Tuesday, August 11, 2020

5120. DEBAT SOAL TEOLOGI


DEBAT SOAL TEOLOGI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
A.   Dari Metafisik ke Teologi Pembebasan
1.    Oleh Prof Syafiq A Mughni.
2.    Teologi adalah pengetahuan ketuhanan (tentang sifat Allah, dasar kepercayaan kepada Allah dan agama, terutama berdasar pada kitab suci).
3.    PWMU.CO – Pada zaman Nabi dan sahabat akidah adalah fondasi ajaran Islam.
4.    Umat Islam pada zaman itu meyakini apa yang diinformasikan oleh Allah dalam al-Quran dan Nabi dalam ucapannya.
5.    Mereka tidak pernah bertanya atau memperdebatkan secara detail.
6.    Setelah zaman itu, baru muncul pertanyaan yang dijawab secara rasional dengan memanfaatkan falsafah yang diwariskan oleh para filsuf Yunani.
7.    Perdebatan ulama Islam dengan teolog Yahudi, Kristen, dan Majusi dan rujukan mereka terhadap falsafah Yunani menyebabkan Ilmu Kalam (teologi) berkembang.
8.    Perkembangan itu ditandai dengan banyaknya aliran yang berbeda bahkan saling bertentangan.
9.    Setiap aliran kalam melahirkan pecahan.
10. Perbedaan dan pertentangan aliran semakin nyata saling mengklaim pemahamannya paling besar.
11. Saling mengecam dan menyesatkan antarpemikiran menjadi fenomena nyata dalam perkembangan kalam setelah zaman sahabat.
12. Sampai sekarang kita hanya berputar-putar tanpa menemukan jalan keluar dari perdebatan teologis itu.
13. Orang hanya akan memilih antara:
1)    Aliran Salaf atau Muktazilah.
2)    Ahlussunnah atau Syiah.
3)    Asy’ariyah atau Maturidiyah.
4)    Murji’ah atau Khawarij.

14. Ada gagasan memandang semua aliran sebagai warisan intelektual penting untuk dipelajari, tetapi bukan untuk memasung kita.
15. Jebakan teologi yang spekulatif dan metafisis sudah saatnya ditinggalkan.
16. Kita harus mengambil sisi positif dari semuanya.
17. Dan meninggalkan fanatisme aliran.

B.   Sisi Positif Aliran Teologi
1.    Aliran Khawarij:
1)    Wataknya radikal dan tradisi pengkafiran.
2)    Sesungguhnya menyimpan ideologi kesetaraan manusia.
3)    Punya doktrin egalitarian dan keadilan kolektif (collective justice) sehingga aliran ini bisa disebut sebagai akar sosialisme Islam.
4)    Punya konsep kepemimpinan demokratis.
5)    Yakni setiap orang punya hak sama untuk jadi pemimpin, meskipun budak.
6)    Tidak ada hak prerogatif kaum Quraisy untuk menjadi pemimpin.

2.    Aliran Muktazilah:
1)    Punya doktrin keadilan sebagai salah satu kepercayaannya yang asasi.
2)     Keadilan dalam aliran ini bersifat distributif material dan kemanusiaan yang sebelumnya dimaknai oleh Muktazilah sebagai keadilan Tuhan yang transenden.
3)    Punya doktrin amar makruf dan nahi mungkar yang menjadi spirit tanggung jawab sosial.

3.    Aliran Syiah:
1)    Punya doktrin tauhid dan keadilan.
2)    Syiah Qaramitah, meskipun sering bertindak anarkis punya sisi positif.
3)    Yakni usahanya mengkombinasikan doktrin agama dan gerakan revolusi, program keadilan sosial dan pembagian kembali harta kekayaan kepada seluruh pengikutnya.

C.   Akidah Mengandung Moral
1.    Selain berfikir eclectic expedience itu, ada lagi cara berfikir yang bermanfaat.
2.    Yakni memandang ayat al-Quran berkaitan akidah harus diberi makna moral.
3.    Semua ayat berkaitan hari akhir, seperti surga dan neraka, harus diartikan dorongan berbuat baik dan ancaman bagi yang berbuat jahat.
4.    Tanpa harus berdebat apakah di surga nanti ada bidadari atau tidak.
5.    Apakah di neraka nanti orang yang berbuat dosa itu kekal atau tidak.
6.    Sayangnya, banyak ayat yang hanya dijadikan intellecual exercise.
7.    Hingga kehilangan pesan moralnya.
8.    Zaman sekarang teologi seharusnya bisa membumi sesuai tuntutan kehidupan umat manusia.
9.    Dan menjawab soal kehidupan yang sedang dihadapi.
10. Teologi seharusnya tidak hanya membahas problem transenden, seperti zat dan sifat Tuhan.
11. Tetapi juga hal bersifat kongkrit duniawi.
12. Dekontruksi teologi perlu dilakukan untuk membaca kembali wacana teologi klasik.
13. Yang hanya memaknai teologi sebatas ilmu ketuhanan yang transenden.
14. Menjadi teologi dalam makna antroposentris yang historis.
15. Tujuannya adalah kecaman teologi atas praktek dehumanisasi.
16. Dengan meletakkan teologi pada problem aktual kemanusiaan, kita membuat teologi selalu dinamis sesuai karakter manusia dinamis.
17. Teologi seperti ini berarti teologi berfungsi pembebasan dan pembelaan atas manusia dari sistem atau struktur yang menindas dan berlaku tidak adil.

D.   Teologi Al-Maun.
1.    Dalam tradisi Muhammadiyah ada teologi al-Ma’un.
2.    Dalam tradisi gereja di Amerika Latin ada teologi pembebasan.
3.    Teologi al-Maun dan  teologi pembebasan adalah rekonstruksi teologi rasional yang diusung oleh Muhammad Abduh, Ahmad Khan, dan kelompok modernis lainnya.
4.    Dalam pandangan teolog Muslim saat ini, teologi rasional terlalu teoritis dan konseptual dalam memaknai teks normatif al-Quran.
5.    Teologi rasional memproklamasikan kebebasan berpikir.
6.    Tapi tidak mendorong secara praktis terhadap pembebasan masyarakat lemah (dhuafa) dan yang tertindas (mustadhfin).
7.    Asumsi dasar dari teologi pembebasan adalah manusia sejak lahir ditakdirkan merdeka dan resisten atas segala bentuk penindasan.
8.    Manusia diberi akal menolak perbudakan, diskriminasi, feodalisme, sistem kasta dan kelas sosial yang berimplikasi ketidakadilan.
9.    Teologi pembebasan lebih bermakna bagi masyarakat dan bukan sekadar wacana bersifat elitis.
10. Teologi pembebasan juga berkembang di kalangan intelektual Muslim, seperti Ali Asghar Engineer di India dan Muslim Abdurrahman di Indonesia dengan sebutan teologi transformatif.

(Sumber M. Nurfatoni).

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment