TERTAWA SALAH SATU
NIKMAT SURGA
Oleh: Drs. H. M. Yusron
Hadi, M.M.
Tertawa yang wajar.
Bagaikan obat bagi
kesedihan.
Laksana pil kuat untuk
kegalauan.
Pengaruh tertawa yang
wajar amat kuat.
Membuat hati
gembira dan berbahagia.
Serta lingkungan jadi
menyenangkan.
Sahabat Nabi berkata,
”Rasulullah terkadang
tertawa.
Sehingga tampak gigi
geraham beliau.”
Tertawa adalah
puncak kegembiraan.
Titik tertinggi
keceriaan.
Ujung perasaan
kesenangan.
Rasulullah bersabda,
“Senyummu di depan
saudaramu adalah sedekah.”
Al-Quran surah An-Naml
(surah ke-27) ayat 19.
تَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِنْ قَوْلِهَا
وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ
وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي
بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ
Maka dia (Sulaiman) tersenyum
dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut. Dan dia berdoa: "Ya
Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau
anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan
amal saleh yang Engkau ridai; dan masukkan aku dengan rahmat-Mudalam golongan hamba-Mu
yang saleh".
Salah satu nikmat dari
Allah untuk penghuni surga adalah tertawa.
Al-Quran surah
Al-Mutaffifin (surah ke-83) ayat 34.
فَالْيَوْمَ الَّذِينَ آمَنُوا مِنَ
الْكُفَّارِ يَضْحَكُونَ
Maka pada hari ini,
orang-orang beriman menertawakan orang-orang kafir.
Jangan tertawa
berlebihan.
Rasulullah bersabda,
“Jangan engkau banyak
tertawa.
Karena banyak tertawa.
Akan mematikan hati.”
Kita tertawa wajar saja.
Jangan tertawa dengan
kesombongan.
Jangan tertawa sinis dan
penuh kesombongan.
Seperti dilakukan orang
kafir.
Al-Quran surah Az-Zukruf
(surah ke-43) ayat 47.
فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِآيَاتِنَا إِذَا
هُمْ مِنْهَا يَضْحَكُونَ
Maka tatkala dia datang
kepada mereka dengan membawa mukjizat Kami, dengan serta merta mereka
menertawakannya.
Semua orang senang
dengan wajah ceria.
Pada umumnya, semua
orang senang wajah yang murah senyum, dan suka dengan muka yang selalu tampak
ceria.
Hal itu mencerminkan
kemurahan hati, kelapangan dada, dan kedermawanan.
lslam agama seimbang
Pada dasarnya, Islam
dibangun berdasar prinsip keseimbangan, moderat dalam akidah, ibadah, budi
pekerti, dan perilaku.
Islam mengajarkan
pertengahan dalam bersikap, tidak mengenal kemuraman yang menakutkan, maupun
tertawa lepas tidak beraturan.
Islam senantiasa
mengajarkan kesungguhan penuh wibawa dan ringan langkah yang terarah.
lslam menganjurkan
perbuatan yang bermanfaat untuk diri, keluarga dan masyarakat sekitar.
Imam Gazali humor,
“Benda apakah yang
paling tajam di dunia ini?”
Para murid menjawab
dengan berbagai jawaban, ada yang menjawab:
1) Pisau.
2) Silet.
3) Pedang.
4) Dan
lainnya.
Imam Gazalimenjawab,
“Betul, semua benda yang
kalian sebutkan itu tajam.
Tapi ada yang lebih
tajam dibanding itu semua, yaitu lidah manusia”.
Abu Hurairah bertanya,
“Wahai Rasulullah,
apakah engkau pernah bersenda gurau?”
Rasulullah bersabda,
”Ya, tapi saya selalu
berkata benar.”
Rasulullah bergurau,
“Naikkan barang-barangmu
ke atas punggung anak unta di sebelah sana!”
Sahabat bingung,
“Ya Rasulullah,
bagaimana anak unta mampu memikul beban berat?”
Rasulullah bersabda,
”Saya tidak bilang anak
unta itu kecil.
Karena semua unta pasti
lahir dari ibu unta.”
Wanita tua bertanya,
“Ya Rasulullah, apakah
wanita tua seperti saya layak masuk surga?”
Rasulullah bersabda,
“Maaf, Bu, di dalam
surga tidak ada wanita tua”.
Wanita itu langsung
menangis.
Rasulullah menjelaskan,
”Semua orang yang masuk
surga, akan jadi muda lagi.”
Mendengar penjelasan
Rasulullah.
Wanita tua itu tersenyum
gembira.
Manusia perlu humor yang
cerdas.
Sungguh, manusia butuh
senyuman, dan perlu humor yang menghibur.
Manusia perlu humor
cerdas yang tidak menghina siapa pun dan tidak merendahkan apa pun.
Semua orang senang
dengan wajah yang selalu berseri-seri.
Suka kepada orang yang
punya hati lapang dalam menerima perbedaan.
Punya budi pekerti
luhur, perilaku lembut, dan pembawaan yang tidak kasar.
Mari kita lontarkan
humor yang cedas.
Humor yang tidak
menyinggung siapa pun, dan tidak menghina apa pun.
Mari kita tersenyum dan
tertawa yang wajar, agar kehidupan terasa lebih indah, ceria, dan memesona.
Daftar Pustaka
1. Al-Qarni,
Aidh. La Tahzan. Jangan Bersedih. Penerbit Qisthi Press. Jakarta 2007.
2. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com
online.
0 comments:
Post a Comment