasarkan pada ide sebab dan akibat.
8.    Yaitu tidak mungkin terjadi sesuatu tanpa ada penyebabnya.
9.    Dan penyebab terakhir pasti Tuhan.
10. Bukti teleology (teori atau ajaran bahwa semua kejadian/setiap gejala terarah pada satu tujuan) berdasar keseragaman dan keserasian alam.
11. Yang tidak dapat terjadi tanpa ada satu kekuatan yang mengatur keserasian.
12. Bukti pengalaman moral adalah tanda tentang adanya yang nyata.
13. Pengalaman tidak akan berarti tanpa adanya susunan moral yang objektif.
14. Pada gilirannya tidak akan berarti tanpa adanya satu zat Yang MahaTinggi, yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa.

DaftarPustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.



0 comments:

Post a Comment