Tuesday, November 28, 2017

525. MANFAAT

MANFAAT BERDOA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

    Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang manfaat berdoa bagi manusia menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
     Pada Januan 1991, Perang Teluk ke-2 akhirnya meletus juga, sehingga harapan dan doa ratusan juta umat manusia telah sirna, karena tiga pemimpin dunia akan dikenang dan dinilai berkaitan dengan perang tersebut.
    Saddam Hussein, Presiden Irak yang digelari “Pemimpin yang diilhami”, yang merasa bangsanya berhak memiliki Kuwait, sehingga merebut Kuwait dan enggan menanggalkannya.
     Raja Fahd, Raja Arab Saudi dengan gelar Si “Pelayan Dua Tanah Suci”, yang mengundang dan mengizinkan wilayahnya digunakan oleh pasukan multinasional untuk mengusir Irak yang dianggap agresor.
    George Bush, Presiden Amerika Serikat, yang populer sebagai “Pemimpin Negara Demokrasi dan Polisi Keamanan Dunia”, menabuh genderang perang, menarik picu, dan menekan tombol, yang menghasilkan gemerlapannya langit Baghdad dengan “panah api” yang mengintai, menyembur, serta membakar jiwa dan peradaban manusia.
     Tiga pemimpin dunia memamerkan kekuasaannya di atas puing-puing harapan dan doa ratusan juta umat manusia, dan hanya Allah Yang Maha Mengetahui dengan persis pikiran yang ada di balik benak para penguasa yang mulia.
     Allah yang akan menilai dan memberikan balasan yang adil sesuai amal perbuatan mereka, apabila Allah menunda doa umat manusia, pastilah Allah tidak akan mengabaikannya.
      Orang-orang yang dikecewakan mungkin akan mengulangi ucapan “makhluk halus” yang diabadikan oleh Al-Quran surah Al-Jin, surah ke-72 ayat 8-9 ketika mereka menemukan langit penuh dengan “penjagaan ketat dan sernburan api”.
      Al-Quran surah Al-Jin, surah ke-72 ayat 8-9.

وَأَنَّا لَمَسْنَا السَّمَاءَ فَوَجَدْنَاهَا مُلِئَتْ حَرَسًا شَدِيدًا وَشُهُبًا
وَأَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِ ۖ فَمَنْ يَسْتَمِعِ الْآنَ يَجِدْ لَهُ شِهَابًا رَصَدًا

      “Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barang siapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya)”.
      Al-Quran surah Al-Jin, surah ke-72 ayat 10.

وَأَنَّا لَا نَدْرِي أَشَرٌّ أُرِيدَ بِمَنْ فِي الْأَرْضِ أَمْ أَرَادَ بِهِمْ رَبُّهُمْ رَشَدًا

      “Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi mereka”.
     Kalaupun doa kita telah dikecewakan oleh Allah, kita tetap yakin bahwa Allah yang memiliki kekuasaan, karena Allah yang memberi dan mencabutnya dan "dalam genggaman tangan-Nya” segala kebajikan.
      Al-Quran surah Al-Jin, surah ke-3 ayat 26.

قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ ۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

      “Katakanlah,”Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
     Dalam konteks peperangan, Allah mengingatkan, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal dia (akibatnya) amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia (akibatnya) amal buruk bagimu, Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 216.

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

      “Diwajibkan atasmu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal dia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal dia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”.
     Karena itu, kita boleh menyesal dan sedih, tetapi jangan mengutuk dan terbawa emosi terlalu jauh, karena boleh jadi Allah memenangkan agama Islam melalui usaha hamba Allah yang aniaya.
      Para ulama berpesan bahwa, “Jangan salahkan Allah apabila doa kita tidak langsung dikabulkan oleh Allah dan jangan menggerutu, mengeluh, dan bosan dalam berdoa memohon kepada Allah”.
      Apabila kita berdoa memohon kepada Allah agar cahaya siang segera datang, pada saat waktu mendekati kegelapan malam, maka penantian kita akan lama, karena kepekatan akan semakin gelap hingga tibanya fajar.
    Tetapi yakinlah bahwa esok hari fajar pasti menyingsing, meskipun tidak kita kehendaki, sehingga apabila kita menghendaki kembalinya malam pada saat itu juga, maka doa kita tidak akan dikabulkan oleh Allah, karena kita kita meminta sesuatu yang tidak layak, dan kita akan dibiarkan meratap dan lunglai.
     Jangan pernah bosan untuk berdoa memohon kepada Allah, karena sesungguhnya bersama kesulitan terdapat kemudahan, seperti dalam Al-Quran surah Alam Nasyrah, surah ke-94 ayat 5-6.

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

      “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”.
      Tafsirnya adalah, “Sesaat setelah datangnya suatu kesulitan pasti disusul oleh dua kemudahan”, sehingga kita harus tetap yakin bahwa segala kebajikan terletak dalam “genggaman” Allah.”
      Nabi bersabda, “Pada hari kiamat kelak banyak orang yang terheran-heran melihat ganjaran pahala perbuatan yang dirasakan tidak pernah dilakukannya, kemudian disampaikan kepadanya,”Inilah hasil doamu di dunia yang dahulu tidak dikabulkan”.
     Para ulama menganjurkan marilah kita terus berdoa memohon kepada Allah untuk segala keperluan kita di dunia dan akhirat, dan janganlah kita jemu dan bosan dalam berdoa, serta jangan menggerutu, mengeluh, dan jangan mengutuk.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

0 comments:

Post a Comment