Monday, August 14, 2017

204. MAKNA

MEMAHAMI MAKNA HADIS NABI MUHAMMAD
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

       Beberapa orang bertanya,”Bagaimana caranya memahami makna hadis Nabi Muhammad? Mohon dijelaskan caranya memahami makna hadis Nabi Muhammad? Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
     Hadis (menurut KBBI V) adalah sabda, perbuatan, takrir atau ketetapan Nabi Muhammad yang diriwayatkan atau diceritakan oleh para sahabat untuk menjelaskan dan menetapkan hukum Islam. Hadis adalah sumber ajaran Islam kedua setelah Al-Quran.
      Hadis dalam arti ucapan yang berasal dari Nabi Muhammad, pada umumnya diterima berdasarkan riwayat dengan makna, artinya teks hadis tidak sepenuhnya persis sama dengan yang diucapkan oleh Nabi.
    Meskipun banyak persyaratan yang harus dipenuhi oleh para perawi hadis, sebelum mereka diperkenankan meriwayatkan dengan makna. Namun demikian, masih terdapat problem menyangkut teks sebuah hadis.
      Dalam pembahasan makna hadis dapat muncul masalah, “Apakah pemahaman makna sebuah hadis harus dikaitkan dengan konteksnya atau tidak?” “Apakah konteks tersebut berkaitan dengan pribadi pengucapnya saja, atau mencakup pula mitra bicara dan kondisi sosial ketika diucapkan atau diperagakan?”
     Sebagian ulama berpendapat bahwa dalam memilah suatu hadis harus dibedakan dalam kaitannya dengan konteks pribadi Nabi Muhammad sebagai manusia teladan yang bertindak selaku Rasul, mufti, hakim penetap hukum, pemimpin masyarakat, atau sebagai pribadi istimewa yang membedakan dengan manusia lainnya. .
       Para ulama berpendapat perintah dan larangan Nabi kadang kala bisa ditafsirkan berbeda. Sebuah perintah  ada yang jelas dan ada yang tidak jelas. Sikap para sahabat menyangkut perintah Nabi yang jelas pun kadang kala berbeda, ada yang  memahaminya secara “tekstual” dan ada yang “kontekstual”.
       Tekstual artinya sesuai naskah yang berupa kata-kata asli dari Nabi, sedangkan kontekstual ialah sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian.
      Ubay bin Kaab sedang dalam perjalanan menuju masjid, dia mendengar Nabi bersabda, ”Ijlisu” artinya, “Duduklah kalian”, maka Ubay bin Kaab langsung duduk di jalan. Artinya Ubay bin Kaab memahami hadis secara “tekstual”.
      Dalam Perang Ahzab, Nabi bersabda,”Jangan ada yang melakukan salat Asar, kecuali kalian sudah sampai di perkampungan Bani Quraizhah”.
      Sebagian pasukan Islam memahami teks hadis secara “tekstual”, sehingga mereka tidak melakukan salat Asar, meskipun  jadwal waktu salat Asar sudah habis, mereka salat Asar di perkampungan Bani Quraizhah.
      Sebagian pasukan Islam lainnya memahami secara “kontekstual”, sehingga mereka melaksanakan salat Asar pada waktu jadwal salat Asar, sebelum tiba di perkampungan  Bani Quraizhah. 
     Nabi tidak menyalahkan kedua kelompok sahabat yang menggunakan pendekatan berbeda dalam memahami teks hadis. Nabi membenarkan para sahabat yang memahami hadis secara “tekstual” maupun “kontekstual”.
      Demikian beberapa pandangan ulama tentang hadis. Ketetapan hukum selalu berkaitan dengan “illat” atau “motifnya”. Bila ada motifnya, maka hukumnya bertahan, dan apabila tidak ada motifnya, maka hukumnya gugur. Motif adalah alasan atau sebab seseorang melakukan sesuatu.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment