TUJUAN ADANYA
WAKTU
Oleh: Drs. H.
M. YusronHadi, M.M.

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan
tentang tujuan adanya waktu menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1.
Kata “waktu” (menurut KBBI V) dapat diartikan “seluruh rangkaian saat
ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung”, “lamanya (saat
yang tertentu)”, saat yang tertentu untuk melakukan sesuatu”,”kesempatan”,
“tempo”, “peluang”, “ketika”, “saat”, “hari (keadaan hari)”, dan “saat yang
ditentukan berdasarkan pembagian bola dunia”
2.
Sedangkan kata “relativitas” adalah “hal (keadaan) relatif”, dan
“kenisbian”.
3.
Ketika beberapa orang sahabat Nabi Muhammad mengamati bentuk bulan
yang sedikit demi sedikit berubah bentuk dari bulan sabit ke bulan purnama,
lalu kembali berbentuk sabit dan bulan kemudian menghilang.
4.
Mereka bertanya kepada Nabi Muhammad ,"Mengapa terjadi demikian?"
Al-Quran menjawab,”Yang demikian adalah waktu-waktu untuk manusia dan untuk menetapkan
waktu ibadah haji”.
5.
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 189.
۞
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ ۖ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ ۗ
وَلَيْسَ الْبِرُّ بِأَنْ تَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ ظُهُورِهَا وَلَٰكِنَّ
الْبِرَّ مَنِ اتَّقَىٰ ۗ وَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ أَبْوَابِهَا ۚ وَاتَّقُوا
اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Mereka bertanya kepadamu tentang bulan
sabit. Katakan: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan
(bagi ibadah) haji; Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari
belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan
masuklah ke rumah-rumah itu dari pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar
kamu beruntung.
6.
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 189 mengisyaratkan bahwa
peredaran matahari dan bulan yang menghasilkan pembagian terperinci, seperti perjalanan
dari bulan sabit ke bulan purnama, harus dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk menyelesaikan
tugasnya sebagai khalifah.
7.
Salah satu tugas yang harus diselesaikan oleh manusia adalah beribadah,
yang dalam hal ini dicontohkan dengan ibadah haji, karena ibadah haji
mencerminkan seluruh rukun Islam, yaitu syahadat, salat, zakat, puasa Ramadan,
dan ibadah haji.
8.
Keadaan bulan dapat dipakai untuk menyadarkan keberadaan manusia di
permukaan bumi ini, bahwa nasib manusia mirip nasib bulan.
9.
Proses keberadaan manusia di bumi.
1)
Manusia padaawalnya tidak tampak di permukaan bumi.
2)
Manusia masih kecil mungil muncul lahir di bumi bagaikan bulan sabit.
3)
Sedikit demi sedikit membesar sampai dewasa.
4)
Menjadi sempurna seperti bulan purnama.
5)
Manusia menua sampai akhirnya hilang dari pentas bumi ini.
10. Al-Quran surah
Al-Furqan (surah ke-25) ayat 62.
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ
خِلْفَةً لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا
Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan
siang silih berganti bagi orang yang ingin memgambil pelajaran atau orang yang
ingin bersyukur.
11. Manusia dapat mengambil
pelajaran berkaitan dengan kejadian masa lampau, yang menuntut introspeksi dan kesadaran menyangkut semua hal yang telah terjadi,
sehingga mengantarkan manusia untuk melakukan perbaikan dan peningkatan.
12. Bersyukur dalam
definisi agama adalah menggunakan segala potensi yang dianugerahkan oleh Allah
sesuai dengan tujuan penganugerahannya, hal ini menuntut upaya dan kerja keras.
13. Banyak ayat
Al-Quran yang berbicara tentang peristiwa masa lampau yang diakhiri dengan pernyataan,
“Maka ambillah pelajaran dari peristiwa itu”.
14. Demikian pula
ayat Al-Quran yang menyuruh manusia bekerja untuk menghadapi masa depan, atau berpikir
dan menilai hal yang telah dipersiapkannya untuk masa depannya.
15. Salah satu ayat
Al-Quran yang terkenal tentang tema ini adalah, “Wahai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok”.
16. Al-Quran surah
Al-Hasyr (surah ke-59) ayat 18.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا
اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ
اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
17. Ayat Al-Quran
surah Al-Hasyr (surah ke-59) ayat 18 dimulai dengan perintah “bertakwa” dan diakhiri
dengan perintah “bertakwa”.
18. Hal ini mengisyaratkan
bahwa landasan berpikir dan tempat bertolak untuk menyiapkan masa depan adalah
“ketakwaan” dan hasil akhirnya yang diperoleh adalah “ketakwaan” juga.
19. Pengertian
“hari esok” yang dimaksudkan dalam Al-Quran surah Al-Hasyr (surah ke-59) ayat
18 tidak terbatas pengertiannya pada “hari esok di akhirat kelak”, tetapi termasuk
“hari esok” ketika masih berada “di dunia sekarang ini”.
20. Kata “ghad”
yang diterjemahkan dengan “esok” ditemukan dalam Al-Quran sebanyak 5 kali, yang
3 kali secara jelas digunakan dalam konteks “hari esok duniawi” dan yang 2 kali
sisanya dapat mencakup “hari esok di dunia dan hari esok di akhirat”.
DaftarPustaka
1.
Shihab, M.Quraish. LenteraHati. KisahdanHikmahKehidupan.
PenerbitMizan, 1994.
2.
Shihab, M. QuraishShihab. Wawasan Al-Quran. TafsirMaudhuiatasPerbagaiPersoalanUmat.
PenerbitMizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment