Tuesday, May 21, 2019

2368. AYAT RIBA


AYAT RIBA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang kebenaran ayat Al-Quran tentang riba?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1.    Krisis Bank Summa yang pernah melanda dunia perbankan Indonesia yang mengakibatkan kecemasan dan kegelisahan para nasabah.
2.    Bukan hanya nasabah kecil, sebelum adanya kesediaan pihak Bank membayar mereka, tetapi mungkin juga nasabah besar yang pandai atau terpaksa menyembunyikannya.
3.    Ada sebagian agamawan yang ingin membuktikan kebenaran firman Allah melalui krisis dan kegusaran itu.
4.    Mereka menunjuk pada firman-Nya Allah memusnahkan riba dan mengembangkan sedekah.
5.    Bahwa orang-orang yang melakukan aktivitas atas dasar riba hatinya tidak tenteram, gusar tidak tahu arah, bagai orang yang kesurupan setan.
6.    Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 275.

الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا ۗ وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا ۚ فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَىٰ فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَمَنْ عَادَ فَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
     Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.


7.    Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 276.

يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ
   
  Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.

8.    Semua umat Islam pasti yakin kebenaran ayat-ayat tersebut dan tidak ada yang  dapat mengingkari adanya kegelisahan karena musnahnya Bank Summa.
9.    Sebagian ulama enggan menjadikan kasus ini sebagai bukti kebenaran ayat-ayat itu, terlepas dari silang-pendapat tentang substansi riba dan praktik perbankan konvensional.
10. Tetapi agaknya semua sependapat bahwa kerugian juga dapat terjadi pada perniagaan halal bila salah urus, dan keuntungan melimpah dapat diraih melalui usaha haram yang rapi.
11.  Ini tentunya berkautan dengan untung dan rugi dalam kacamata ekonomi, tetapi agama Islam berpandangan lebih luas.
12. Nabi Muhammad bersabda,"Sudahkah engkau membagikan kambing yang baru disembelih itu?" Aisyah (istri Nabi) menjawab,"Semua telah habis kubagikan, yang tinggal hanya pahanya untuk kita makan bersama."
13. Nabi Muhammad meluruskan pandangan Aisyah, “Tidak begitu, yang tinggal adalah yang engkau bagikan itu dan yang habis adalah paha kambing yang engkau tinggalkan."
14. Dalam bahasa inilah ulama tafsir memahami arti "memusnahkan riba" bukan dalam arti membinasakannya atau menjadikan pemiliknya merugi menurut ukuran pasar.
15. Jelasnya "memusnahkan" dalam arti menghilangkan berkahnya, meskipun kuantitasnya tampak terlihat banyak.
16. Kekayaan dalam pandangan agama bagaikan kemampuan membentuk lingkaran utuh, sehingga menjadi 360 derajat.
17. Meskipun lingkaran tersebut kecil, asalkan lingkaran untuh, tentunya hati telah bulat dan tidak gusar lagi.
18. Kegusaran yang dimaksudkan oleh ayat riba di atas juga dipahami dalam bahasa agama, “Siapa yang tidak gusar apabila yang dicintainya terancam hilang dan  musnah?”
19. Dalam pandangan agama Islam, harta dan anak-anak adalah perhiasan hidup serta andalan meraih harapan masa depan.
20. Al-Quran Al-Kahfi (surah ke-18) ayat 46.

 الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا       
      Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shaleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.

21. Agama Islam tidak melarang orang-orang untuk berusaha memperoleh harta kekayaan dan mencintai anak-anaknya, tetapi hanya mengingatkan bahwa kecintaan yang berlebihan terhadap harta kekayaan dan anak-anak dapat menjadi sumber kegelisahan dan malapetaka.
22. Semakin besar kecintaan seseorang, semakin parah pula kegusarannya bila ke-cintaannya terancam, maka wajar jika agama Islam menekankan perlunya kestabilan emosi dan moderasi dalam cinta.
23. Jika cinta melampaui batas sehingga nilai-nilai agama dikorbankan, maka tunggulah keruntuhan bangunan masyarakat dan terhentinya gerak sejarah.

24. Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 24.

قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
      Katakan:"Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.”

25. Keresahan dan kehilangan arah yang ditunjuk oleh ayat riba yang disebut di awal tulisan ini, bukannya terjadi di dunia ini, tetapi akan terjadi di akhirat nanti.
26. Sehingga, tidak wajar jika akan dibuktikan di dunia sekarang ini.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment