Wednesday, November 15, 2017

482. BACA

AL-QURAN BACAAN YANG SEMPURNA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.


       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang “Al-Quran adalah bacaan yang sempurna?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.

     “Al-Quran” secara harfiah artinya “bacaan yang mencapai puncak kesempurnaan”, dan  “Al-Quranul Karim” artinya “bacaan yang sempurna dan mulia”, serta kemahamuliaan dan kemahasempurnaan “bacaan” ini agaknya tidak hanya dapat dipahami oleh para ahli, tetapi bisa dipahami oleh semua orang yang menggunakan ”sedikit” pikirannya.
     Hanya Al-Quran bacaan yang dikenal dalam peradaban baca-tulis sejak 5.000 tahun yang lampau, yang dibaca oleh orang yang mengerti artinya dan dibaca oleh orang tidak paham artinya.
    Anehnya, orang yang menjadi juara dalam perlombaan membaca Al-Quran tingkat internasional adalah orang yang bahasa ibunya bukan bahasa Al-Quran, misalnya juara MTQ tingkat internasional sering kali diraih oleh orang Indonesia.
    Hanya Al-Quran yang dipelajari dan diketahui sejarahnya bukan sekadar secara umum, tetapi ayat per ayat, diketahui segi tahun, bulan, saat, dan musim turunnya, pada malam atau siang hari, dalam perjalanan atau di kediaman Nabi, serta diketahui “penyebab dan waktu turunnya”.
      Hanya Al-Quran yang dipelajari redaksinya, dalam  dari segi penetapan kata per kata dalam susunannya, dan pemilihan kata tersebut, serta mencakup arti kandungannya yang tersurat dan tersirat sampai kepada kesan-kesan yang ditimbulkannya yang dikenal dalam bidang studi Al-Quran dengan “tafsir isyari”.
       Hanya Al-Quran yang dipelajari, dibaca, dan dipelihara aneka macam bacaannya, yang jumlahnya lebih dari sepuluh, serta ditetapkan tata-cara membacanya, huruf  yang harus dipanjangkan atau dipendekkan, dipertebal ucapannya atau diperhalus, tempat yang boleh, yang dianjurkan, atau dilarang berhenti, sampai dengan lagu dan irama yang diperkenankan dan yang tidak dibolehkan, serta dalam sikap dan etika ketika membaca Al-Quran mempunyai aturan tersendiri.
      Hanya Al-Quran, yang diatur dan dipelajari tata cara penulisannya, dalam segi persesuaian dan perbedaannya dengan penulisan masa kini, sampai pada mencari rahasia perbedaan penulisan kata-kata yang sama.
      Seperti dalam penulisan kata “bismi” yang pada wahyu pertama ditulis dengan menggunakan huruf “alif” setelah “ba”, sedangkan pada ucapan “bismillah” ditulis tanpa alif, yang kemudian ditemukan pertimbangan yang sangat mengagumkan dari perbedaan tersebut.

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
  
   “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
   
  “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”.
     Adakah bacaan lain yang seperti Al-Quran? Pernahkah kita mengetahui satu bacaan lain yang sifatnya seperti Al-Quran? Kalau tidak ada, maka wajar apabila wahyu dari Allah yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad  dinamakan dengan “Al-Quran” yang artinya “bacaan yang mencapai puncak kesempurnaan”.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment