Tuesday, May 14, 2019

2267. PUASA KENDALI DIRI


PUASA PENGENDALI DIRI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
    Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang puasa adalah upaya mengendalikan diri melawan hawa nafsu?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1.    Puasa dalam arti menahan diri untuk tidak makan dan minum dikenal oleh manusia abad ke-20 dalam berbagai bentuk dan motivasi.
1)    Terdapat orang yang berpuasa untuk kesehatan atau kelangsingan badan.
2)    Ada orang yang berpuasa untuk tujuan protes terhadap suatu kebijakan.
3)    Terdapat orang yang berpuasa untuk membersihkan jiwa, membebaskan diri dari dosa dan mendekatan diri kepada Tuhan.
4)    Ada orang yang berpuasa sebagai tanda berkabung atau menampakkan solidaritas terhadap orang yang kesusahan.
2.    Apa pun motivasi dan bentuk berpuasa yang dilakukan oleh seseorang, semuanya dapat disimpulkan sebagai usaha pengendalian diri, karena pengendalian diri akan mengantarkan manusia kepada kebebasan dari belenggu adat kebiasaan yang dapat menghambat kemajuan.
3.    Pengendalian dan pengarahan dalam kehidupan sangat dibutuhkan oleh manusia, secara pribadi dan kelompok, karena secara umum jiwa manusia berpotensi untuk gampang terpengaruh bisikan dan godaan negatif.
4.    Setiap kelompok dalam masyarakat pun membutuhkan pengendalian dan pengarahan untuk mengatasi masalah kemasyarakatan dan meraih kejayaan, serta tekad untuk menghadapi problem dan meraih kejayaan harus dibarengi dengan kesadaran dan ketenangan jiwa.
5.    Dari sinilah kesadaran berpuasa diperoleh, sedangkan niat berpuasa yang dilakukan hanya karena Allah akan menimbulkan ketenangan dan ketenteraman dalam jiwa manusia.
6.    Setiap tekad utuk mencpai hasil terbaik harus disertai dengan kesadaran agar tidak  menimbulkan sikap keras kepala, serta terpenuhinya unsur ketenangan yang menghindarkan dari dari sikap kecemasan dan kegelisahan.
7.    Berpuasa sangat berperan dalam membina mutu manusia dan masyarakat untuk menghadapi kebutuhan masa kini dan masa depan, serta membentengi diri dan masyarakat dari kesulitan yang dihadapi untuk mencapai keberhasilan.
8.    Berpuasa dibutuhkan oleh semua manusia, kaya atau miskin, pandai atau bodoh dalam kedudukannya sebagai pribadi atau anggota masyarakat untuk memelihara diri dan mengembangkan masyarakatnya.
9.    Tidak mengherankan apabila berpuasa, sebagaimana diinformasikan oleh Al-Quran, telah diwajibkan oleh Allah maupun atas kesadaran manusia sendiri, sejak zaman dahulu.
10. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 183.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
    
      Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atasmu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelummu, agar kamu bertakwa.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment