Tuesday, August 29, 2017

233. POSISI

ASAL MULA KEJADIAN WANITA
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.


       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang asal mula kejadian wanita atau perempuan dalam  Al-Quran? Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Al-Quran surah An-Nisa’, surah ke-4 ayat 1.
 ••                 •       •       
      “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakanmu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan dari pada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (jagalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu”.
      Dalam penjelasan ayat ini diterangkan bahwa pengertian “dari padanya“ menurut para ulama adalah dari bagian tubuh, yaitu tulang rusuk Nabi Adam berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim, tetapi ada pula ulama yang menafsirkan “dari padanya” artinya terbuat dari unsur yang serupa yaitu tanah yang dari padanya Nabi Adam diciptakan.
      Al-Quran surah Ali Imran, surah ke-3 ayat 195.
                            •   • •             •   
      “Maka Allah memperkenankan permohonannya dengan berfirman,“Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan amal orang yang beramal di antaramu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah keturunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah.  Pada sisi Allah pahala yang baik."
     Dalam penjelasan ayat ini diuraikan bahwa sebagaimana seorang laki-laki berasal dari orang tua laki-laki dan perempuan, maka seorang wanita juga berasal dari orang tua laki-laki dan perempuan.
      Lelaki dan wanita sama-sama manusia, yang tidak ada kelebihan yang satu dari yang lain tentang penilaian iman dan amalnya.
     Sebagian kamu adalah bagian dari sebagian yang lain, dalam arti bahwa “sebagian kamu, yaitu lelaki, berasal dari pertemuan ovum perempuan dan sperma lelaki dan sebagian yang lain, yaitu perempuan demikian juga halnya.”
     Kedua jenis kelamin ini, yaitu lelaki dan wanita adalah sesama manusia, dan pria dan wanita adalah sama dari segi asal kejadian dan kemanusiaannya.
      Nabi bersabda,“Saling pesan-memesanlah untuk berbuat baik kepada perempuan, karena mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok”.
        Sebagian ulama ada yang memahami secara keliru bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk Adam, yang menimbulkan kesan bahwa wanita rendah derajat kemanusiaannya dibandingkan dengan lelaki.
       Tetapi banyak ulama yang telah menjelaskan makna hadis sesungguhnya, yaitu “tulang rusuk yang bengkok” harus dipahami dalam pengertian “majazi” atau kiasan, artinya bahwa hadis itu memperingatkan para lelaki agar menghadapi perempuan dengan bijaksana.
      Karena wanita mempunyai sifat, karakter, dan kecenderungan yang tidak sama dengan lelaki, apabila hal ini tidak disadari dapat mengantarkan kaum lelaki bersikap tidak wajar terhadap wanita.
     Para lelaki sulit dan tidak akan mampu mengubah karakter dan sifat bawaan perempuan, kalaupun para lelaki berusaha akibatnya bisa fatal, sebagaimana fatalnya meluruskan tulang rusuk yang bengkok.
     Memahami hadis di atas seperti yang telah dikemukakan di atas, justru mengakui kepribadian perempuan yang telah menjadi kodrat dan bawaannya sejak lahir.
      Al-Quran Al-Isra, surah ke- ayat 70.
                    
      “Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”.
      Kalimat “anak-anak Adam” adalah mencakup lelaki dan perempuan, demikian pula penghormatan yang diberikan oleh Allah mencakup anak Adam seluruhnya, yaitu perempuan dan lelaki.
     Pandangan masyarakat yang mengantar kepada perbedaan antara lelaki dan perempuan dikikis oleh Al-Quran. Oleh karena itu, dikecamnya orang yang bergembira dengan kelahiran seorang anak lelaki, tetapi bersedih bila memperoleh anak perempuan.
     Al-Quran surah An-Nahl, surah ke-16 ayat 58-59.

    •       
      “Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah”.

                       
      “Dia Menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan”.
     Ayat Al-Quran semacam ini diturunkan dalam rangka usaha mengikis habis segala macam pandangan diskriminasi yang membedakan lelaki dengan perempuan, khususnya dalam bidang kemanusiaan.
    Ayat Al-Quran menjelaskan bahwa godaan dan rayuan Iblis ditujukan kepada perempuan dan lelaki.
    Al-Quran surah Al-A’raf, surah ke-7 ayat 20.
•                           
     “Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata, “Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)”.
     Ayat Al-Quran membicarakan godaan, rayuan setan dan tergelincirnya Nabi Adam dan Hawa dibentuk dalam kata yang menunjukkan kebersamaan keduanya tanpa perbedaan.
     Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 36.
                       
      “Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman, “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.”
     Yang berbentuk tunggal justru menunjuk kepada kaum lelaki, yaitu Nabi Adam, yang bertindak sebagai pemimpin terhadap istrinya.
Al-Quran surah Thaha, surah ke-20 ayat 120.
               
     “Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata, “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?”
     Demikian Al-Quran mendudukkan posisi dan kedudukan wanita pada tempat yang sewajarnya, dan meluruskan pandangan yang salah dan keliru yang berkaitan dengan kedudukan dan asal kejadian perempuan.  
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
3. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

0 comments:

Post a Comment