AYAT RIBA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang kebenaran ayat
Al-Quran tentang riba?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1. Krisis Bank Summa yang pernah melanda
dunia perbankan Indonesia yang mengakibatkan kecemasan dan kegelisahan para
nasabah.
2. Bukan hanya nasabah kecil, sebelum adanya
kesediaan pihak Bank membayar mereka, tetapi mungkin juga nasabah besar yang pandai
atau terpaksa menyembunyikannya.
3. Ada sebagian agamawan yang ingin
membuktikan kebenaran firman Allah melalui krisis dan kegusaran itu.
4. Mereka menunjuk pada firman-Nya Allah memusnahkan
riba dan mengembangkan sedekah.
5. Bahwa orang-orang yang melakukan
aktivitas atas dasar riba hatinya tidak tenteram, gusar tidak tahu arah, bagai
orang yang kesurupan setan.
6. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2)
ayat 275.
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا
كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ
قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا ۗ وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ
الرِّبَا ۚ فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَىٰ فَلَهُ مَا سَلَفَ
وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَمَنْ عَادَ فَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا
خَالِدُونَ
Orang-orang yang makan
(mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang
demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual
beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang
telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah
penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
7. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2)
ayat 276.
يَمْحَقُ
اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ
Allah memusnahkan riba dan
menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam
kekafiran, dan selalu berbuat dosa.
8. Semua umat Islam pasti yakin kebenaran
ayat-ayat tersebut dan tidak ada yang dapat
mengingkari adanya kegelisahan karena musnahnya Bank Summa.
9. Sebagian ulama enggan menjadikan kasus
ini sebagai bukti kebenaran ayat-ayat itu, terlepas dari silang-pendapat
tentang substansi riba dan praktik perbankan konvensional.
10. Tetapi agaknya semua sependapat bahwa kerugian
juga dapat terjadi pada perniagaan halal bila salah urus, dan keuntungan
melimpah dapat diraih melalui usaha haram yang rapi.
11. Ini tentunya berkautan dengan untung dan rugi
dalam kacamata ekonomi, tetapi agama Islam berpandangan lebih luas.
12. Nabi Muhammad bersabda,"Sudahkah
engkau membagikan kambing yang baru disembelih itu?" Aisyah (istri Nabi)
menjawab,"Semua telah habis kubagikan, yang tinggal hanya pahanya untuk
kita makan bersama."
13. Nabi Muhammad meluruskan pandangan Aisyah,
“Tidak begitu, yang tinggal adalah yang engkau bagikan itu dan yang habis
adalah paha kambing yang engkau tinggalkan."
14. Dalam bahasa inilah ulama tafsir memahami
arti "memusnahkan riba" bukan dalam arti membinasakannya atau
menjadikan pemiliknya merugi menurut ukuran pasar.
15. Jelasnya "memusnahkan" dalam
arti menghilangkan berkahnya, meskipun kuantitasnya tampak terlihat banyak.
16. Kekayaan dalam pandangan agama bagaikan
kemampuan membentuk lingkaran utuh, sehingga menjadi 360 derajat.
17. Meskipun lingkaran tersebut kecil, asalkan
lingkaran untuh, tentunya hati telah bulat dan tidak gusar lagi.
18. Kegusaran yang dimaksudkan oleh ayat riba
di atas juga dipahami dalam bahasa agama, “Siapa yang tidak gusar apabila yang
dicintainya terancam hilang dan musnah?”
19. Dalam pandangan agama Islam, harta dan
anak-anak adalah perhiasan hidup serta andalan meraih harapan masa depan.
20. Al-Quran Al-Kahfi (surah ke-18) ayat 46.
الْمَالُ وَالْبَنُونَ
زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ
ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi
amalan-amalan yang kekal lagi shaleh adalah lebih baik pahalanya di sisi
Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.
21. Agama Islam tidak melarang orang-orang untuk
berusaha memperoleh harta kekayaan dan mencintai anak-anaknya, tetapi hanya
mengingatkan bahwa kecintaan yang berlebihan terhadap harta kekayaan dan
anak-anak dapat menjadi sumber kegelisahan dan malapetaka.
22. Semakin besar kecintaan seseorang, semakin
parah pula kegusarannya bila ke-cintaannya terancam, maka wajar jika agama Islam
menekankan perlunya kestabilan emosi dan moderasi dalam cinta.
23. Jika cinta melampaui batas sehingga nilai-nilai
agama dikorbankan, maka tunggulah keruntuhan bangunan masyarakat dan
terhentinya gerak sejarah.
24. Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9)
ayat 24.
قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ
وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ
كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ
وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ
لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Katakan:"Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri,
kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu
khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai lebih
kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka
tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang fasik.”
25. Keresahan dan kehilangan arah yang
ditunjuk oleh ayat riba yang disebut di awal tulisan ini, bukannya terjadi di
dunia ini, tetapi akan terjadi di akhirat nanti.
26. Sehingga, tidak wajar jika akan dibuktikan
di dunia sekarang ini.
Daftar Pustaka
1.
Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment