Friday, November 24, 2017

519. BETUL

MEMAHAMI MAKNA KEBETULAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

    Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang makna kebetulan dalam kehidupan manusia?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
     Suatu peristiwa yang tidak sejalan dengan kebiasaan atau terjadi secara tidak terduga biasanya dinamakan “kebetulan”, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan manusia, maka disebut “kebetulan”, padahal yang sebenarnya tidak ada peristiwa yang “kebetulan” di sisi Allah.
    Allah Maha Mengetahui dan Maha Berkuasa serta Pengendali dan Pengatur alam semesta, meskipun menurut pandangan manusia sebagian dari peristiwa “kebetulan-kebetulan" itu tidak dapat ditafsirkan dengan teori “kausalitas” (sebab dan akibat).
     Misalnya, peristiwa yang dialami oleh dua Presiden Amerika Serikat, yaitu Presiden Abraham Lincoln sebagai presiden tahun 1860 Masehi, dan Presiden J.F. Kennedy sebagai Presiden tahun 1960 Masehi.
    Pengganti Presiden Abraham Lincoln adalah presiden Johnson (Andre) yang lahir tahun 1808, sedangkan pengganti Presiden Kennedy adalah Presiden Johnson (Lindon) yang lahir tahun 1908.
    Presiden Amerika serikat, yaitu Presiden Abraham Lincoln dan Presiden Kennedy, keduanya terbunuh, dan pembunuh Presiden Abraham Lincoln lahir pada tahun 1839, sedangkan pembunuh Presiden Kennedy lahir pada tahun 1939, dan kedua pembunuh presiden tersebut terbunuh sebelum sempat diadili.
     Sekretaris Presiden Abraham Lincoln bernama Kennedy dan sekretaris Presiden Kennedy bernama Lincoln, dan kedua sekretaris tersebut ketika itu, menyarankan kepada presiden, agar tidak pergi ke menuju lokasi tempat terjadi pembunuhan, tetapi kedua presiden menolaknya.
     Pembunuh Presiden Abraham Lincoln melakukan pembunuhan di gedung teater,  kemudian bersembunyi di pasar swalayan dan sebaliknya pembunuh Presiden Kennedy melakukan pembunuhan di pasar swalayan, kemudian bersembunyi di gedung teater .
     Apakah semua itu peristiwa tersebut adalah kejadian yang “kebetulan” atau ada penafsiran yang lain?
     Dalam kehidupan Nabi Muhammad terdapat pula hal hal yang dapat dinamakan dengan “kebetulan-kebetulan”, yaitu Nabi Muhammad lahir, hijrah dan wafat pada hari yang sama, yaitu Senin bulan Rabiul Awal, yang arti harfiahnya adalah “ketenangan”, “keadaan yang nyaman”, dan “kesuburan”.
     Ayah Nabi bernama “Abdullah” yang artinya “keharuman” dan “pengabdian kepada Allah”, dan ibu Nabi bernama “Aminah” yang artinya “kedamaian dan keamanan”, serta bidan yang membantu kelahiran Nabi bernama “Asy-Syifa” yang artinya  “kesembuhan”, “perolehan sempurna” dan “memuaskan”, sedangkan yang menyusui Nabi bernama “Halimah” yang artinya “yang lapang dada”.
     Beliau sendiri diberi nama “Muhammad” yang artinya “yang terpuji”, suatu nama yang sebelumnya tidak dikenal, sehingga menimbulkan banyak pertanyaan dari masyarakat, “Mengapa kakeknya yang sejak kecil dinamakan “Syaibah” yang artinya “orang-tua yang bijaksana” memberikan nama Muhammad? Apakah nama-nama tersebut adalah “kebetulan” atau tanda isyarat tertentu tentang kepribadian Nabi Muhammad?
     Apakah makna kematian Abdullah (ayah Nabi) sewaktu beliau masih dalam kandungan, kematian Aminah (ibunya) ketika Nabi masih kecil, dan kepergiannya ke tempat pedesaan yang jauh dari polusi perkotaan dan menghindari lingkungan kehidupan masyarakat yang relatif belum mengenal peradaban?
    Apakah semuanya adalah “kebetulan” atau bagian dari strategi dari Allah untuk menjauhkan Nabi dari semua lingkungan yang dapat memengaruhi pembentukan kepribadiannya?
    Pancasila dengan sila pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa yang dikumandangkan di tengah-tengah dunia yang mempersekutukan Tuhan, dan Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab yang diajarkan pada dunia fanatik buta terhadap golongan dan bangsa, “Apakah semuanya adalah kebetulan, atau ada sesuatu yang membuat skenario?”
      Apakah kebejatan dapat melahirkan kebaikan? Dapatkah kejelekan melahirkan kemuliaan? Dapatkah penyakit menyembuhkan penyakit? Dapatkah kaum jahiliah melahirkan Islam?
     Kesimpulannya, di dunia ini tidak ada yang “kebetulan”, yang ada adalah “kebenaran”, artinya pasti terdapat Sang Sutradara yang membuat skenario, karena tidak semua peristiwa yang terjadi dapat dijelaskan dengan peristiwa sebab-akibat,
     Sehingga, harus diakui bahwa dalam kehidupan manusia di alam semesta ini, yang dikenal adanya “sunatullah” (hukum Allah yang berlaku di alam semesta), juga terdapat “inayatullah” (uluran tangan dari Allah), yang tidak selalu sama dengan sunatullah.
    “Inayatullah” adalah anugerah dari Allah yang diberikan kepada siapa pun yang dikehendaki oleh Allah, sungguh Allah Maha luas anugerah-Nya.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

0 comments:

Post a Comment