Wednesday, November 29, 2017

527. BUTUH

MANUSIA MEMBUTUHKAN SALAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

    Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan bahwa manusia membutuhkan salat dalam kehidupan sehari-hari?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
     Nabi Muhammad kembali dari perjalanan Isra Mikraj dengan petunjuk AIlah yang tegas tentang kewajiban salat yang sudah diketahui secara pasti oleh setiap Muslim dan generasi ke generasi.
      Menghadapkan jiwa raga kepada Allah adalah kewajiban keagamaan, karena agama yang diakui dan diyakini oleh setiap penganutnya menetapkan bahwa Allah yang menguasai alam semesta serta menguasai hidup dan kehidupan manusia.
      Allah Maha Mutlak, Maha Kuasa dan Maha Sempurna dalam segala sifat keutamaan-Nya, sehingga keyakinan akan ketuhanan seperti itu, menuntut pembuktian yang konkret, nyata secara amaliah, bukan hanya dalam pikiran atau hati.
     Salat adalah salah satu yang ditetapkan oleh Allah  sebagai pengejawantahan dari keyakinan tersebut, karena manusia terutama para ilmuwan membutuhkan kepastian tentang “sunatullah” (hukum alam) tata kerja alam semesta untuk pengembangan dan penerapan ilmu dan teknologi.
     Kepastian berlakunya “sunatullah” (hukum Allah yang berlaku di alam semesta) dapat diperoleh dengan keyakinan adanya Sang Pengendali dan Penguasa Tunggal Yang Maha Kuasa, yaitu Allah.
     Sehingga salat adalah suatu kebutuhan manusia sebagai makhluk Allah, bukannya beban atau kewajiban dan bukan hal yang memberatkan umat manusia.
     Salat menggambarkan pemahaman seseorang menyangkut tata kerja alam semesta yang memberikan ketenangan dan kemantapan kepada manusia, sehingga salat sebagai penyerahan diri dan ketundukan kepada Allah Yang Kuasa adalah tanda kemajuan pemikiran manusia dalam memahami tata kerja alam semesta.
     Manusia adalah makhluk yang memiliki naluri cemas, takut, dan mengharap yang selalu membutuhkan sandaran, terutama pada saat kecemasan dan ketakutan muncul karena menemukan kekuatan yang berada di luar kemampuan manusia.
     Kenyataan dalam kehidupan manusia sehari-hari membuktikan bahwa bersandar kepada makhluk, betapapun tinggi kekuatan dan kekuasaannya, sering kali tidak membuahkan hasil yang memuaskan, karena yang mampu hanyalah Allah Yang Maha Kuasa.
      Al-Quran surah Fathir, surah ke-35 ayat 13.

يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى ۚ ذَٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ ۚ وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ
    
      “Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nya lah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tidak mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari”.
      Al-Quran surah Fathir, surah ke-35 ayat 14.

إِنْ تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ ۖ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ ۚ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ

     “Jika kamu menyeru mereka, mereka tidak mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui”.
      Al-Quran surah Fathir, surah ke-35 ayat 15.

۞ يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
 
   “Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji”.
    Seorang Muslim, dalam salatnya adalah menghimpun segala bentuk dan cara pengakuan, penghormatan dan pengagungan yang dikenal umat manusia, karena ketika salat terdapat “isyarat penghormatan dengan tangan, berdiri tegak, menunduk, rukuk, sujud, puji-pujian, doa, dan harapan”.
     Dalam sehari hanya lima kali kita diwajibkan menghadap Allah, maka malu rasanya, apabila kita yang telah mendapatkan kenikmatan dan anugerah dari Allah  yang tidak terbilang jumlahnya, mengabaikan kewajiban salat, apalagi salat adalah  kebutuhan manusia.
    Malu rasanya apabila kita hanya pada saat terpaksa, kepepet, atau terdesak, dan ketika sangat cemas dan mengharapkan sesuatu, baru kita melakukan salat menghadap ke hadirat Allah.
    Sebagai hamba Allah yang baik, tentunya kita selalu  berusaha untuk menjalankan salat tepat waktu dengan khusyuk serta berusaha menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi segala yang dilarang oleh Allah, semuanya dikerjakan dengan ikhlas untuk mecapai rida Allah.
.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

0 comments:

Post a Comment