MANUSIA
USIA LANJUT
(MANULA)
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan
tentang manusia usia lanjut (manula) ?” Penulis novel "Malam Itu Datangnya Lamban"
menjelaskanya.
1. Orang tua yang katanya banyak makan
asam garam, artinya mengerti semuanya, ternyata mereka seperti anak-anak yang
tidak memahami tentang masa tuanya sendiri.
2. Banyak orang tua yang tidak
mempersiapkan diri menghadapi perjalanan masa tuanya sendiri.
3. Manusia sejak menginjak usia 60 tahun
mulai memasuki manula (manusia usia lanjut).
4. Sebelum hari benar-benar gelap, para
manula harus mengingat beberapa pemandangan yang akan dihadapinya, sehingga
hatinya lebih siap dan tidak galau.
5. Pemandangan ke-1:
1) Ketika usia makin tua, para manula
harus menyadari bahwa makin sedikit orang-orang yang ada di samping kita.
2) Generasi orang tua di atas kita
telah tiada dan generasi seumuran dengan kita juga banyak yg sudah tidak mampu
merawat dirinya sendiri.
3) Para generasi muda mempunyai
kesibukan sendiri, bahkan mungkin suami atau istri sudah meninggalkan dunia
yang fana ini terlebih dahulu.
4) Yang menemani kita hanyalah hari-hari
kosong melompong, kita harus belajar untuk hidup sendirian, dan berusaha menikmati
kesendirian.
6. Pemandangan ke-2:
1) Perhatian masyarakat makin lama
makin kecil, tidak peduli betapa gemilangnya karir kita selama ini.
2) Betapa pun terkenalnya kita, setelah
uzur kita menjadi kakek atau nenek yang biasa saja.
3) Pusat perhatian tidak lagi menyoroti
diri kita, marilah belajar duduk di sudut yang tenang, dan mengagumi keriuhan
generasi muda.
4) Kita harus berusaha menanggulangi perasaan
cemburu, iri, dan galau terhadap generasi muda.
7. Pemandangan ke-3:
1) Jalan di depan kita banyak bahaya yang
menghadang.
2) Sakit, patah tulang, stroke,
alzheimer, kanker, dan lainnya semua itu mungkin menghampiri kita .
3) Kita sulit menolaknya, sehingga kita
harus belajar berdamai dengan penyakit, belajar hidup bersama penyakit, dan berteman dengan
penyakit.
4) Mari kita jaga suasana hati, tugas
kita adalah berpikir positif, berolah raga yang cukup, dan selalu memompa
semangat untuk diri kita sendiri.
8. Pemandangan ke-4:
1) Kita harus membiasakan diri untuk hidup
di atas tempat tidur, seperti bayi.
2) Kembali ke situasi seperti waktu
kita kecil, ketika ibu melahirkan kita.
3) Setelah melewati liku-liku kehidupan
yang penuh warna, akhirnya kita kembali ke awal, yaitu ke tempat tidur, dan mungkin
menerima perawatan orang lain.
4) Yang berbeda adalah dahulu kita
dirawat oleh ibu dan ayah penuh kita dengan penuh kasih sayang, tetapi akhirnya
belum tentu ada keluarga yang merawat kita.
5) Mungkin yang merawat kita adalah
perawat yang wajahnya tersenyum, tetapi kita
tidak tahu dalam hatinya, kita tetap harus bersyukur, merendah dan berterima
kasih.
9. Pemandangan ke-5:
1) Menghadapi tahap terakhir perjalanan
hidup di dunia, kita harus belajar menerima dan mengikhlaskan segalanya.
2) Mari kita nimati sisa kehidupan ini
dan mensyukuri semua yang kita miliki selama ini.
3) Jangan terlalu memikirkan hal-hal kecil
dan tetek bengek, dan jangan mudah terganggu hal yang remeh-temeh.
4) Yakinlah anak-anak dan cucu-cucu
kita masing-masing mempunyai rezeki yang dipersiapkan oleh Allah Yang Maha
Pengasih lagi Penyayang.
5) Jangan mudah tersinggung dan cepat
marah, nanti teman kita makin sedikit.
6) Mari kita persiapkan suasana hati menghadapi
sisa perjalanan ini dengan alami dan wajar.
7) Selamat menjalani hidup dengan penuh
kebahagiaan dan kesejahteraan dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah yang
Maha Pengampun.
10. Al-Quran surah Al-Jumuah (surah ke-62)
ayat 8.
قُلْ إِنَّ
الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ
عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Katakan: "Sesungguhnya kematian yang
kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemuimu, kemudian
kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang
nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan".
11. Al-Quran surah Yasin (surah ke-36)
ayat 68.
وَمَنْ نُعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ
فِي الْخَلْقِ ۖ أَفَلَا يَعْقِلُونَ
Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia
kepada kejadian (nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?
12. Al-Quran surah Hud (surah ke-11)
ayat 6.
۞ وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ
إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ
فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah yang
memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat
penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz).
(Sumber: internet)
0 comments:
Post a Comment