Sunday, November 19, 2017

497. MEKAH

MENGAPA ISLAM DISIARKAN DARI MEKAH?
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

     Kalau kita ingin menyampaikan pesan ke seluruh penjuru, sebaiknya kita berdiri di tengah-tengah, dan memilih lokasi yang memudahkan pesan itu tersebar ke segala penjuuru, hindari tempat yang terdapat  kekuatan yang dapat menghalangi dan merugikan, kemudian kita memilih “bintang iklan” sebagai penyampai pesan yang simpatik, berwibawa, dan berkemampuan sehingga menjadi daya tarik yang hebat.
      Timur Tengah adalah jalur penghubung antara Timur dan Barat, maka wajarlah apabila Timur Tengah dipilih menjadi tempat untuk menyampaikan pesan AIlah yang terakhir.
      Pada zaman Nabi Muhammad, yaitu abad ke-5 dan ke-6 Masehi, terdapat dua raksasa “superpower”, yaitu yang pertama, kerajaan Persia yang masyarakatnya menyembah api dan menganut ajaran Mazdak tentang kebebasan seks yang masih berbekas pada masyarakatnya, sehingga permaisuri pun harus menjadi milik bersama. Yang kedua, kerajaan Romawi yang beragama Nasrani yang masih dipengaruhi oleh budaya Kaisar Nero yang memperkosa ibunya sendiri dan membakar habis kotanya.
     Kedua kerajaan raksasa ini bersitegang memperebutkan wilayah Hijaz di Timur Tengah yang ketika itu belum terkuasai siapa pun, meskipun upaya telah dilakukan secara halus oleh Utsman bin Huwairits (seorang antek Romawi), dan dengan kekerasan oleh pasukan gajah Abrahah.
     Pasukan Abrahah menyerang Kakbah dengan alasan penghinaan terhadap rumah ibadah yang dibangunnya di Yaman, sedangkan tujuan sebenarnya adalah ingin menguasai jalur Hijaz, mulai dari Yaman sampai Syam, tetapi Allah menggagalkannya.
      Bayangkan sesuatu yang akan terjadi, apabila ajaran Islam disiarkan di daerah kekuasaan kerajaan Romawi atau wilayah kerajaan Persia yang keyakinannya bertentangan dengan ajaran Islam, maka pasti ajaran Islam dan para pemeluknya ditumpas habis.
      Di Hijaz Timur Tengah ketika itu belum terpusat kekuasaan, dan beberapa kelompok suku saling bermusuhan dan saling berebut pengaruh, tetapi tidak ada kelompok dominan yang berhasil menguasai Timur Tengah.
      Mekah adalah pusat Hijaz, tempat para pedagang dan seniman datang memamerkan dagangan serta hasil karyanya, dan tempat bertemu kafilah dari selatan, utara, timur dan barat.
    Masyarakat Quraisy di Mekah sejak zaman dahulu senang  melakukan perjalanan musim pada dingin dan musim panas ke daerah Romawi dan Persia, hal ini akan memudahkan penyebaran pesan meluas ke segala penjuru.
      Al-Quran surah Quraisy, surah ke-106 ayat 1-5.

لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَٰذَا الْبَيْتِ الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ

      “Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Kakbah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan”.  
      Satu faktor lagi yang mendukung kota Mekah dipilih sebagai tempat menyebarkan ajaran Islam adalah bahwa masyarakat Mekah belum banyak disentuh peradaban, dan masyarakat Mekah belum mengenal munafik (bermuka dua), dan sikap mereka keras kepala, serta lidah (ungkapan) mereka tajam.
      Al-Quran surah Al-Ahzab, surah ke-33 ayat 19 menyatakan mereka berlidah  tajam.

أَشِحَّةً عَلَيْكُمْ ۖ فَإِذَا جَاءَ الْخَوْفُ رَأَيْتَهُمْ يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ تَدُورُ أَعْيُنُهُمْ كَالَّذِي يُغْشَىٰ عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ ۖ فَإِذَا ذَهَبَ الْخَوْفُ سَلَقُوكُمْ بِأَلْسِنَةٍ حِدَادٍ أَشِحَّةً عَلَى الْخَيْرِ ۚ أُولَٰئِكَ لَمْ يُؤْمِنُوا فَأَحْبَطَ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ ۚ وَكَانَ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا.
 
        “Mereka bakhil terhadapmu apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang pingsan karena akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan. Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”.
      Penduduk Mekah juga sangat kuat pendiriannya, meskipun disiksa mereka tetap teguh pendiriannya, misalnya Bilal, Ammar bin Yasir, dan banyak contoh lainnya tidak mau murtad dan keluar dari Islam, meskipun agama memberikan peluang untuk “berpura-pura” selama hati tetap dalam keadaan beriman.
      Al-Quran surah An-Nahl, surah ke-16 ayat 106.

مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ وَلَٰكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

        “Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar”.
      Orang-orang munafik dalam Islam baru muncul di Madinah, entahlah bagaimana kesudahan agama Islam apabila sejak dini sudah terdapat para pemeluknya yang munafik.
      Suku Quraisy adalah suku yang bertempat tinggal dan paling berpengaruh di Mekah, bahasa dan dialeknya sangat indah dan dominan.
     Suku Quraisy mempunyai dua keluarga besar, yaitu Bani Hasyim dan Bani Umayyah, kedua keluarga besar tersebut berasal dari satu keturunan, tetapi memiliki banyak perbedaan, sejak sebelum zaman Islam dan sesudah kedatangan Islam.
    Keluarga Bani Hasyim terkenal gagah, budiman, dan taat beragama, sedangkan  Bani Umayah adalah politikus yang pandai melakukan tipu daya, pekerja yang ambisius, dan tidak simpatik.
      Hal ini disepakati oleh para ahli sejarah, dan pendapat tersebut tidak ditolak oleh Bani Umayah sendiri, meskipun setelah Bani Umayah memegang kekuasaan.
     Berasal dari keluarga siapakah di Mekah ini yang wajar dipilih untuk tugas kenabian? Jawabnya adalah “Berasal dari keluarga Hasyim”.
      Karena Bani Hasyim terkenal gagah, simpatik, berwibawa, dan berbudi pekerti yang luhur, hal ini adalah alasan pengangkatan Nabi Muhammad sebagai Rasul.
      Al-Quran surah Al-Qalam, surah ke-68 ayat 4.

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

      “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”.
     Kesimpulannya, bahwa ajaran Islam disebarkan dari Mekah, bukan karena penduduknya rusak dan bejat, tetapi karena lokasi Mekah sangat strategis dan sikap masyaratnya mendukung, serta yang paling utama adalah ajaran Islam disebarkan oleh Nabi Muhammad yang berbudi pekerti yang agung.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

Related Posts:

  • 417. OBJEKOBJEK ILMU DAN CARA MEMPEROLEHNYA Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.        Beberapa orang bertanya,”Mohon dij… Read More
  • 417. OBJEKOBJEK ILMU DAN CARA MEMPEROLEHNYA Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.        Beberapa orang bertanya,”Mohon dij… Read More
  • 417. OBJEKOBJEK ILMU DAN CARA MEMPEROLEHNYA Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.        Beberapa orang bertanya,”Mohon dij… Read More
  • 417. OBJEKOBJEK ILMU DAN CARA MEMPEROLEHNYA Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.        Beberapa orang bertanya,”Mohon dij… Read More
  • 417. OBJEKOBJEK ILMU DAN CARA MEMPEROLEHNYA Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.        Beberapa orang bertanya,”Mohon dij… Read More

0 comments:

Post a Comment