IRONI HARGA BERAS NAIK TAPI
PETANI TAK MAKMUR
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Ironi.
Artinya:
Kenyataan yang tak sesuai
harapan.
Di sejumlah pasar.
Pembeli antre.
Untuk beli beras subsidi.
Ketua Pimpinan Pusat
(PP) Muhammadiyah.
Bidang UMKM, Pemberdayaan Masyarakat, dan
Lingkungan Hidup.
Anwar Abbas jelaskan.
Bahwa naiknya harga
beras.
Buka fakta rendahnya
ekonomi.
Warga Indonesia.
Selasa, 27/2/2024.
“Kesimpulannya.
Harga beras selisih Rp22
ribu.
Bagi rakyat bawah.
Ternyata sangat
berarti.
Untuk mendapatkan.
Rakyat berpanas-panas.
Antre berjam-jam.
Bahkan ada yang
pingsan,” ungkapnya.
Abbas heran.
Kenaikan harga beras di
pasar.
Tak sebanding kenaikan
harga gabah.
Yang dipanen petani.
Jika harga beras naik.
Mestinya harga GABAH milik
petani.
Juga ikut naik.
Tapi ternyata tidak.
Anwar Abbas sebut.
Harga beras naik.
Tak jadi masalah.
Jika harga gabah juga naik.
Agar petani untung.
Jumlah petani makin sedikit.
Sebab hasilnya rendah.
Anak muda tak tertarik.
Untuk Bertani.
Petani soko guru bangsa
Indonesia.
Nasibnya penuh nestapa.
Bertani penuh risiko.
1)
Biaya produksi tinggi.
2)
Terancam gagal panen.
3)
Pupuk mahal.
4)
Sulit cari benih.
5)
Factor hama.
6)
Dan lainnya.
Tapi hasil produksinya,
Terjual murah.
Pemerintah perlu hadir.
Bela para petani lokal.
UUD 45.
Pasal 33a.
(2)
Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara.
(3)
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Tugas pemerintah.
Menciptakan kemakmuran
bagi rakyat.
(Sumber
muhammadiyah)
0 comments:
Post a Comment