MEMAHAMI ADANYA KAUM WANITA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang “Sejarah adanya wanita menurut Al-Quran? Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
Kata “perempuan” (menurut KBBI V) bisa diartikan “orang (manusia) yang mempunyai vagina”, “dapat menstruasi”, “hamil”, “melahirkan anak”, “menyusui”, “wanita”, “istri”, “bini, dan “betina (khusus untuk hewan)”.
Al-Quran surah Al-Hujurat, surah ke-49 ayat 13.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakanmu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikanmu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antaramu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa di antaramu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Ayat Al-Quran ini berbicara tentang asal kejadian manusia, yaitu seorang lelaki dan perempuan sekaligus berbicara tentang kemuliaan manusia lelaki dan perempuan yang dasar kemuliaannya bukan karena keturunan, suku, atau jenis kelamin, tetapi berdasarkan ketakwaan kepada Allah.
Para ulama menjelaskan bahwa perempuan dalam pandangan Al-Quran mempunyai kedudukan terhormat, “Tabiat kemanusiaan antara lelaki dan perempuan hampir dapat dikatakan sama, karena Allah telah menganugerahkan kepada perempuan, sebagaimana menganugerahkan kepada lelaki, potensi dan kemampuan yang cukup untuk memikul tanggung jawab, dan menjadikan kedua jenis kelamin ini dapat melaksanakan aktivitas yang bersifat umum maupun khusus.
Oleh karena itu, hukum syariat meletakkan lelaki dan perempuan dalam satu kerangka, yaitu yang lelaki dan perempuan menjual dan membeli, mengawinkan dan kawin, melanggar dan dihukum, menuntut dan menyaksikan.
Al-Quran surah An-Nia, surah ke-4 ayat 1.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu”.
Para ulama menjelaskan bahwa karena ayat di atas menerangkan pasangan tersebut diciptakan dari “nafs” yang berarti Nabi Adam, para penafsir terdahulu memahami bahwa istri Nabi Adam, yaitu seorang perempuan diciptakan dari Adam, pendapat ini melahirkan pandangan negatif terhadap perempuan, dengan menyatakan bahwa perempuan adalah bagian dari lelaki.
Sebagian ulama menekankan bahwa istri Adam, yaitu Hawa, diciptakan dari tulang rusuk Adam sebelah kiri yang bengkok, sehingga “wanita bersifat bengkok atau tidak lurus).”
Kitab tafsir terdahulu hampir sepakat mengartikan demikian, pendapat ini agaknya bersumber dari sebuah hadis Nabi, “Saling pesan-memesanlah untuk berbuat baik kepada perempuan, karena mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok”.
Hadis di atas dipahami oleh ulama-ulama terdahulu secara harfiah.
Tetapi beberapa ulama kontemporer memahaminya secara “metafora”, yaitu bukan dalam arti sebenarnya, tetapi sebagai perbandingan, bahkan ada ulama yang menolak kesahihan hadis tersebut.
Ulama yang memahami secara “metafora”, berpendapat bahwa hadis Nabi itu memperingatkan para lelaki agar menghadapi perempuan dengan bijaksana, karena ada sifat, karakter, dan kecenderungan kaum wanita yang tidak sama dengan kaum lelaki.
Artinya, para lelaki tidak akan mampu mengubah karakter dan sifat bawaan perempuan, apabila para lelaki berusaha dengan keras akibatnya bisa fatal, sebagaimana meluruskan tulang rusuk yang bengkok.
Sebagian ulama berpendapat bahwa perempuan (istri Nabi Adam) diciptakan dari jenis yang sama dengan Nabi Adam, dan ayat tersebut tidak mendukung paham yang beranggapan bahwa perempuan diciptakan dari tulung rusuk Nabi Adam.
Sebagian ulama berpendapat bahwa tidak ada satu petunjuk yang pasti dari ayat Al-Quran yang dapat mengantarkan untuk menyatakan perempuan diciptakan dari tulang rusuk, atau bahwa unsur penciptaannya berbeda dengan lelaki.
Sebagian ulama berpendapat bahwa dalam “Kitab Perjanjian Lama” dinyatakan bahwa ketika Nabi Adam tidur lelap, maka diambil oleh Allah sebilah tulang rusuknya, lalu ditutup lagi dengan daging, maka dibuat seorang peremuan dari tulang yang telah dikeluarkan dari Nabi Adam itu.
Al-Quran surah Al-Isra, surah ke-17 ayat 70.
۞ وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”.
Kalimat anak-anak Adam mencakup lelaki dan perempuan, dan penghorrnatan Allah yang diberikan mencakup anak Adam seluruhnya, yaitu perempuan dan lelaki.
Al-Quran surah Ali-Imran, surah ke-3 ayat 195.
فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّي لَا أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِنْكُمْ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ ۖ بَعْضُكُمْ مِنْ بَعْضٍ ۖ فَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَأُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَأُوذُوا فِي سَبِيلِي وَقَاتَلُوا وَقُتِلُوا لَأُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلَأُدْخِلَنَّهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ثَوَابًا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الثَّوَابِ
“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antaramu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik.”
Ayat Al-Quran ini menyatakan, “Sebagian kamu adalah bagian dari sebagian yang lain”, artinya bahwa sebagian kamu, yaitu umat manusia yang berjenis lelaki dan peremuan, berasal dari pertemuan ovum perempuan dan sperma lelaki.
Lelaki dan perempuan sama-sama manusia, dan tidak ada perbedaan dari segi asal kejadian serta kemanusiaannya, dengan konsiderans ini, Allah menegaskan bahwa, “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal, baik lelaki maupun perempuan”.
Al-Quran menyatakan dalam sisi kemanusiaan tidak membedakan kaum lelaki dengan kaum perempuan, sebagian ulama berpendapat bahwa seandainya bukan karena Hawa, niscaya manusia tetap akan berada di surga, dan hal ini adalah upaya menyalahkan perempuan.
Pendapat semacam itu jelas keliru, karena sejak semula Allah telah menyampaikan rencana untuk menugaskan manusia sebagai khalifah di bumi, dan ayat Al-Quran menjelaskan bahwa godaan dan rayuan Iblis itu tidak hanya tertuju kepada perempuan (Hawa) tetapi juga kepada lelaki.
Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 30.
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
“Dan Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
Ayat Al-Quran yang membicarakan godaan, rayuan setan, serta ketergelinciran Nabi Adam dan Hawa diungkapkan dalam bentuk kata yang menunjukkan kesamaan keduanya tanpa perbedaan, yaitu maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya.
Al-Quran surah Al-A'raf, surah ke-7 ayat 20.
فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْآتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَٰذِهِ الشَّجَرَةِ إِلَّا أَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ
“Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata: "Tuhanmu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)”.
Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 36.
فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ ۖ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۖ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَىٰ حِينٍ
“Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman, “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan”.
Kalaupun ada ayat Al-Quran yang membicarakan godaan atau rayuan setan berbentuk tunggal, maka ayat itu justru menunjuk kepada kaum lelaki (Adam), yang bertindak sebagai pemimpin terhadap istrinya.
Al-Quran surah Thaha, surah ke-20 ayat 120.
فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَا يَبْلَىٰ
“Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata, “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepadamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?”
Demikian, terlihat Al-Quran mendudukkan kaum perempuan pada tempat yang sewajarnya, serta meluruskan segala pandangan salah dan keliru yang berkaitan dengan kedudukan dan asal kejadian kaum perempuan.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment