Sunday, November 26, 2017

521. BAHAGIA

MAKNA KEBAHAGIAAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

    Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang makna kebahagiaan hidup manusia  menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
     Al-Quran melukiskan orang yang dikendalikan oleh nafsu dan dikuasai oleh bayangan kekayaan material yang dimilikinya sebagai manusia yang “sangat angkuh dan berlaku sewenang-wenang”, “menduga bahwa kemampuannya akan mengabadikannya”, dan “akhirnya dia berpaling membelakangi Tuhannya”.
      Will Durant berpendapat,”Agama tidak dapat tumbuh subur pada saat kemajuan material membumbung tinggi, ketika itu manusia biasanya membebaskan diri dari ikatan kerohanian, bahkan menciptakan falsafah dan pandangan hidup yang dijadikan dalih untuk meninggalkan tuntunan agama”.
     Pandangan pakar yang hidup di tengah-tengah peradaban Barat ini terbukti kebenarannya di Barat dan sejalan dengan informasi yang disampaikan oleh Al-Quran di atas, hal ini bukan berarti bahwa Al-Quran menilai harta benda sebagai sesuatu yang jelek dan harus dihindari, karena Al-Quran menamakan harta dengan “al-khair” yang artinya “kebaikan”.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 surat 180.

كُتِبَ عَلَيْكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ إِنْ تَرَكَ خَيْرًا الْوَصِيَّةُ لِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ بِالْمَعْرُوفِ ۖ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِينَ

      “Diwajibkan atasmu, apabila seorang di antaramu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika dia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara makruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.
      Al-Quran mengecam perlombaan penumpukan harta kekayaan untuk berbangga, kesombongan, dan berfoya-foya, serta mengabaikan kelompok yang miskin, sehingga Nabi bersabda,”Salah satu yang paling kutakuti menimpa kalian adalah gemerlapan harta benda,"
    Seorang sahabat bertanya kepada Nabi,”Wahai Nabi, apakah “al-khair” (sesuatu yang baik) dapat berbuah kejelekan?" Nabi bersabda,”Kebaikan akan membuahkan kebaikan, tetapi terdapat tumbuh-tumbuhan yang dapat membinasakan manusia, dan terdapat binatang yang melahapnya sampai kenyang, dan kotorannya berceceran yang dapat membahayakan manusia”.
      Nabi bersabda,”Apabila kamu melahap suatu makanan, maka kamu merasakan kelezatan, tetapi apabila dengan ikhlas kamu menyerahkan sebagian makanan tersebut kepada orang yang membutuhkan, maka kamu akan iktu merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh orang lain”.
     Kebahagiaan adalah dambaan setiap orang, dan apabila setiap orang bersedia mengurangi sebagian haknya dan menambahkan kewajibannya, maka orang tersebut akan merasakan kebahagiaan yang lebih.
      Kemajuan dan kebahagiaan seseorang jangan hanya diukur dengan penambahan kekayaan, peningkatan pelayanan, dan kecepatan bergerak, tetapi juga harus diukur dengan kebebasan dari perasaan takut terhadap penderitaan dan kecemasan lahir  batin.
     Menurut Al-Quran orang yang akan mendapatkan kebahagiaan di akhirat kelak adalah orang yang nilai timbangan kebaikannya lebih berat daripada nilai timbangan kejelekannya.

Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

0 comments:

Post a Comment