Sunday, October 29, 2017

425. MASJID

MEMAHAMI FUNGSI MASJID
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.



       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang “Fungsi masjid menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Kata “masjid” menurut KBBI V adalah “rumah atau bangunan tempat beribadah orang Islam”.
      Kata “masjid” terulang sebanyak 28 kali dalam Al-Quran, dan dari segi bahasa, kata “masjid” terambil dari akar kata “sajada-sujud” yang artinya “patuh”, “taat”,  serta  “tunduk dengan penuh hormat dan takzim”.
     Meletakkan dahi, kedua tangan, lutut, dan kaki ke bumi, yang dinamakan “sujud” oleh syariat Islam adalah bentuk lahiriah yang paling nyata dari makna di atas, sehingga bangunan yang dikhususkan untuk melaksanakan ibadah salat disebut masjid, yang artinya “tempat bersujud.”
      Dalam pengertian sehari-hari, “masjid” adalah bangunan yang dipakai untuk tempat salat umat Islam, tetapi karena kata “masjid” akar katanya mengandung makna “tunduk dan patuh”, maka hakikat masjid adalah tempat melakukan segala  aktivitas yang mengandung kepatuhan kepada Allah.
      Al-Quran surah Al-Jin, surah ke-72 ayat 18.

وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
  
   “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah”.
      Nabi bersabda,”Telah dijadikan untukku dan umatku, bumi sebagai masjid dan sarana penyucian diri”.
     Apabila dikaitkan dengan bumi, maka “masjid”  bukan hanya sekadar tempat sujud  dan sarana penyucian jiwa, serta kata “masjid” tidak lagi hanya berarti “bangunan tempat salat”, tetapi kata “masjid”  artinya “tempat melaksanakan segala aktivitas  manusia yang mencerminkan kepatuhan kepada Allah”.  
      Sehingga, “masjid” adalah pusat kegiatan umat Islam atau pangkal tempat umat Islam bertolak, dan pelabuhan tempatnya bersauh.
 
      Al-Quran menggunakan kata “sujud” untuk berbagai arti, kadang kala diartikan sebagai “penghormatan dan pengakuan akan kelebihan pihak lain”, seperti  sujudnya  malaikat kepada Nabi Adam.
       Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 34.

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ

       “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; dia enggan dan takabur dan adalah dia termasuk golongan orang-orang yang kafir.”
      Al-Quran surah Thaha, surah ke-20 ayat 70. 

فَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سُجَّدًا قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ هَارُونَ وَمُوسَىٰ
     
      “Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya berkata, “Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa”.
      Kata “sujud” berarti “mengikuti dan menyesuaikan diri dengan ketetapan Allah”  yang berkaitan dengan alam semesta ini, yang secara salah kaprah dan populer sering dinamakan “hukum alam”.
      Al-Quran surah Ar-Rahman, surah ke-55 ayat 6.

وَالنَّجْمُ وَالشَّجَرُ يَسْجُدَانِ

      “Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya”.
       Dari “sunnatullah” diketahui bahwa “kemenangan” dan “kesuksesan” hanya tercapai dengan perencanaan yang baik, kesungguhan dan perjuangan, sedangkan “kekalahan” dan “kegagalan” diderita karena kelengahan dan tidak disiplin, artinya orang itu “tidak bersujud”.
      Al-Quran surah An-Nur, surah ke-24 ayat 36-37 menyebutkan fungsi masjid.

فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ
رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ۙ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ
 
“Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan salat, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi guncang”.

Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.

0 comments:

Post a Comment