CARA SALAT MENGHADAP KIBLAT KAKBAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 144.
قَدْ نَرَىٰ
تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا ۚ
فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ
فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ ۗ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ
لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا
يَعْمَلُونَ
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu
menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu
sukai. Palingkan mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada,
palingkan mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani)
yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke
Masjidil Haram adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah
dari apa yang mereka kerjakan.
Kata “kiblat” (menurut KBBI V).
Dapat diartikan:
1)
ARah ke Kakbah di Mekah (pada waktu
salat).
2)
Arah.
3)
Jurusan.
4)
Mata angin.
Para ulama sepakat
Bahwa menghadap kiblat hukumnya wajib untuk sahnya salat.
Cara salat hadap kiblat.
1)
Orang salat dapat melihat Kakbah.
Wajib benar-benar menghadap Kakbah.
2)
Orang salat tidak melihat Kakbah.
Cukup mengarah dan diniatkan menghadap ke arah Kakbah.
3)
Cara salat orang sakit sambil duduk.
Menghadapkan muka dan dadanya ke arah
kiblat.
4)
Orang sakit mengerjakan salat sambil
berbaring.
Kedua kaki di kiblat.
Kepala diberi bantal.
Mukanya menghadap ke kiblat.
5)
Salat orang musafir.
Menghadap kiblat saat takbiratul ihram.
Dan boleh menghadap ke arah tujuan
perjalanan.
Jabir berkata,
”Rasulullah salat sunah.
Di atas kendaraan mengikuti arah perjalanan.
Jika salat fardu.
Rasulullah turun dari kendaraan.
Beliau salat hadap kiblat.”
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 239.
فَإِنْ خِفْتُمْ
فَرِجَالًا أَوْ رُكْبَانًا ۖ فَإِذَا أَمِنْتُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَمَا
عَلَّمَكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ
Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka salat
sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian jika aman, maka sebut Allah (salat),
seperti telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
Daftar Pustaka.
1.Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih
Lengkap). Penerbit Sinar Baru
Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2.Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.2
3.Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment