Tuesday, October 31, 2017

434. MACAM

MACAM-MACAM UKHUWAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.


       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang “Macam macam ukhuwah menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
     Kata “ukhuwah” menurut KBBI V artinya “persaudaraan”, menurut bahasa Arab, kata “ukhuwah” terambil  dari  akar  kata  yang pada mulanya berarti “memperhatikan”, dan makna asal ini memberikan kesan bahwa “persaudaraan”  mengharuskan  adanya “perhatian” semua pihak yang merasa bersaudara.
   “Perhatian” pada  mulanya  muncul karena  adanya persamaan orang yang  bersaudara, sehingga makna tersebut kemudian berkembang, dan pada akhirnya  “ukhuwah” diartikan  sebagai  “setiap  persamaan  dan  keserasian dengan pihak lain, baik persamaan keturunan, dari  segi  ibu,  bapak, atau keduanya, maupun dari segi persusuan”.
      Secara “majazi” kata “ukhuwah” (persaudaraan) mencakup  persamaan dalam salah  satu  unsurnya seperti  suku, agama, profesi, dan perasaan, dan dalam kamus bahasa Arab ditemukan bahwa kata “akh” yang  membentuk  kata “ukhuwah” digunakan juga dengan arti “teman akrab” atau “sahabat”.  
     Para ulama menjelaskan bahwa selama ini istilah “Ukhuwah Islamiah” diartikan “Persaudaraan yang dijalin dengan sesama umat Islam”, dengan kata lain, “Persaudaraan sesama Islam”, atau “Persaudaraan sesama Muslim”, sehingga kata “Islamiah”  adalah “pelaku” ukhuwah itu. 
     Pemahaman seperti ini kurang tepat, karena kata “Islamiah” yang dirangkaikan dengan kata “ukhuwah” lebih tepat dipahami  sebagai “adjektiva”, sehingga  “Ukhuwah Islamiah” artinya “Persaudaraan yang bersifat Islami atau yang diajarkan oleh Islam”.
     Alasannya adalah Al-Quran dan hadis Nabi memperkenalkan bermacam-macam persaudaraan, dan karena alasan kebahasaan.
      Dalam bahasa Arab, kata “sifat” selalu harus disesuaikan dengan “yang disifatinya”, apabila “yang disifati” berbentuk “indefinitif” dan “feminin”, maka kata “sifatnya” harus juga demikian.
      Al-Quran mengenalkan bermacam-macam “ukhuwah” (persaudaraan).
      Pertama, “Ukhuwah Ubudiyah”, yaitu saudara sesama makhluk Allah atau sesama kesetundukan kepada Allah.
      Kedua, “Ukhuwah Insaniyah” atau “Ukhuwah Basyariyah”, yaitu saudara sesama umat manusia, karena semua manusia adalah bersaudara.
      Ketiga, “Ukhuwah Wathaniyyah”, yaitu saudara sebangsa dan seketurunan, dan sesama hamba Allah adalah bersaudara.
      Keempat, “Ukhuwah Islamiah”, yaitu saudara sesama umat Islam, karena Nabi bersabda,”Kalian adalah para sahabatku, sedangkan para pemeluk Islam setelah wafatku adalah saudaraku”.
     Kata “Ukhuwah” yang secara jelas dinyatakan dalam Al-Quran adalah “persaudaraan seagama Islam”, dan “persaudaraan yang jalinannya bukan karena agama”, hal itu tecermin dari pengamatan terhadap penggunaan bentuk jamak dalam Al-Quran, yang menunjukkan dua arti kata “akh”, yaitu “ikhwan” dan “ikhwat”.
      Kata “ikhwan” biasanya dipakai untuk “saudara yang tidak sekandung”, dan kata “ikhwan” ditemukan sebanyak 22 kali sebagian disertakan dengan kata “addin” (agama) seperti dalam Al-Quran surah At-Taubah, surah ke-9 ayat 11.

فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ ۗ وَنُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
    
“Jika mereka bertobat, mendirikan salat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui”.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 220. 

فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۗ وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْيَتَامَىٰ ۖ قُلْ إِصْلَاحٌ لَهُمْ خَيْرٌ ۖ وَإِنْ تُخَالِطُوهُمْ فَإِخْوَانُكُمْ ۚ وَاللَّهُ يَعْلَمُ الْمُفْسِدَ مِنَ الْمُصْلِحِ ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَأَعْنَتَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
   
  “Tentang dunia dan akhirat, dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah, “Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu menggauli mereka, maka mereka adalah saudaramu dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jika Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
     Teks ayat Al-Quran tersebut secara tegas dan nyata menunjukkan bahwa Al-Quran memperkenalkan “persaudaraan seagama” dan “persaudaraan tidak seagama”. 
     Bentuk jamak kedua yang digunakan dalam Al-Quran adalah “ikhwat”, terdapat   sebanyak 7 kali  dan dipakai  untuk  makna “persaudaraan seketurunan”, kecuali satu ayat, yaitu dalam Al-Quran surah Al-Hujurat , surah ke-49 ayat 10. 

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
   
     “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”.
      Al-Quran menggunakan kata “ikhwah” dalam  arti “persaudaraan seketurunan” ketika berbicara tentang “persaudaraan sesama Muslim”, padahal kata “ikhwan”  digunakan  untuk  makna  “persaudaraan  tidak  seketurunan”
      Hal itu untuk  mempertegas dan mempererat jalinan hubungan antara sesama-Islam, seakan-akan hubungan  tersebut  bukan  saja dijalin oleh keimanan, yang dalam ayat itu ditunjukkan dngan kata “al-mukminun”,  tetapi juga terjalin dalam “persaudaraan seketurunan”,  yang ditunjukkan oleh kata “ikhwah”.
       Sehingga  umat Islam mempunyai kewajiban ganda, yaitu umat Islam agar  selalu  menjalin  hubungan persaudaraan yang harmonis di antara sesama umat Islam, dan tidak ada  alasan untuk  memunculkan keretakan hubungan sesama umat Islam.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.

0 comments:

Post a Comment